Momen Ramadhan tentunya sangatlah tepat untuk bermuhasabah diri.Pengertian dari muhasabah diri adalah menilai diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri, intropeksi diri. Banyak manusia yang lalai kepada Allah, dari lalai seperti menyembah Allah 'Azza wa Jalla hingga bentuk lalai lainnya semisal dalam bersyukur, sedangkan Allah memberinya limpahan anugerah dan kebaikan seperti kesehatan, rezeki, keluarga, pekerjaan, tumpukan harta, dll. Subhanallah.

Quote:

Sebagai contoh mari kita sedikit memulai muhasabah diri atas perkara-perkara ini:

Bagaimana dengan shalat kita, rajin 5 waktu atau masih bolong-bolong atau tidak shalat?
Sudah berapa kali kita khatam Al-Qur'an? Lima kali, dua kali, satu kali atau belum pernah?
Jika ditimbang-timbang lebih banyak mana antara amal ibadah dan perbuatan dosa kita?
Jika sewaktu-waktu ajal menjemput, apakah sudah siap dengan bekal untuk akhirat nanti?

Sebagai contoh mengapa doa-doa yang kita panjatkan kepadaNya hingga kini belum terkabul? Atau semisal banyak masalah/cobaan mendera kehidupan. Adapun beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain: banyak dosa, gemar melakukan maksiat dan dosa, su'udzon terhadap Allah, yang dimakan atau yang dipakai tidak halal, nafkah yang tidak barokah, memutus tali silahturahmi, dll. Mari intropeksi diri, jadikan momen Ramadhan untuk berbenah diri.

Pada bulan Ramadhan yang mulia dan penuh berkah, maka sudah semustinya kita bisa memaksimalkan waktu-waktu yang ada dengan perkara-perkara yang bermanfaat, perkara ibadah dan perkara kebaikan lainnya. Hendaknya kita berusaha istiqomahmenjaga ibadah yang ada sepanjang bulan Ramadhan. Banyak dari kaum Muslimin semangat di awal Ramadhan, lalu semakin hari semakin menurun ibadahnya karena kembali terlalaikan dengan perkara duniawi.



Menulis trit ini mengingatkan ane kepada sosok Mu'adz Al Hafidz dan Muhammad Islah, mereka adalah tunanetra, namun semangatnya dalam menghafal Al-Qur'an sangat luar biasa. Tak lupa sosok Ibu Anik Indrawati dan Bapak Suharto suami dan istri tunanetra dari Surabaya yang menyusun Al-Qur'an Braille. Ya Subhanallah, sungguh mulia. Lantas bagaimanakah dengan semangat dari kita yang mana Allah karuniakan penglihatan sempurna?


Banyak hadits dhaif (lemah) dan maudhu (palsu) yang beredar di masyarakat terkait ibadah di bulan Ramadhan, salah satunya adalah hadits tentang tidur di bulan Ramadhan adalah ibadah, bahwasanya hadits ini merupakan hadits dhaif yang tidak dapat dijadikan rujukan atau landasan dalam beramal ibadah. Namun tidak sedikit dari kaum Muslimin yang bertabiat pemalas dalam beribadah menjadikan hadits ini sebagai dasar untuk menghabiskan waktu untuk tidur.

Tidak mengapa seorang Muslim tidur ketika sedang berpuasa jika tujuannya untuk istirahat atau memulihkan stamina, selama tidak berlebih-lebihan dalam tidurnya tersebut. Jangan sampe tidurnya seperti beruang kutub yang sedang hibernasi, kebanyakan tidurnya daripada melakukan aktivitas ibadah atau kewajiban dalam bekerja serta hal positif lainnya.

Di bulan Ramadhan kita sangat dianjurkan untuk gemar melakukan shodaqoh. Sekiranya dari rezeki yang ada kita dapat membantu mereka-mereka yang membutuhkan, maka sungguh besar pahala yang ada. Dan jangan salah menafsirkan shodaqoh hanya dalam bentuk uang semata, karena kita bisa bershodaqoh berwujud makanan hingga senyuman.

Quote:

Salah satu ciri dari penghuni surga adalah gemar bershodaqoh di kala lapang maupun sempit

Dan perlu juga diperhatikan, bahwasanya kebiasaan gemar ataus sering bershodaqoh jangan hanya sebatas bulan Ramadhan saja, namun jadikan itu sebuah kebiasaan yang mulia yang juga diamalkan di luar bulan Ramadhan. Sering kita temui kaum fakir miskin atau dhuafa yang 'kebanjiran' shodaqoh dari kaum Muslimin di kala bulan Ramadhan, namun selepas bulan Ramadhan mereka seolah kembali terlupakan. Mari gemar shodaqoh 'anytime & anywhere'.

Bagi yang mengharapkan pahala dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka sudah semustinya selalu berusaha menjauhkan diridari berbagai perkara yang dapat menyebabkan dosa atau kemaksiatan, apalagi dibulan Ramadhan.


Pada bulan Ramadhan kadang masih ditemui 'pasangan' remaja berduaan

Quote:

Jaga dan tundukkanlah pandangan mata kita, hindarilah godaan syahwat.
Jaga ucapan, jauhilah perkara ghibah (gosip) atau namimah (adu domba).
Jauhilah bentuk perdebatan yang mengeraskan hati dan tidak berguna.
Jauhkan diri kita dari ucapan kotor, berdusta apalagi menyebarkan fitnah.
Jauhilah zina mata, zina ucapan, zina pikiran terlebih lagi zina perbuatan.
Jauhilah berbagai pintu dosa lainnya, apakah itu dosa besar ataupun kecil.

Perlu kita ingat bahwa suara adzan mahgrib bukan pertanda kita boleh kembali berbuat maksiat dan dosa, setelah seharian berjuang melawan hal-hal yang dapat merusak atau membatalkan puasa. Bagi yang tidak memahami hakikat atau esensi dari berpuasa, maka banyak yang tanpa sadar menganggap bahwa ketika telah berbuka maka kembali bebas berbuat maksiat dan dosa, ini salah kaprah akut! Ini bisa diperumpakan seperti residivis kambuhan.

Pada bulan Ramadhan, ketika kita menjalankan berbagai ibadah yang ada tentunya kita tidak lepas dari gangguan-gangguan yang ada, baik yang datangnya dari dalam diri kita sendiri maupun dari orang lain. Dan tentunya di bulan Ramadhan ini kita harus punya yang salah satunya adalah bekal kesabaran, sehingga ibadah puasa bisa maksimal.

Makanlah secukupnya, namun jangan berlebihan.Allah Ta'ala tidak menyukai perbuatan yang sifatnya berlebih-lebihan, termasuk dalam hal ini terkait tabiat makan dan minum. Dengan datangnya Ramadhan mustinya banyak dari kita lebih berhemat, namun kenyataannya malah banyak keluarga-keluarga yang budget pengeluarannya malah membengkak akibat konsumsi selama bulan Ramadhan yang berlebihan. Salah satu esensi dari puasa Ramadhan adalah kita dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi fakir miskin atau dhuafa yang sering merasakan kelaparan dalam kesehariannya, sehingga diharapkan dapat meninggkatkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga tidak perlu harus dengan menu berbuka atau sahur yang malah lebih 'mewah' dibanding hari-hari biasa.




Jangan menjadi sosok omnivora di malam hari. Jangan menjadikan waktu di malam hari sebagai ajang 'balas dendam', sehingga ketika menemukan ada makanan dan minuman semua diembat sampe susah bernafas karena kekenyangan. Janganlah berperilaku seperti seorang vampir, yang siang harinya tenang tapi kalap di malam hari.

Ngaskuslah dengan bijak selama Ramadhan.Tidak bisa kita pungkiri, dari sekian banyak Kaskuser yang ada, masih kadang kita temui mereka-mereka yang jadi oknum yang gemar membuat trit-trit berbau BB atau pornografi hingga trit-trit bermuatan provokasi SARA yang memicu emosi atau kemarahan. Maka hendaknya jangan sekali-kali tertarik apalagi membuka dan menikmati isi trit-trit yang seperti itu, karena bisa menyebabkan hilangnya pahala puasa agan.




Dalam Islam, ketika agan melakukan amal kebaikan yang sesuai dengan syariat dan itu bermanfaat bagi orang lain, maka InsyaAllah pahala mengalir dari orang-orang yang mengambil kebaikan dari agan. Sebagai contoh beliau Imam Al-Bukhari rahimahullah, kitab karya beliau seperti Kitab Shahih Bukhari, Kitab Al-Adab Al-Mufrad dan selainnya telah dibaca sejak jaman beliau hidup hingga saat ini. Bayangkan pahala yang mengalir untuk beliau ketika milyaran umat Islam dari generasi ke generasi mengambil kebaikan dari karya-karya beliau. Nah begitu pula ketika seseorang menyebarkan kemaksiatan, mengalir pula dosa dari orang-orang yang terjatuh dalam kemaksiatan karenanya. Nah bayangin mereka yang suka bikin trit berbau BB/porno dan juga masang avatar porno di Kaskus, tidak disadari dosa terus mengalir dan menggunung. Naudzubillah min dzalik. Dan celakanya kadang pelakunya malah bangga.

Shalat adalah tiang agama, shalat adalah yang pertama kali kelak dihisab di yaumul akhirat.Barang siapa yang shalatnya baik maka baiklah seluruh amal, barang siapa shalatnya buruk maka buruklah seluruh amal, apalagi jikalau tidak shalat! Dan jangan lupa bahwa shalat hakikatnya adalah menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala, memanjatkan dzikir dan berdoa kepadaNya. Bagaimana bisa seorang mau berpuasa namun tidak mau menyembah Allah 'Azza wa Jalla sebagai kewajiban Muslim yang beriman? Ini sebuah kesalahan yang sangat fatal dan banyak kita temui!

Sehingga apabila seseorang berpuasa namun dia meninggalkan shalat, maka puasa yang dia lakukan tidaklah sah (tidak diterima). Puasa yang diakukan tidaklah bermanfaat pada hari kiamat nanti serta menjadi orang yang celaka.





Setiap dari yang Rasulullah sampaikan bukanlah dari hawa nafsu akal pikiran beliau semata, namun semuanya merupakan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana beliau merupakan utusanNya. Dan Allah Ta'ala melalui Rasul-Nya mengancamkan dengan kekafiran terhadap setiap dari mereka yang meninggalkan shalat dan tidaklah Allah terima segala ibadah dari mereka. Mau puasa, mau haji, mau rajin shodaqoh tapi gak mau shalat, sia-sia amalannya.

Sehingga bagi yang lalai dalam shalatnya, maka hendaknya: "Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa". TS sendiri pernah memiliki beberapa teman yang lalai dalam shalatnya dan gemar dengan perkara maksiat. Nasehat disampaikan untuk bertaubat, ingat kepada Allah Ta'ala, namun semua nasehat disepelekan, berpikir masih muda maka nanti saja taubatnya kalau sudah tua saja. Menjadikan candaan atas sifat Allah yang maha pengampun. Namun diluar dugaan, ternyata ajal menjemputnya lebih awal diusia muda. Sementara hidupnya banyak diisi dengan perbuatan maksiat.