- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Temukan Biang Keladi Masalah di Tanjung Priok


TS
anshasoank
Jokowi Temukan Biang Keladi Masalah di Tanjung Priok
Jokowi Temukan Biang Keladi Masalah di Tanjung Priok

viva
3 Menteri Lakukan Koordinasi Perbaiki Waktu Bongkar Muat Kapal
hayoo siapaaa..?

Quote:
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo mengaku sudah menemukan siapa biang keladi yang membuat proses pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok lamban. Namun, Jokowi tidak mau menyebutkan siapa pejabat yang terancam dipecat itu.
"Nanti.. nanti. Kalau sudah akan saya sampaikan," kata Jokowi usai buka puasa bersama anak yatim piatu di Istana Negara, Jakarta, Kamis 18 Juni 2015.
Jokowi memastikan akan memecat pejabat itu. "Saya sudah ngomong apa? Kalau dicopot yah akan dicopot," ujar dia.
Pencopotan ini, kata Jokowi, berlaku untuk semua level, baik yang bekerja di lapangan atau di level dirjen maupun menterinya. Namun, dia tidak menyebut secara spesifik di level mana yang akan dia copot usai kemarahannya di Tanjung Priok.
"Kalau memang performanya tidak bisa melayani dengan cepat, seperti yang saya sampaikan ya," ujar dia.
Sebab, menurut dia, dengan tidak baiknya kinerja kementerian dan lembaga yang mengelola Tanjung Priok ini terjadi ketidakefisienan sebesar Rp780 triliun.
"Loading dan unloading, bongkar muat, kelamaan karena hal-hal yang bersifat dokumen. Ada moragenya kapal berhenti di situ tidak bisa cepat. Ini biaya, seperti itu meninggikan biaya logistik dan transportasi," ujar dia.
Tak hanya Tanjung Priok, Jokowi juga akan segera mengecek di pelabuhan-pelabuhan lainnya.
"Nanti kalau sudah data itu betul-betul sudah, saya akan cek dengan cara saya sendiri. Nanti dilihat, kamu bisa lihat," kata dia.
Jokowi marah besar ketika sidak ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 17 Juni 2015. Jokowi marah lantaran menemukan tak ada perubahan sejak pertama kali dia datang ke pelabuhan itu, beberapa bulan lalu. (one)
"Nanti.. nanti. Kalau sudah akan saya sampaikan," kata Jokowi usai buka puasa bersama anak yatim piatu di Istana Negara, Jakarta, Kamis 18 Juni 2015.
Jokowi memastikan akan memecat pejabat itu. "Saya sudah ngomong apa? Kalau dicopot yah akan dicopot," ujar dia.
Pencopotan ini, kata Jokowi, berlaku untuk semua level, baik yang bekerja di lapangan atau di level dirjen maupun menterinya. Namun, dia tidak menyebut secara spesifik di level mana yang akan dia copot usai kemarahannya di Tanjung Priok.
"Kalau memang performanya tidak bisa melayani dengan cepat, seperti yang saya sampaikan ya," ujar dia.
Sebab, menurut dia, dengan tidak baiknya kinerja kementerian dan lembaga yang mengelola Tanjung Priok ini terjadi ketidakefisienan sebesar Rp780 triliun.
"Loading dan unloading, bongkar muat, kelamaan karena hal-hal yang bersifat dokumen. Ada moragenya kapal berhenti di situ tidak bisa cepat. Ini biaya, seperti itu meninggikan biaya logistik dan transportasi," ujar dia.
Tak hanya Tanjung Priok, Jokowi juga akan segera mengecek di pelabuhan-pelabuhan lainnya.
"Nanti kalau sudah data itu betul-betul sudah, saya akan cek dengan cara saya sendiri. Nanti dilihat, kamu bisa lihat," kata dia.
Jokowi marah besar ketika sidak ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 17 Juni 2015. Jokowi marah lantaran menemukan tak ada perubahan sejak pertama kali dia datang ke pelabuhan itu, beberapa bulan lalu. (one)
viva
3 Menteri Lakukan Koordinasi Perbaiki Waktu Bongkar Muat Kapal
Spoiler for beritasatu:
Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo melakukan koordinasi untuk memperbaiki waktu bongkar muat kapal (dwelling time) yang masih memakan waktu sekitar 5,5 hari.
Catatan waktu tersebut masih jauh dari target pemerintah hingga 4,7 hari.
"Sebagai tindak lanjut kunjungan Bapak Presiden Joko Widodo kemarin, kami sudah siapkan dua langkah, termasuk juga meninjau Ditjen Bea Cukai dan Pelindo pagi tadi," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di Jakarta, Kamis (18/6).
Dalam rapat koordinasi bersama Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Kantor Kemenko Kemaritiman, Indroyono mengatakan dua langkah itu yakni memperkuat sistem layanan online serta memperbaiki sistem perizinan di sektor perdagangan dan perhubungan.
Indroyono mengatakan pihaknya akan memperkuat sistem online untuk memonitor waktu bongkar muat kapal melalui situs www.dwelling.indonesiaport.co.idyang bisa diakses masyarakat.
Melalui situs itu pula, masyarakat bisa memonitor langsung waktu bongkar muat kapal dalam hitungan jam, hari, bulan hingga tahunan.
"Gunanya supaya pelayanan bisa lebih cepat," katanya.
Adapun terkait masalah di sektor perdagangan dan perhubungan, pemerintah mengimbau pelaku usaha impor untuk melengkapi izin sebelum barang diberangkatkan ke Indonesia.
Sementara, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan pihaknya akan mensosialisasikan aturan tersebut hingga ke media cetak.
"Sebetulnya tidak sedikit importir yang saat masuk pelabuhan baru mengurus izinnya, itu yang jadi memperpanjang dwelling time," kata Rachmat.
Adapun Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan meminta agar operator pelabuhan bisa mengusahakan tempat penimbunan peti kemas hanya untuk transit, bukan menginap.
"Soal tarif, penimbunan peti kemas itu harus dibuat agar orang tidak mau nimbun lama-lama, karena kan itu mengganggu waktu bongkar muat kapal dan terjadi penumpukan," katanya.
Namun, Jonan menambahkan, penetapan tarif tersebut nantinya menjadi keputusan operator pelabuhan.
/FIR
Antara
beritasatu
Catatan waktu tersebut masih jauh dari target pemerintah hingga 4,7 hari.
"Sebagai tindak lanjut kunjungan Bapak Presiden Joko Widodo kemarin, kami sudah siapkan dua langkah, termasuk juga meninjau Ditjen Bea Cukai dan Pelindo pagi tadi," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di Jakarta, Kamis (18/6).
Dalam rapat koordinasi bersama Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Kantor Kemenko Kemaritiman, Indroyono mengatakan dua langkah itu yakni memperkuat sistem layanan online serta memperbaiki sistem perizinan di sektor perdagangan dan perhubungan.
Indroyono mengatakan pihaknya akan memperkuat sistem online untuk memonitor waktu bongkar muat kapal melalui situs www.dwelling.indonesiaport.co.idyang bisa diakses masyarakat.
Melalui situs itu pula, masyarakat bisa memonitor langsung waktu bongkar muat kapal dalam hitungan jam, hari, bulan hingga tahunan.
"Gunanya supaya pelayanan bisa lebih cepat," katanya.
Adapun terkait masalah di sektor perdagangan dan perhubungan, pemerintah mengimbau pelaku usaha impor untuk melengkapi izin sebelum barang diberangkatkan ke Indonesia.
Sementara, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan pihaknya akan mensosialisasikan aturan tersebut hingga ke media cetak.
"Sebetulnya tidak sedikit importir yang saat masuk pelabuhan baru mengurus izinnya, itu yang jadi memperpanjang dwelling time," kata Rachmat.
Adapun Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan meminta agar operator pelabuhan bisa mengusahakan tempat penimbunan peti kemas hanya untuk transit, bukan menginap.
"Soal tarif, penimbunan peti kemas itu harus dibuat agar orang tidak mau nimbun lama-lama, karena kan itu mengganggu waktu bongkar muat kapal dan terjadi penumpukan," katanya.
Namun, Jonan menambahkan, penetapan tarif tersebut nantinya menjadi keputusan operator pelabuhan.
/FIR
Antara
beritasatu
hayoo siapaaa..?
Diubah oleh anshasoank 18-06-2015 21:05
0
1.2K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan