Rimanews - Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Abdul Kadir menilai imbauan Wapres Jusuf Kalla agar masjid tidak mengumandangkan kaset pengajian melalui pengeras suara, masuk akal sebab kadang-kadang dilakukan tidak pada jam yang seharusnya.
Saya sepakat dengan imbauan pak Jusuf Kalla sebab dari pengalaman terkadang pemutaran kaset pengajian tidak pada jamnya, sehingga bukan hanya mengganggu umat Nasrani atau yang lainnya, tetapi juga umat Muslim," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (17/06/2016).

Ia sendiri mengakui terkadang baik itu pemutaran kaset pengajian disertai dengan teriakan untuk membangunkan umat Muslim padahal sahur belum waktunya.

Kelakuan seperti itu membuat umat Muslim maupun non-Muslim terganggu..

"Kalau diputar pada jamnya tidak apa-apa, namun jika hampir setiap saat diputar tentu akan menganggu orang lain, yang bukan Muslim," tuturnya.

Abdul mengakui bahwa awalnya ia berpikir imbauan Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut akan membuat umat muslim merasa direndahkan.

Namun setelah ia cermati, larangan tersebut hanya berlaku pada saat-saat tertentu yang salah satunya pada saat bulan-bulan puasa.

"Kalau kita hidup di antara saudara-saudara kita beragama lain, ada baiknya jika kita juga menghargai waktu mereka. Jangan memutar kaset pengajian dengan tidak melihat waktunya," tambahnya.
http://budaya.rimanews.com/agama/rea...al-Kaset-Ngaji

Mantab betul...