- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
SURAT TERBUKA KETUM PSSI KEPADA MENPORA
![pukleq](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/05/21/avatar6816081_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
pukleq
SURAT TERBUKA KETUM PSSI KEPADA MENPORA
Quote:
Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Matalitti
mengirimkan surat terbuka kepada Menteri
Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Jumat
(22/5).
Dalam surat yang diterbitkan di situs resmi PSSI
itu, La Nyalla mempertanyakan keputusan
Menpora terhadap pembekuan PSSI. La Nyalla
juga mengingatkan bahwa ada ribuan orang yang
menggantungkan hidupnya dari aktivitas
olahraga sepakbola.
Berikut surat terbuka Ketua Umum PSSI
terhadap Menpora:
Kepada Menpora Imam Nahrawi
Bismilahirrohmannirrohim,
Assalamu’alaikumWr. Wb,
Yang saya hormati Menteri Pemuda dan
Olahraga, Saudara Imam Nahrawi. Saya, La
Nyalla Mahmud Mattalitti, Presiden PSSI masa
bakti 2015-2019. Saya tidak perlu
memperkenalkan lebih jauh, karena kita tentu
sudah saling mengenal, jauh sebelum Anda
menjadi menteri.
Saya hanya akan menceritakan sedikit latar
belakang saya di PSSI. Saya diberi amanat
menjadi Wakil Presiden PSSI saat FIFA
menyelesaikan dualisme kompetisi-PSSI yang
terjadi sejak tahun 2010 hingga 2013. Tepatnya
pada Kongres unifikasi bulan 17 Maret 2013.
Sejak saat itu, saya mulai menjabat sebagai
Wakil Presiden PSSI.
Kemudian bulan April 2013 saya diminta oleh
Komite Eksekutif PSSI untuk mengurus Tim
Nasional. Dengan jangka waktu yang tidak terlalu
lama peringkat Timnas kita berhasil merangkak
naik dari 172 hingga ke 159 FIFA ranking.
Sejak saya di PSSI tahun 2013, saya
memutuskan PSSI tidak lagi meminta dana APBN
untuk Timnas. Sehingga tidak ada dana APBN
yang masuk ke Badan Tim Nasional. Semua
murni dari sponsor dan hak siar televisi. Karena
saya menyadari betapa terbatasnya anggaran di
Kemenpora apabila harus membantu pembiayaan
Timnas sepakbola yang prestasinya masih belum
gemilang.
Apalagi saya meyakini, pembinaan sepakbola
Indonesia menuju prestasi gemilang tidak bisa
instan tanpa pondasi yang kokoh di tingkat usia
dini. Karena itu, setelah saya dipercaya anggota
untuk menjadi Presiden PSSI melalui Kongres di
Surabaya 18 April 2015 lalu, saya memutuskan
untuk concern di pembinaan sepakbola usia dini.
Tentu hasilnya nanti akan kita lihat di masa
yang akan datang.
Saudara Menpora yang saya hormati,
Di bulan Desember 2014, saya baca di media
massa Anda membentuk Tim 9, yang bertugas
membenahi sepakbola Indonesia. Dan setelah itu,
tercatat di beberapa media, Tim 9
menyampaikan banyak tudingan dan tuduhan,
bahwa PSSI sarang mafia sepakbola, sarang
pengatur skor, sarang koruptor, bahkan klub
anggota PSSI dituding melakukan praktek
pencucian uang, dsb. Ironisnya, sampai Tim 9
dibubarkan bulan April lalu, tidak satupun
tuduhan dan tudingan itu dibuktikan.
Saya sudah berulang kali menyatakan, PSSI
sangat berterima kasih bila ada pihak, siapapun,
yang membantu memerangi praktek match fixing.
Bantu saya untuk memberantas. Bukan
sebaliknya, justru seolah memberi stigma, kami
atau sayalah pelakunya. Sejak saya menjabat
Wakil Presiden PSSI, Demi Allah, saya sudah
bertekad memerangi hal itu di kepengurusan
saya.
Saya minta Komisi Disiplin untuk tegas
menghukum siapapun keluarga besar sepakbola
yang terbukti melanggar kode disiplin PSSI. Saya
mendukung upaya PSSI bekerjasama dengan
Sport Radar, untuk memerangi match fixing.
Saya mendukung terbentuknya departemen
integritas di PSSI. Bahkan saat kongres tahunan
Januari 2015 lalu, kami dan peserta Kongres
menandatangani pakta integritas sebagai upaya
untuk memerangi match fixing.
Tentu semua yang dilakukan PSSI sebatas yang
bisa dijangkau oleh PSSI. Para pelaku judi, atau
pengatur skor yang di luar keluarga besar PSSI,
atau orang-orang asing, tentu menjadi
kewenangan kepolisian dan Interpol.
Saya juga memastikan bahwa tidak ada satu
kalimat pun di dalam regulasi Liga Indonesia
bahwa klub boleh tidak membayar kewajiban
terhadap pemainnya. Debt is debt. Tentang
skema penyelesaian hutang telah diatur melalui
beberapa mekanisme yang telah disediakan.
Ini semua upaya yang serius dilakukan PSSI
dalam masa kurang dari dua tahun setelah
didera konflik dan dualism kompetisi. Sehingga
FIFA member apresiasi dengan meluncurkan
beberapa program asistensi untuk PSSI. Di
antaranya FIFA Performance Program, FIFA Goal
Project, FIFA Financial Assistance Program dan
lain-lain.
Tapi semua itu seolah tidak ada artinya di mata
Anda.
Anda melalui BOPI justru memaksa PSSI untuk
“menelantarkan anak” (anggota) kami.
Persebaya dan Arema untuk tidak boleh
berkompetisi dengan alasan yang tidak
subtansif. Padahal pemaksaan BOPI kepada PSSI
terkait hal itu adalah jelas-jelas pelanggaran
terhadap Undang-Undang Nomor 3 tahun 2015
tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan
Statuta PSSI serta Statuta FIFA. Sehingga
sejatinya BOPI memaksa PSSI untuk melakukan
pelanggaran hukum dan Statuta. Bahkan FIFA
sampai bersurat bahwa BOPI atau siapapun di
luar Member Association dilarang ikut
menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh
mengikuti kompetisi atau berapa peserta
kompetisi. Karena itu domain Member
Association. Bukan pihak ketiga.
Puncaknya Anda malah mengeluarkan keputusan
sanksi administrative dengan tidak mengakui
aktivitas keolahragaan PSSI dengan alasan
karena Persebaya dan Arema tidak dilarang oleh
PSSI untuk mengikuti kompetisi. Lalu dengan
menggunakan semua instrumen kekuasaan, Anda
meminta semua institusi pemerintahan dan alat
negara, mulai dari kepolisian, imigrasi hingga
kepala daerah se-Indonesia untuk tidak
melakukan pelayanan publik kepada PSSI. Luar
biasa semangat Anda untuk menghentikan
sepakbola di Indonesia.
Karena Indonesia negara hukum, bukan monarki
absolut, maka kami terpaksa menguji keputusan
Anda dalam menggunakan kekuasaan melalui
PTUN. Apalagi dari pasal-pasal pelanggaran
yang Anda gunakan dan tuduhkan, tidak satupun
yang dilanggar PSSI.
Kami juga terpaksa mengadukan secara
langsung aksi Anda ke DPR RI hingga ke Wakil
Presiden. Bahkan kepada Presiden melalui surat.
Karena ingat, Negara ini bukan hanya
pemerintah. Tetapi Negara ini diisi oleh eksekutif,
legislatif, yudikatif dan rakyat. Anda pemerintah,
saya rakyat. Dan kelak Anda juga akan menjadi
rakyat.
Saya sudah berusaha menemui Anda di kantor
Anda tiga kali. Tetapi tidak berhasil bertemu.
Saya berniat untuk duduk dan berbicara dengan
Anda. Tentang keputusan Anda yang bisa
berakibat fatal bagi sepakbola Indonesia bila
FIFA sebagai induk sepakbola dunia member
sanksi. Deadline sudah disampaikan FIFA melalui
suratnya. Tanggal 29 Mei 2015.
Ini bukan soal harga diri bangsa yang takut
terhadap FIFA. Ini soal pergaulan dan komitmen
internasional. Sama persis dengan pemerintah
yang mematuhi aturan penerbangan
internasional. Sama persis dengan pemerintah
yang meratifikasi perjanjian internasional menjadi
peraturan perundangan. Sama persis dengan
ketaatan pemerintah terhadap sejumlah protokol
internasional. Apakah itu protokol Kyoto atau
perjanjian WTO misalnya. Tentu saya tidak perlu
memberi tahu Anda soal-soal yang seperti ini.
Karena Anda pasti lebih tahu.
Tetapi yang terjadi tetap saja Anda bersikukuh.
Membentuk Tim Transisi yang dalam konteksnya
akan mengambil alih peran dan fungsi PSSI.
Bahkan untuk membentuk kepengurusan PSSI
yang baru.
Saya jadi bertanya. Kejahatan luar biasa apa
yang sudah saya lakukan sebagai Presiden
PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah
organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari
bumi pertiwi ini?
Sekali lagi. Tolong dijawab. Kejahatan luar biasa
apa yang sudah saya lakukan sebagai Presiden
PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah
organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari
bumi pertiwi ini?
Kalau Anda ingin mengganti kepengurusan PSSI,
bukankah sudah ada jalurnya melalui Kongres
yang berlangsung setiap 4 tahun sekali? Atau
Anda ingin mengambil alih Liga Indonesia
sebagai operator kompetisi?
Sebab kalau Anda menyatakan ingin memajukan
dan memperbaiki kualitas sepakbola Indonesia
bukan begini caranya. Di dunia ini, negara
manapun yang memajukan sepakbola atau
olahraga, mendukung dengan semua sumber
dayanya. Termasuk menggelontorkan dana
jutaan dolar dan membangun infrastruktur
olahraga yang memadai.
Terakhir, saya mengingatkan, ada ribuan orang
yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas
olahraga sepakbola. Sepakbola adalah dinamika
sosial. Dinamika ekonomi dan penyumbang
pertumbuhan ekonomi. Hari ini, Anda
menghentikan denyut nadi sepakbola Indonesia.
Sebagai sesama muslim saya mengingatkan,
bahwa Maha Penguasa di atas segala penguasa
hanyalah Allah Azza Wajalla. Selama ini saya
diam, bukan takut kepada Anda, tetapi saya
takut kepada Allah SWT jika sampai Allah SWT
menurunkan azab-Nya kepada kalian dan bangsa
Indonesia karena penguasa yang mendzolimi
rakyatnya. Semoga Anda segera sadar dan ikhlas
untuk mencabut sanksi kepada PSSI.
Wassalam.
Jumat, 22 Mei 2015
La Nyalla Mahmud Mattalitti
Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Matalitti
mengirimkan surat terbuka kepada Menteri
Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Jumat
(22/5).
Dalam surat yang diterbitkan di situs resmi PSSI
itu, La Nyalla mempertanyakan keputusan
Menpora terhadap pembekuan PSSI. La Nyalla
juga mengingatkan bahwa ada ribuan orang yang
menggantungkan hidupnya dari aktivitas
olahraga sepakbola.
Berikut surat terbuka Ketua Umum PSSI
terhadap Menpora:
Kepada Menpora Imam Nahrawi
Bismilahirrohmannirrohim,
Assalamu’alaikumWr. Wb,
Yang saya hormati Menteri Pemuda dan
Olahraga, Saudara Imam Nahrawi. Saya, La
Nyalla Mahmud Mattalitti, Presiden PSSI masa
bakti 2015-2019. Saya tidak perlu
memperkenalkan lebih jauh, karena kita tentu
sudah saling mengenal, jauh sebelum Anda
menjadi menteri.
Saya hanya akan menceritakan sedikit latar
belakang saya di PSSI. Saya diberi amanat
menjadi Wakil Presiden PSSI saat FIFA
menyelesaikan dualisme kompetisi-PSSI yang
terjadi sejak tahun 2010 hingga 2013. Tepatnya
pada Kongres unifikasi bulan 17 Maret 2013.
Sejak saat itu, saya mulai menjabat sebagai
Wakil Presiden PSSI.
Kemudian bulan April 2013 saya diminta oleh
Komite Eksekutif PSSI untuk mengurus Tim
Nasional. Dengan jangka waktu yang tidak terlalu
lama peringkat Timnas kita berhasil merangkak
naik dari 172 hingga ke 159 FIFA ranking.
Sejak saya di PSSI tahun 2013, saya
memutuskan PSSI tidak lagi meminta dana APBN
untuk Timnas. Sehingga tidak ada dana APBN
yang masuk ke Badan Tim Nasional. Semua
murni dari sponsor dan hak siar televisi. Karena
saya menyadari betapa terbatasnya anggaran di
Kemenpora apabila harus membantu pembiayaan
Timnas sepakbola yang prestasinya masih belum
gemilang.
Apalagi saya meyakini, pembinaan sepakbola
Indonesia menuju prestasi gemilang tidak bisa
instan tanpa pondasi yang kokoh di tingkat usia
dini. Karena itu, setelah saya dipercaya anggota
untuk menjadi Presiden PSSI melalui Kongres di
Surabaya 18 April 2015 lalu, saya memutuskan
untuk concern di pembinaan sepakbola usia dini.
Tentu hasilnya nanti akan kita lihat di masa
yang akan datang.
Saudara Menpora yang saya hormati,
Di bulan Desember 2014, saya baca di media
massa Anda membentuk Tim 9, yang bertugas
membenahi sepakbola Indonesia. Dan setelah itu,
tercatat di beberapa media, Tim 9
menyampaikan banyak tudingan dan tuduhan,
bahwa PSSI sarang mafia sepakbola, sarang
pengatur skor, sarang koruptor, bahkan klub
anggota PSSI dituding melakukan praktek
pencucian uang, dsb. Ironisnya, sampai Tim 9
dibubarkan bulan April lalu, tidak satupun
tuduhan dan tudingan itu dibuktikan.
Saya sudah berulang kali menyatakan, PSSI
sangat berterima kasih bila ada pihak, siapapun,
yang membantu memerangi praktek match fixing.
Bantu saya untuk memberantas. Bukan
sebaliknya, justru seolah memberi stigma, kami
atau sayalah pelakunya. Sejak saya menjabat
Wakil Presiden PSSI, Demi Allah, saya sudah
bertekad memerangi hal itu di kepengurusan
saya.
Saya minta Komisi Disiplin untuk tegas
menghukum siapapun keluarga besar sepakbola
yang terbukti melanggar kode disiplin PSSI. Saya
mendukung upaya PSSI bekerjasama dengan
Sport Radar, untuk memerangi match fixing.
Saya mendukung terbentuknya departemen
integritas di PSSI. Bahkan saat kongres tahunan
Januari 2015 lalu, kami dan peserta Kongres
menandatangani pakta integritas sebagai upaya
untuk memerangi match fixing.
Tentu semua yang dilakukan PSSI sebatas yang
bisa dijangkau oleh PSSI. Para pelaku judi, atau
pengatur skor yang di luar keluarga besar PSSI,
atau orang-orang asing, tentu menjadi
kewenangan kepolisian dan Interpol.
Saya juga memastikan bahwa tidak ada satu
kalimat pun di dalam regulasi Liga Indonesia
bahwa klub boleh tidak membayar kewajiban
terhadap pemainnya. Debt is debt. Tentang
skema penyelesaian hutang telah diatur melalui
beberapa mekanisme yang telah disediakan.
Ini semua upaya yang serius dilakukan PSSI
dalam masa kurang dari dua tahun setelah
didera konflik dan dualism kompetisi. Sehingga
FIFA member apresiasi dengan meluncurkan
beberapa program asistensi untuk PSSI. Di
antaranya FIFA Performance Program, FIFA Goal
Project, FIFA Financial Assistance Program dan
lain-lain.
Tapi semua itu seolah tidak ada artinya di mata
Anda.
Anda melalui BOPI justru memaksa PSSI untuk
“menelantarkan anak” (anggota) kami.
Persebaya dan Arema untuk tidak boleh
berkompetisi dengan alasan yang tidak
subtansif. Padahal pemaksaan BOPI kepada PSSI
terkait hal itu adalah jelas-jelas pelanggaran
terhadap Undang-Undang Nomor 3 tahun 2015
tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan
Statuta PSSI serta Statuta FIFA. Sehingga
sejatinya BOPI memaksa PSSI untuk melakukan
pelanggaran hukum dan Statuta. Bahkan FIFA
sampai bersurat bahwa BOPI atau siapapun di
luar Member Association dilarang ikut
menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh
mengikuti kompetisi atau berapa peserta
kompetisi. Karena itu domain Member
Association. Bukan pihak ketiga.
Puncaknya Anda malah mengeluarkan keputusan
sanksi administrative dengan tidak mengakui
aktivitas keolahragaan PSSI dengan alasan
karena Persebaya dan Arema tidak dilarang oleh
PSSI untuk mengikuti kompetisi. Lalu dengan
menggunakan semua instrumen kekuasaan, Anda
meminta semua institusi pemerintahan dan alat
negara, mulai dari kepolisian, imigrasi hingga
kepala daerah se-Indonesia untuk tidak
melakukan pelayanan publik kepada PSSI. Luar
biasa semangat Anda untuk menghentikan
sepakbola di Indonesia.
Karena Indonesia negara hukum, bukan monarki
absolut, maka kami terpaksa menguji keputusan
Anda dalam menggunakan kekuasaan melalui
PTUN. Apalagi dari pasal-pasal pelanggaran
yang Anda gunakan dan tuduhkan, tidak satupun
yang dilanggar PSSI.
Kami juga terpaksa mengadukan secara
langsung aksi Anda ke DPR RI hingga ke Wakil
Presiden. Bahkan kepada Presiden melalui surat.
Karena ingat, Negara ini bukan hanya
pemerintah. Tetapi Negara ini diisi oleh eksekutif,
legislatif, yudikatif dan rakyat. Anda pemerintah,
saya rakyat. Dan kelak Anda juga akan menjadi
rakyat.
Saya sudah berusaha menemui Anda di kantor
Anda tiga kali. Tetapi tidak berhasil bertemu.
Saya berniat untuk duduk dan berbicara dengan
Anda. Tentang keputusan Anda yang bisa
berakibat fatal bagi sepakbola Indonesia bila
FIFA sebagai induk sepakbola dunia member
sanksi. Deadline sudah disampaikan FIFA melalui
suratnya. Tanggal 29 Mei 2015.
Ini bukan soal harga diri bangsa yang takut
terhadap FIFA. Ini soal pergaulan dan komitmen
internasional. Sama persis dengan pemerintah
yang mematuhi aturan penerbangan
internasional. Sama persis dengan pemerintah
yang meratifikasi perjanjian internasional menjadi
peraturan perundangan. Sama persis dengan
ketaatan pemerintah terhadap sejumlah protokol
internasional. Apakah itu protokol Kyoto atau
perjanjian WTO misalnya. Tentu saya tidak perlu
memberi tahu Anda soal-soal yang seperti ini.
Karena Anda pasti lebih tahu.
Tetapi yang terjadi tetap saja Anda bersikukuh.
Membentuk Tim Transisi yang dalam konteksnya
akan mengambil alih peran dan fungsi PSSI.
Bahkan untuk membentuk kepengurusan PSSI
yang baru.
Saya jadi bertanya. Kejahatan luar biasa apa
yang sudah saya lakukan sebagai Presiden
PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah
organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari
bumi pertiwi ini?
Sekali lagi. Tolong dijawab. Kejahatan luar biasa
apa yang sudah saya lakukan sebagai Presiden
PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah
organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari
bumi pertiwi ini?
Kalau Anda ingin mengganti kepengurusan PSSI,
bukankah sudah ada jalurnya melalui Kongres
yang berlangsung setiap 4 tahun sekali? Atau
Anda ingin mengambil alih Liga Indonesia
sebagai operator kompetisi?
Sebab kalau Anda menyatakan ingin memajukan
dan memperbaiki kualitas sepakbola Indonesia
bukan begini caranya. Di dunia ini, negara
manapun yang memajukan sepakbola atau
olahraga, mendukung dengan semua sumber
dayanya. Termasuk menggelontorkan dana
jutaan dolar dan membangun infrastruktur
olahraga yang memadai.
Terakhir, saya mengingatkan, ada ribuan orang
yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas
olahraga sepakbola. Sepakbola adalah dinamika
sosial. Dinamika ekonomi dan penyumbang
pertumbuhan ekonomi. Hari ini, Anda
menghentikan denyut nadi sepakbola Indonesia.
Sebagai sesama muslim saya mengingatkan,
bahwa Maha Penguasa di atas segala penguasa
hanyalah Allah Azza Wajalla. Selama ini saya
diam, bukan takut kepada Anda, tetapi saya
takut kepada Allah SWT jika sampai Allah SWT
menurunkan azab-Nya kepada kalian dan bangsa
Indonesia karena penguasa yang mendzolimi
rakyatnya. Semoga Anda segera sadar dan ikhlas
untuk mencabut sanksi kepada PSSI.
Wassalam.
Jumat, 22 Mei 2015
La Nyalla Mahmud Mattalitti
Quote:
ane ga tau gan mesti komen apa lagi soal ini,mungkin agan" ada yg bisa ngambil kesimpulan? ![Bingung (S) emoticon-Bingung (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/bingungs.gif)
tapi gpp lah, inilah INDONESIA-ku![I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xu2wka.gif)
![Bingung (S) emoticon-Bingung (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/bingungs.gif)
tapi gpp lah, inilah INDONESIA-ku
![I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xu2wka.gif)
Quote:
sumber:
m.beritasatu.com/sepakbola/276204-ini-surat-terbuka-ketua-pssi-kepada-menpora.html
m.beritasatu.com/sepakbola/276204-ini-surat-terbuka-ketua-pssi-kepada-menpora.html
Diubah oleh pukleq 26-05-2015 12:38
0
882
Kutip
2
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan