- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Smartfren Harapkan 4G Dongkrak Kinerja


TS
japek
Smartfren Harapkan 4G Dongkrak Kinerja
Quote:
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) memiliki harapan yang besar dengan kehadirran layanan 4G pada semester kedua 2015.
Emiten dengan kode saham FREN ini rencananya akan menggelar teknologi Time Division Duplex-Long Term Evolution (TDD LTE) di 2,3 GHz dan Frequency Division Duplexing Long Term Evolution (FDD-LTE) di 800 MHz.
Modal yang dimiliki secara sumber daya alam lumayan kuat. Di 2,3 GHz terdapat frekuensi sebanyak 30 Mhz, di 800 MHz ada lebar pita 10 MHz.
“Kami memiliki target di 2015 ini bisa tumbuh layaknya tahun lalu yakni dobel digit. Salah satu katalis adalah layanan 4G LTE yang akan kita komersialkan pada semester kedua nanti. Area dari layanan 4G itu sama dengan Code Division Multiple Access (CDMA) yang dimiliki,” papar Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys dalam paparan publik pekan lalu.
Dalam catatan, sepanjang 2014 Smartfren memiliki pelanggan 11,4 juta dengan Average Revenue Per User (ARPU) Rp 20,6 ribu. Pendapatan di 2014 sebesar Rp 2,954 triliun dan posisi Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) sebesar Rp 227 miliar.
Direktur Keuangan Smartfren Anthony Susilo memperkirakan di tahun 2015 pertumbuhan berada di kisaran 22%. “Kondisi makro ekonomi tengah seperti ini. Kita fokus membuat EBITDA tetap positif, soalnya beban frekuensi dan sewa menara terus naik,” jelasnya.
Jaringan
Merza mengungkapkan, pada tahun 2014 memiliki 6.115 BTS dan akan menjadi 10 ribu BTS di akhir 2015 dimana dominan mendukung layanan 4G.Pembangunan jaringan 4G akan dilakukan ZTE dan Nokia. Nilai kontrak dengan ZTE sebesar US$ 401.977.596, sedangkan dengan Nokia sebesar US$ 383.584.706.
“Kami dengan Nokia skema kerjasamanya vendor financing. Sementara dengan ZTE kita akan biayai dengan pinjaman dari China Development Bank Corporation. Saat ini sedang proses perampungan pinjaman senilai US$ 300 juta,” papar Anthony.
Diungkapkannya, pendanaan yang dibutuhkan untuk menggelar 4G hingga tahun depan sekitar US$ 400 juta –US$ 500 juta. “Kalau tahun ini kita perkirakan belanja modal sekitar US$ 200 juta – US$ 300 juta,” kata Anthony.
Sementara untuk modal kerja, Anthony mengungkapkan, mengandalkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) II. Perseroan memiliki plafon sekitar Rp 9 triliun dari penerbitan OWK II dimana sudah diterbitkan sekitar Rp 4,6 triliun. Sebelumnya, Smartfren menyelesaikan penerbitan OWK I sekitar Rp 4,7 triliun.
“Hingga akhir tahun ini kita akan keluarkan OWK II sekitar Rp 1 triliun –Rp 2 triliun, sisanya di 2016. Tahun ini kita ada utang jatuh tempo sekiar US$ 80 juta dollar,” pungkasnya.(dn)
Emiten dengan kode saham FREN ini rencananya akan menggelar teknologi Time Division Duplex-Long Term Evolution (TDD LTE) di 2,3 GHz dan Frequency Division Duplexing Long Term Evolution (FDD-LTE) di 800 MHz.
Modal yang dimiliki secara sumber daya alam lumayan kuat. Di 2,3 GHz terdapat frekuensi sebanyak 30 Mhz, di 800 MHz ada lebar pita 10 MHz.
“Kami memiliki target di 2015 ini bisa tumbuh layaknya tahun lalu yakni dobel digit. Salah satu katalis adalah layanan 4G LTE yang akan kita komersialkan pada semester kedua nanti. Area dari layanan 4G itu sama dengan Code Division Multiple Access (CDMA) yang dimiliki,” papar Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys dalam paparan publik pekan lalu.
Dalam catatan, sepanjang 2014 Smartfren memiliki pelanggan 11,4 juta dengan Average Revenue Per User (ARPU) Rp 20,6 ribu. Pendapatan di 2014 sebesar Rp 2,954 triliun dan posisi Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) sebesar Rp 227 miliar.
Direktur Keuangan Smartfren Anthony Susilo memperkirakan di tahun 2015 pertumbuhan berada di kisaran 22%. “Kondisi makro ekonomi tengah seperti ini. Kita fokus membuat EBITDA tetap positif, soalnya beban frekuensi dan sewa menara terus naik,” jelasnya.
Jaringan
Merza mengungkapkan, pada tahun 2014 memiliki 6.115 BTS dan akan menjadi 10 ribu BTS di akhir 2015 dimana dominan mendukung layanan 4G.Pembangunan jaringan 4G akan dilakukan ZTE dan Nokia. Nilai kontrak dengan ZTE sebesar US$ 401.977.596, sedangkan dengan Nokia sebesar US$ 383.584.706.
“Kami dengan Nokia skema kerjasamanya vendor financing. Sementara dengan ZTE kita akan biayai dengan pinjaman dari China Development Bank Corporation. Saat ini sedang proses perampungan pinjaman senilai US$ 300 juta,” papar Anthony.
Diungkapkannya, pendanaan yang dibutuhkan untuk menggelar 4G hingga tahun depan sekitar US$ 400 juta –US$ 500 juta. “Kalau tahun ini kita perkirakan belanja modal sekitar US$ 200 juta – US$ 300 juta,” kata Anthony.
Sementara untuk modal kerja, Anthony mengungkapkan, mengandalkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) II. Perseroan memiliki plafon sekitar Rp 9 triliun dari penerbitan OWK II dimana sudah diterbitkan sekitar Rp 4,6 triliun. Sebelumnya, Smartfren menyelesaikan penerbitan OWK I sekitar Rp 4,7 triliun.
“Hingga akhir tahun ini kita akan keluarkan OWK II sekitar Rp 1 triliun –Rp 2 triliun, sisanya di 2016. Tahun ini kita ada utang jatuh tempo sekiar US$ 80 juta dollar,” pungkasnya.(dn)
Sumber
Btw, 3G tapi stabil dan merata di semua lokasi menurut ane sudah memadai kok sebenarnya
Diubah oleh japek 15-06-2015 10:41
0
2.3K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan