1. Premium sudah tidak di subsidi lagi sejak akhir tahun 2014 >> http://finance.detik.com/read/2015/0...premium-dihapu

2. Pemakai pertamax sudah mulai banyak. lihat sendiri di SPBU Pertamina dan Shell. Dan ini harus dijaga, jangan sampai komsumen RON92 berpindah lagi Ke premium karena perbedaan harga yang cukup jauh. sehingga premium harus naik.

3. Ada himbauan dari Menaker untuk mempercepat pemberian THR ke para pekerja >> http://www.lidabar.com/2015/06/menak...-2015.html?m=0

4. Masih ingat kenaikan premium sebelum ini ? Yang kenaikannya dipercepat dari jadwal ? Yang bertepatan dengan meninggalnya komedia Olga? Perhatian masyarakat melalui berita TV lebih fokus terhadap kabar Olga dibanding harga premium yang sudah naik. Premium yang mempunyai nilai politis yang tinggi memerlukan momentum yang pas untuk naik. Yang dapat mengurangi efek sosial akibat kenaikan harganya. Disaat orang-orang sdh menerima THR, disaat orang sibuk memikirkan mudik, disaat orang sibuk ibadah puasa, disaat orang sedang menantikan lebaran. Disitulah momentum kenaikan harga premium dapat dieksekusi.

5. Beda harga antara pertamax dan premium tetap dijaga diangka Rp 1.400,-. Prediksi saya premium akan naik sekitaran Rp 400,- sampai dengan Rp 500,- perak menjadi Rp 7.800,- atau Rp 7.900,- per liternya