Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) optimistis moda transportasi di Jakarta akan mumpuni mengatasi kemacetan pada tahun 2020 mendatang. Hal tersebut beriringan dengan target selesainya pembangunan mass rapid transit (MRT).

“Bisa jadi tahun 2020-an, kan MRT baru selesai 2020 atau 2022,” ungkapnya di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/06/2015).

Kendati demikian, untuk jangka waktu terdekat, Ahok menyatakan, akan ada moda transportasi berbasis rel bernama light rail transit (LRT). Meski sampai saat ini belum ada tanda-tanda pembangunannya, Ahok optimis pembangunan LRT akan selesai sekitar tahun 2018 atau 2019.

“Kalau yang LRT 2018 sampai 2019 mungkin selesai ya,” terangnya.

Dengan dua moda transportasi tersebut, Gubernur menyebut akan efektif mengurangi tingkat kemacetan Jakarta hingga lebih dari 30 persen.”LRT saja 30 persen lah kita bisa jamin kurangi kemacetan,” katanya.

Seperti diketahui progress pembangunan MRT untuk saat ini sedang memfokuskan pada pengeboran bawah tanah untuk kawasan Senayan hingga Bundaran HI. Kini mesin bernama tunnel boring machine (TBM) telah sampai di pelabuhan Tanjung Priok dan akan segera dibawa ke area pengeboran untuk dirakit.

Secara keseluruhan, ada empat mesin bor yang akan didatangkan secara bertahap. Keempatnya akan digunakan untuk membangun terowongan dari kawasan Bundaran Senayan hingga Bundaran HI yang dijadwalkan akan dimulai pada sekitar Juli atau Agustus 2015.

Direktur Konstruksi Muhammad Nasyir mengatakan, dalam pengoperasiannya, dua TBM akan memulai penggalian dari Bundaran Senayan, sedangkan dua lagi akan memulai penggalian dari Bundaran HI.

Keempat mesin diprediksi akan bertemu di area Setiabudi pada 2016 saat pembuatan terowongan rampung. Menurut Nasyir, mesin bor akan bekerja 24 jam. Dalam sehari, maksimal bisa melakukan pengeboran sepanjang 8 meter. Nantinya mesin bor akan beroperasi pada kedalaman kurang lebih 12 meter.


SUMBER