sumber:



Niatnya sih bagus mengajak publik utk melestarikan permainan tradisional (diantaranya: Egrang). Saya bukannya nyinyir ya, tapi cara yg dipake seperti itu, berjalan menggunakan enggrang Jogja-Jkt, bertemu Presiden sampaikan pesan supaya dia lestarikan permainan ini? Apa enggak sayang kaki anda itu? Lagi pula saya kok sangsi ya itu dlm rangka pelestarian permainan tradisional. Saya rasa ini lebih kental dgn nuansa "pemujaan" thd tokoh tertentu (serupa dgn menenggak air bekas cucian kaki sang tokoh).
Kalo mau menggugah generasi muda utk cintai permainan tradisional, ada kok cara yg terbilang brilian seperti yg dilakukan komunitas pelestari budaya Yogyakarta bekerjasama dengan warga dusun Pandes Panggungharjo Sewon Bantul (selatan Yogyakarta). Seperti ini:


Beberapa tahun lalu komunitas perajin dan pecinta dolanan anak berkumpul dan adakan acara Festival. Disitu beragam jenis permainan tradisional digelar dan ditonton publik. Tidak cuma itu, publik juga bisa ikut workshop membuat dolanan tradisional. Seperti apa to wujud dolanan tradisionalnya? Ini lho:


Trus siapa yg memberi materi workshop membuat dolanan tradisional? Gak muluk-muluk gan. Cukup nenek-nenek ini. Diantaranya yg bernama Mbah Hardjo ini.


Simak foto dibawah ini, seorang nenek sedang memberi workshop membikin dolanan anak pada sekumpulan anak2 TK (yg seusia buyutnya).


Justru perempuan-perempuan sepuh inilah yg tetap setia melestarikan dolanan tradisional, menghadapi gempuran permainan modern canggih. Apakah mereka merengek-rengek meminta perhatian presiden? saya rasa enggak. Mungkin bagi simbah-simbah ini, daripada waktu habis buat merengek2 minta atensi presiden (yang belum tentu dia menanggapi) lebih baik waktunya dipake buat berkarya memproduksi dolanan. Presiden mau kasih perhatian ya syukur...cuek ya terserah.

Ya mungkin cara yang ditempuh praktisi Egrang diatas itu memang cara yg dapat ia kuasai. Semoga saja dapat sampai selamat di hadapan presiden. Syukur pak presiden kemudian tergugah dengan aksi gokil anda kemudian menetapkan KEPPRES PELESTARIAN EGRANG, sehingga pengorbanan kaki anda yg rela anda siksa Jogja-Jakarta tidak sia-sia.