REPUBLIKA.CO.ID,VERMONT -- Banyak sekolah
bergengsi di Amerika Serikat mempekerjakan para
pengajar Muslim untuk memberikan dukungan
spiritual dan memberikan contoh toleransi bagi
para pelajar.
Seperti yang dilakukan oleh sekolah seni tertua di
AS, Middlebury College yang meminta pasangan
suami istri Muslim Beau Latif Scurich dan Naila
Baloch sejak musim panas 2014 lalu untuk
menjadi pengajar tetap.
Baloch yang keturunan Pakistan adalah seorang
lulusan master teologi. Ia menguasai bidang
astrofisika dan studi antaragama. Sementara,
Scurich seorang mualaf dari California yang lulus
dari studi kajian Islam dan Arab.
Mereka bertemu empat tahun lalu saat berada di
University of Spiritual Healing and Sufism,
California utara. Kemudian mereka menikah pada
tahun 2012 lalu.
“Kehadiran mereka berdua menjadi semacam cara
untuk saling berbagi pengalaman dengan murid
kami,” ungkap pengajar Middlebury College Laurie
Jordan, dilansir oleh Religion News Service,
Selasa (2/6).
Baloch pun mengamini bahwa cara mengajar
mereka berbeda karena berdasarkan pengalaman
masing-masing. Namun, pemaknaan pada arti
toleransi antarumat beragama tetap ditekankan.
Wakol presiden Asosiasi Pengajar Muslim Sohaib
Nazeer Sultan memperkirakan, saat ini ada
sekitar 50 pengajar muslim yang tersebar di
sekolah-sekolah dan universitas ternama di AS.
Pengajar di Princeton University ini menyebutkan,
10 orang di antaranya telah mejadi pengajar
tetap.
“Namun, masih ada sebagian besar pengajar
Muslim di AS berstatus sebagai sukarelawan,”
katanya.
Sohaib pun menyebutkan, pengajar Muslim
pertama di AS Yahya Hendi yang mengajar di
Georgetown medio tahun1999 lalu.
Harvard University Pluralism Project mneyurvei,
empat tahun lalu jumlah pengajar Muslim ada
sekitar 31 orang.
Ini menunjukkan adanya keinginan lembaga
pendidikan AS untuk ikut mengadvokasi hak-hak
pelajar dan mahasiswa Muslim. Serta
memberikanpemenuhan kebutuhan komunitas
untuk mengetahui tentang Islam dan Muslim,”
papar Sohaib.
sumur