Kaskus

News

XinHua.NewsAvatar border
TS
XinHua.News
Investasi Tiongkok Didorong Serap Pengangguran di Indonesia
JAKARTA, (PRLM).- Pemerintah Indonesia menyambut baik masuknya arus investasi dari negara Tiongkok. Diharapkan investasi yang berasal dari perusahaan-perusahaan asal Tiongkok itu dapat membantu penyerapan angkatan kerja baru, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

Demikian dikatakan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri seusai melakukan pertemuan bilateral dengan wakil Menteri Tenaga Kerja Tiongkok Mr. Kong Changseng di sela-sela rangkaian kegiatan International Labor Conference (ILC) di Jenewa, Swiss, Rabu petang waktu setempat (10/6/2015) atau Kamis (11/6/2015).

“Kita ingin mendorong agar setiap investasi yang masuk dari luar negeri dapat menunjang pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran di Indonesia,“ kata Hanif dalam keterangan pers. Delegasi Indonesia yang turut hadir dalam pertemuan ini antara lain Dubes/WATAPRI Jenewa Triyono Wibowo, dan Sekjen Kemnaker Abdul Wahab Bangkona.

Hanif menambahkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia tidak hanya membutuhkan investasi yang berbentuk padat modal, melainkan juga butuh investasi yang bersifat industri padat karya sehingga kehadirannya dapat bermanfaat lebih banyak bagi para pekerja dan pencari kerja yang masih membutuhkan pekerjaan.

Saat ini, berdasarkan data BPS per Februari 2015 tercatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7.4 Juta orang. Pemerintah sendiri menargetkan terciptanya 2 juta lapangan kerja baru setiap tahunnya untuk mempercepat pengurangan angka pengangguran.

Dikatakan, untuk mengurangi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas di berbagai sector industry memang membutuhkan adanya tambahan investasi yang berasal dari dalam maupuin luar negeri

“Dengan peningkatan arus investasi yang masuk, maka diharapkan akan menunjang penciptaan lapangan kerja sekaligus memberikan transfer/alih kemampuan (skill transfer), alih pengetahuan dan alih tekonologi bagi para pekerja di Indonesia,“ kata Hanif.

Dikatakan, kerja sama yang baik antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok di berbagai bidang yang selama ini terjalin, harus dimanfaatkan agar bisa menunjang perkembangan kerjasama sektor ketenagakerjaan antara kedua negara.

“Selain masalah investasi, kita juga mengajak Tiongkok untuk meningkatkan kerjasama ketenagakerjaan diantaranya dalam bidang pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas, penelitian, informasi pasar kerja, hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan,“ kata Hanif.

Sementara itu, Wakil Menteri Tenaga Kerja Tiongkok Kong Changseng menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Indonesia, terutama di bidang ketenagakerjaan. Diharapkan pertemuan bilateral ini dapat segera ditindaklajuti sehingga menguntungkan kedua Negara.

Hanif menambahkan, Kemnaker turut berupaya dalam meningkatkan iklim investasi melalui perbaikan pelayanan pengurusan dokumen ijin penggunaan tenaga kerja asing melalui pembentukan online system (dapat diakses setiap perusahaan melalui website www.tka-online.depnakertrans.go.id untuk memantau proses dan hasilnya).

Dalam pelayanan perizinan TKA ini juga kata Hanif Pemerintah terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang yang cepat, transparan, sederhana dan akuntabel, termasuk dengan dibentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang berada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM).

“Dengan adanya pelayanan terpadu satu pintu ini para investor asing, termasuk dari Tiongkok dapat lebih mudah, cepat dan murah dalam mengurus perijinan terkait dengan penanaman modal sehingga diharapkan para investor akan tertarik untuk datang menanamkan modalnya di Indonesia,” kata Hanif.

Seperti diketahui, investasi Tiongkok merupakan salah satu dari lima besar investasi asing yang ada di Indonesia dan hubungan diplomatik kedua negara telah berjalan dengan baik selama 65 tahun. Tiongkok merupakan salah satu mitra strategis Indonesia terutama dalam hal pembangunan infrastruktur. Saat ini investasi Tiongkok yang paling banyak ada di Indonesia berupa pembangunan pembangkit listrik dan smelter pertambangan (tempat pengolahan hasil tambang).

Sedangkan berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan pada tahun 2014, jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) atau ekspatriat yang masuk dan bekerja di Indonesia selama tahun 2014 mencapai jumlah 68.762 orang.

Berdasarkan daftar Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang diterbitkan Kemnaker, terlihat jumlah TKA 2014 menurun tipis dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 68.957 orang dan tahun 2012 yang mencapai 72.427 orang.

Pada tahun 2014, Jumlah TKA dari Tiongkok jumlahnya mencapai 16.328 orang, Jepang (10.838), dan Korea Selatan (8.172). Sedangkan TKA dari India (4.981), Malaysia (4.022), Amerika Serikat (2,658), Thailand (1.002 ), Australia (2.664), Philippina(2.670), Inggris (2.227), negara lainnya (13.200 orang).

Dilihat dari sektor kategori, sektor perdagangan dan jasa tetap mendominasi dengan jumlah TKA mencapai 36.732 orang, sektor industri 24.041 orang dan sektor pertanian 8.019 orang

Sedangkan berdasarkan level jabatan, TKA professional berjumlah 21.751 orang, advisor/konsultan 15.172, manager 13.991, direksi 9.879, supervisor 6.867 dan komisaris sebanyak 1.101 orang. (Satrio Widianto/A-108)***

http://www.pikiran-rakyat.com/ekonom...n-di-indonesia

biar ga ngangur gan

xinhua melaporkan
0
2.5K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan