TRIBUNJOGJA.COM - Tatapannya tajam, bicaranya lugas, sesekali dara bernama lengkap Ayu Herera Savitri ini tertawa renyah saat menceritakan berbagai pengalaman unik ketika menghabiskan waktu bersama salah satu sahabatnya, Molsen.
Rupanya, Molsen bukanlah sosok manusia, Molsen adalah salah satu kuda peliharaannya yang saking sayangnya sudah ia perlakukan layaknya manusia.
Ayu begitu sapaan akrab pemilik rambut panjang sebahu ini rela jauh-jauh dari Yogyakarta ke Magelang hanya untuk bertemu Molsen.
Ya, beberapa kuda milik Ayu memang tinggal di stable (kandang) di daerah Nabin, Salam, Magelang, termasuk Molsen. Kuda bagi Ayu adalah hewan yang istimewa.
Perkenalannya dengan hewan yang kerap digunakan untuk olahraga pacuan ini terjadi ketika Ayu masih kecil.
"Awalnya kuda-kuda itu dibeli ayah supaya aku rajin berkunjung ke rumah nenek di Nabin. Nah, ternyata cukup berhasil dan aku memang akhirnya jadi suka mengunjungi nenek dan keterusan jadi suka kuda," kata Ayu saat ditemui untuk sesi pemotretan artikel ini di Stable miliknya.
Belajar naik kuda pacuan memang tak mudah. Ayu pun kerap jatuh, namun tak menyurutkan cintanya pada kuda. Memar dan lecet sudah dianggapnya sebagai sesuatu yang wajar.

Di antara kuda-kuda yang ia miliki, Molsen memang sedikit lebih mendapat tempat istimewa. Ini lantaran ada cerita sedih terkait kuda pacu berperwakaan tinggi besar ini.
Molsen yang sebenarnya ternyata sudah mati lantaran sakit. Padahal Ayu begitu dekat dengan kuda tersebut. Setelah beberapa waktu, rupanya ada kuda yang karakter hingga posturnya sangat mirip dengan Molsen, akhirnya kuda tersebut juga diberi nama Molsen.
Kecintaan Ayu dengan kuda memang tak terbantahkan. Meski tak setiap hari bertemu karena Ayu tinggal di Yogyakarta sementara kuda-kudanya dipelihara di Magelang, di rumah almarhum neneknya, Ayu tetap saja rajin berkunjung untuk menengok kuda-kudanya.
"Dulu aku bahkan sempat ngga masuk sekolah kalau tahu kuda ku ada yang sakit. Apalagi pas Molsen mati, sedihnya ngga ilang-ilang," kenang Ayu sembari mengelus kuda-kuda peliharaannya.
Hubungan Ayu dan kuda yang menjadi istimewa tak bisa lepas dari peran sang Ayah. Ayu menganggap Ayahnya adalah seorang figur yang bijaksana, mendidiknya hidup mandiri.
Bahkan, sejak duduk di bangku SMA, dara yang kini menempuh studi Ekonomi di salah satu Universitas ternama di Yogyakarta ini sudah dilibatkan mengurus berbagai bisnis sang Ayah.
Mengurus kuda dan bisa berinteraksi dengan kuda bagi Ayu adalah salah satu pengalaman yang secara tak langsung akan membantunya di dunia bisnis.
Watak mandiri, sabar dan peka terhadap lingkungan adalah yang didapat ketika Ayu memelihara kuda-kudanya. Inilah yang kemudian membantu Ayu ketika ikut serta memanage bisnis keluarga.
Di usia yang relatif masih muda, Ayu memang sudah dikenalkan beberapa bisnis keluarga yang di pimpin oleh ayahnya. Mulai dari hotel, ternak ayam, bengkel sparepart mobil hingga tempat oubond.
Diakui Ayu, mengelola bisnis berbagai bidang memang sempat membuatnya nervous, lantaran ia masih muda dan pengalamannya belum sebanding dengan sang ayah. Namun pelan-pelan Ayu terus belajar dan saat ini ia pun sudah dilibatkan ketika mengambil keputusan-keputusan penting.
"Aku punya mimpi bisa mengembangkan bisnis keluarga ini. Pengin banget nanti punya hotel atau tempat bisnis di wilayah lingkar satu di Yogya, semoga bisa terwujud," ungkap anak tunggal kelahiran, Jakarta, 28 Juni 1995. (tribunjogja.com)