http://bareskrim.com/2015/06/10/kama...ngya-dibangun/

LANGSA | Merujuk kehidupan lingkungan bermasyarakat di Aceh yang menyandang predikat Syariah Islam, kembali ACT (Aksi Cepat Tanggap) di Pelabuhan Kuala Langsa berpartisipasi melakukan pembangunan barak khusus wanita berkapasitas 30 orang untuk pemisahan jenis kelamin imigran muslim rohingya Myanmar antara perempuan dan lelaki.

Pembangunan barak semi permanen tahap awal yang dikerjakan dan dipercayakan sepenuhnya kepada Eliansyah Kepala Gampong Kuala Langsa diatas tanah milik PT Pelindo, kini pembangunannya sudah hampir rampung seratus persen.

Menurut Eliansyah yang ditemui media ini, Senin (8/6), di mana pembangunan barak yang sudah berjalan delapan hari berkapasitas 30 orang ini terdiri dari 10 kamar, dirinci untuk satu kamar dihuni oleh tiga orang wanita, sedang pembangunan barak semi permanen berlantai semen ini merupakan hasil kepedulian ACT.

Pembangunan barak pemisahan jenis kelamin sebagai ruang tidur ini juga atas desakan Walikota Langsa, Tgk Usman Abdullah, agar keberadaan imigran muslim Rohingya di Langsa tidak bertolak belakang dengan simbol dan nilai kehidupan Syariah Islam di Aceh, apalagi bulan suci ramadhan sudah diambang pintu.

Untuk tahap awal pembangunan barak hanya diperuntukkan bagi kaum wanita, pemisahan perempuan dan lelaki ini tiada lain agar seorang muslim dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehariannya dapat bersentuhan dengan nilai Syariah Islam.

“Sejujurnya menyangkut pembangunan kamar biologis khusus imigran etnis rohingya Myanmar untuk saat ini belum ada arahan kesana, dan ini perlu diapresiasi,” kata Eliansyah menjawab pertanyaan wartawan.

Sementara menurut Sekretaris Dinas Sosial Pemko Langsa, Amsyorullah, di posko pengungsian Pelabuhan Kuala Langsa, catatan data yang ada jumlah perempuan muslim Rohingya sebanyak 76 orang dan jumlah ini termasuk anak-anak. http://bareskrim.com/2015/06/10/kama...ngya-dibangun/