Entah mengapa semakin hari ada saja oknum polisi yang merusak citra lembaga tempatnya bernaung. Khususnya mereka yang memegang kendali dijalanan.

Kemarin ane mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan dimana ane terjaring rajia disekitar GOR Bekasi. Ceritanya ane habis dari kampus dari arah Mega Mall (MM) menuju Pulo Gadung, kaget bercampur kagok karna hanya beberapa meter dari belokan tikungan berdirilah sesosok polisi ditengah jalan berusaha menghalau pengendara roda dua. Dan mau tidak mau ane dan pengendara lainnya menepi.

Dengan bahasa dan tutur kata yang tidak asing lagi pak polisi berseru " Maaf, boleh ditunjukan kelengkapan surat kendaraanya?" dan anepun mengeluarkan STNK motor tanpa disertai SIM. Pak polisi balik bertanya,, " SIM nya mana?" ane menjawab: belum bikin SIM pak,,
Ya sudah kamu kesana dulu (sambil menunjuk ke temannya juru eksekusi).
Ane menghadap dan terjadilah negosiasi.
Ane (A)
Polisi (B)

B : Mas (sebutin nama ane di STNK), gak punya SIM ya?
A : Iya pak belum saya urus
B : Kenapa gak diurus??
A : Mahal Pak, gak sesuai dengan kocek saya
B : Ya sudah, kamu ada waktu untuk ikut sidang di PN?
A : Kapan tuh Pak?
B : Sekitar 3 Bulan dari sekarang
A : Lama amat pak?
B : Maka dari itu bila tidak ingin lama kamu boleh milih diselesaikan disini atau ikut sidang
A : Kalo selesai disini berapa pak??
B : (Sambil menunjuk ke salah satu form tilang) dia bilang 100rb
A : waah saya ga ada duit segitu pak.
B : ya udah 75rb aja
A : saya adanya cuma 50rb pak sambil nunjukin isi dompet
B : ya udah ga apa2, (sembari menengadahkan tangan)
A : terjadilah serah terima STNK dan uang antara ane dan oknum polisi.

Kesimpulannya :
Disatu sisi TS memang salah karena melanggar namun yg jadi pertanyaan, apakah memang begitu problem solving nya polisi manakala menemukan pelanggaran atau yang diluar kewajaran ( kasih uang, selesai perkara )??

Next questions : Apakah pengguna roda empat 100% tertib administrasi sehingga hanya roda 2 yang jadi incaran saat razia???

Just info... razia semacam itu biasanya dialkukan diakhir pekan menjelang penghujung akhir bulan. Mungkin terdorong faktor KANKER atau mungkin karan faktor perut keroncongan dan mulut asem sehabis mengitari daerah kekuasaannya.

Jika slogan polisi adalah " Polisi adalah mitra masyarakat " maka realitanya dilapangan berubah jadi " Polisi minta ke masyarakat ".