- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Derita rakyat Papua, keguguran dan anak cacat karena limbah tambang


TS
xonet
Derita rakyat Papua, keguguran dan anak cacat karena limbah tambang
Quote:
Derita rakyat Papua, keguguran dan anak cacat karena limbah tambang

Merdeka.com - Tailing atau pembuangan limbah hasil tambang menyebabkan derita tak terperi di tanah Papua, khususnya suku Kamoro di Mimika, Papua. Limbah tersebut bukan hanya menyebabkan perubahan sosial tapi juga berdampak buruk bagi kesehatan suku peramu ini.
"Hutan bakau hancur kami terpaksa mengonsumsi biota di hutan bakau yang sudah dicemari limbah perusahaan. Ikan juga sudah berubah bentuk ada yang kepalanya besar tapi badannya kecil kami tahu itu beracun," kata John Nakiaya Bendahara Lembaga Masyarakat Adat Kamoro di kantor KontraS, Jakarta, Sabtu (6/6).
Mereka tahu itu beracun, namun mereka tidak punya pilihan karena suku ini benar-benar memanfaatkan alam untuk hidup.
"Ibu hamil minum itu sekarang jadi banyak ibu hamil keguguran dan anaknya cacat. Kami akan mendata itu," tambah dia.
Semakin lama, proses tailing menumpuk, warga pun terpaksa minggir dari rumah-rumah mereka. Bahkan mata pencaharian mereka sebagai nelayan makin sulit karena pesisir mengalami pendangkalan.
"Tailing ganas membuat sungai dan pesisir pantai mengalami kedangkalan bahkan ikan paus bisa sampai di pinggir kampung, Padahal sungai itu sarana transportasi," lanjut dia.
Kini warga suku Kamoro menolak adanya proyek smelter yang dinilai akan memperburuk kondisi lingkungan mereka. Penolakan ini pun membawa derita bagi warga setempat.
"Mobil kami dilempari, rumah kami hampir dibakar," tutupnya.
Mereka berharap agar pemerintah pusat bisa menghentikan proyek tailing dan smelter yang membahayakan kehidupan sosial dan kesehatan mereka.
KALIMANTAN N PAPUA ITU SAPI PERAH.DI PERAS HASIL TAMBANGNYA OLEH ASING, PEJABAT2 N PENGUSAHA.TAPI PENDUDUK LOKAL DAPAT AMPAS AJA.
AYO SEBARIN SAMAPAI KE JOKOWI
Quote:
Bikin smelter, Freeport gusur hutan mangrove terluas Asia Tenggara

Merdeka.com - Pembangunan yang tidak diiringi dengan pemeliharaan lingkungan kembali terjadi. PT Freeport lagi-lagi dituding menjadi biang keladinya.
PT Freeport rencananya akan membangun smelter di tanah adat Suku Kamoro di Mimika, Papua. Pembangunan tersebut rupanya tanpa sosialisasi dan informasi kepada masyarakat setempat, yaitu suku Kamoro.
"Mereka membangun smelter kenapa harus memakai tanah suku Kamoro dan hutan mangrove mereka yang terbesar di Asia Tenggara tempat mereka mendapat sumber ikan dan makanan," kata Iwan Nurdin dari Konsorsium Pembaruan Agraria di KontraS, Jakarta, Sabtu (6/6).
Sebelumnya suku Kamaro juga mengalami penderitaan akibat tailing PT Freeport. Oleh karena itu, mereka tidak lagi mau lahan bakau mereka yang digunakan untuk hidup sehari-hari makin hancur.
"Kita buat surat ke presiden, MPR, DPR sudah disampaikan membuat janji dengan Komisi VII dan Menko Perekonomian kami sudah sampaikan tapi mereka sibuk, " tukas Bendahara Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro, John Nakiaya.
Oleh karena itu, agar kerusakan lingkungan dan konflik sosial tidak terjadi, pemerintah diharapkan peka untuk menjembatani proyek Freeport dengan suku Kamoro.
MAKIN TAMBAH PARAH KERUSAKAN PAPUA...
YANG MENIKMATI CUMA PEJABAT2 , ORANG ASING, PENGUSAHA.

Merdeka.com - Pembangunan yang tidak diiringi dengan pemeliharaan lingkungan kembali terjadi. PT Freeport lagi-lagi dituding menjadi biang keladinya.
PT Freeport rencananya akan membangun smelter di tanah adat Suku Kamoro di Mimika, Papua. Pembangunan tersebut rupanya tanpa sosialisasi dan informasi kepada masyarakat setempat, yaitu suku Kamoro.
"Mereka membangun smelter kenapa harus memakai tanah suku Kamoro dan hutan mangrove mereka yang terbesar di Asia Tenggara tempat mereka mendapat sumber ikan dan makanan," kata Iwan Nurdin dari Konsorsium Pembaruan Agraria di KontraS, Jakarta, Sabtu (6/6).
Sebelumnya suku Kamaro juga mengalami penderitaan akibat tailing PT Freeport. Oleh karena itu, mereka tidak lagi mau lahan bakau mereka yang digunakan untuk hidup sehari-hari makin hancur.
"Kita buat surat ke presiden, MPR, DPR sudah disampaikan membuat janji dengan Komisi VII dan Menko Perekonomian kami sudah sampaikan tapi mereka sibuk, " tukas Bendahara Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro, John Nakiaya.
Oleh karena itu, agar kerusakan lingkungan dan konflik sosial tidak terjadi, pemerintah diharapkan peka untuk menjembatani proyek Freeport dengan suku Kamoro.
MAKIN TAMBAH PARAH KERUSAKAN PAPUA...

YANG MENIKMATI CUMA PEJABAT2 , ORANG ASING, PENGUSAHA.
0
3.8K
Kutip
37
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan