- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Sebuah Perenungan] Ah, Begitu Cantik dan Majunya Singapura!


TS
hia82
[Sebuah Perenungan] Ah, Begitu Cantik dan Majunya Singapura!
Ah, Begitu Cantik dan Majunya Singapura!
![[Sebuah Perenungan] Ah, Begitu Cantik dan Majunya Singapura!](https://s.kaskus.id/images/2015/06/08/238156_20150608112007.jpg)
SINGAPURA, KOMPAS.com - "Majulah Singapura!" Kata itulah yang sering terdengar ketika perhelatan SEA Games XXVIII berlangsung. Tak hanya tiap kali atlet tuan rumah ingin bertanding, kata-kata itu juga beberapa kali diucapkan oleh warga setempat di sela perayaan SEA Games di Singapore Sports Hub, Kallang.
Majulah Singapura merupakan semboyan negara sekaligus lagu kebangsaan Negeri Singa. Dua kata itulah yang membuat masyarakat negeri berpenduduk 5 juta jiwa itu mempunyai keterikatan emosional satu sama lain. Keterikatan yang membuat negeri itu makin mengkilap luar dalam.
Begitu keluar dari Bandara Internasional Changi, semboyan itu memang terasa begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Singapura. Gedung-gedung tinggi menjulang megah. Belum lagi kehijauan kota semakin menambah estetika.
Bunga beraneka warna menghiasi taman di tiap sudut kota. Pohon-pohon tumbuh dengan subur terpelihara. Antrean nan tertib terlihat tiap kali masyarakat sedang menunggu bus kota. Transportasi bagus, rumah yang sehat, negeri yang indah, rasanya seperti sudah tersedia semua di sana.
Ah, begitu cantiknya Singapura. Sampai-sampai kita lupa bahwa negeri kecil yang hanya memiliki luas 716, 1 km persegi itu sudah sedemikian maju di Asia Tenggara, meninggalkan Indonesia yang menurut para wakil rakyat di Kompleks Parlemen Senayan sudah 69 tahun merdeka.
Disiplin
Salah satu keunggulan Singapura adalah pemerintahnya benar-benar menegakkan hukum dan aturan secara konsisten. Jangankan untuk menyerobot antrean, ketahuan mengunyah permen karet saja akan langsung dikenakan denda yang bisa membuat kita mengelus-elus dada.
Sempat muncul pula kalimat "Singapore is fine" yang begitu populer dikalangan turis mancanegara. Bagi masyarakat setempat, boleh jadi kalimat itu menujukkan keunggulan negara mereka. Namun, bagi para pelancong, kalimat itu adalah pelesetan bahwa Singapura itu kota denda, sebab "fine" juga berarti denda.
Lihat saja, bagi turis-turis yang gemar merokok, Singapura bisa jadi adalah "neraka". Maklum, mereka diwajibkan melakukan aktivitas itu di tempat-tempat yang disediakan oleh pemerintah kota. Jika bandel, siap-siap saja menerima denda sebesar 1000 dollar Singapura atau Rp 9,8 juta!
Belum lagi melihat peraturan lainnya seperti jangan meludah, corat-coret, buang air kecil di sembarang tempat, menyebrang sembarangan, hingga bermesraan di tempat umum yang tidak hanya akan membuat kepala turis mancanegara menggeleng-gelengkan kepala, tetapi juga bagi masyarakat setempat.
Berbagai peraturan itu memang sempat mendapatkan protes keras dari masyarakat Singapura. Mereka menganggap pemerintahanya terlalu berlebihan. Namun, nyatanya, "anjing menggongong kafilah berlalu". Bagi pemerintah Singapura perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal mutlak agar dapat menjalankan pembangunan ekonomi yang sehat.
Hasil
Pada 2014, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Singapura tercatat lebih dari 60.000 dollar AS, sementara Indonesia sekitar 3.631 dollar AS. Business Environment Risk Intelligence (BERI) pun melaporkan, di tahun yang sama Singapura menduduki peringkat pertama untuk kategori negara dengan potensi investasi terbaik dunia.
Oleh karena itu, wajar jika masyarakat Singapura begitu membanggakan semboyan Majulah Singapura. Seperti yang diungkapkan Than Lin Chan, salah satu warga Singapura saat berbincang Kompas.com, "Kami memang harus disiplin jika ingin maju."
Lin Chan hanya bagian kecil dari jutaan rakyat Singapura yang merasa roda kehidupan negaranya sudah melaju dengan baik. Dari pernyataannya itu rasanya dapat dikatakan bahwa sikap disiplin, konsisten, jujur, dan bersih dalam penegakan hukumlah yang menjadi kunci Singapura berhasil seperti sekarang.
Lin Chan dan masyarakat Singapura lainya kini tinggal menikmati keberhasilan pembangunan ekonomi negera mereka. Kita pun tak menyangka negeri kecil yang di awal kemerdekaannya tak punya sumber daya, pasar, bahkan air harus didatangkan dari Malaysia, memiliki suatu visi besar yang terfokus terhadap perubahan sumber daya manusia. Perubahan yang begitu terasa di setiap lini kehidupan.
Pokoknya, hebatlah Singapura!
kapan kita bisa mengatakan: "Hebatlah Indonesia!"??



![[Sebuah Perenungan] Ah, Begitu Cantik dan Majunya Singapura!](https://s.kaskus.id/images/2015/06/08/238156_20150608112007.jpg)
SINGAPURA, KOMPAS.com - "Majulah Singapura!" Kata itulah yang sering terdengar ketika perhelatan SEA Games XXVIII berlangsung. Tak hanya tiap kali atlet tuan rumah ingin bertanding, kata-kata itu juga beberapa kali diucapkan oleh warga setempat di sela perayaan SEA Games di Singapore Sports Hub, Kallang.
Majulah Singapura merupakan semboyan negara sekaligus lagu kebangsaan Negeri Singa. Dua kata itulah yang membuat masyarakat negeri berpenduduk 5 juta jiwa itu mempunyai keterikatan emosional satu sama lain. Keterikatan yang membuat negeri itu makin mengkilap luar dalam.
Begitu keluar dari Bandara Internasional Changi, semboyan itu memang terasa begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Singapura. Gedung-gedung tinggi menjulang megah. Belum lagi kehijauan kota semakin menambah estetika.
Bunga beraneka warna menghiasi taman di tiap sudut kota. Pohon-pohon tumbuh dengan subur terpelihara. Antrean nan tertib terlihat tiap kali masyarakat sedang menunggu bus kota. Transportasi bagus, rumah yang sehat, negeri yang indah, rasanya seperti sudah tersedia semua di sana.
Ah, begitu cantiknya Singapura. Sampai-sampai kita lupa bahwa negeri kecil yang hanya memiliki luas 716, 1 km persegi itu sudah sedemikian maju di Asia Tenggara, meninggalkan Indonesia yang menurut para wakil rakyat di Kompleks Parlemen Senayan sudah 69 tahun merdeka.
Disiplin
Salah satu keunggulan Singapura adalah pemerintahnya benar-benar menegakkan hukum dan aturan secara konsisten. Jangankan untuk menyerobot antrean, ketahuan mengunyah permen karet saja akan langsung dikenakan denda yang bisa membuat kita mengelus-elus dada.
Sempat muncul pula kalimat "Singapore is fine" yang begitu populer dikalangan turis mancanegara. Bagi masyarakat setempat, boleh jadi kalimat itu menujukkan keunggulan negara mereka. Namun, bagi para pelancong, kalimat itu adalah pelesetan bahwa Singapura itu kota denda, sebab "fine" juga berarti denda.
Lihat saja, bagi turis-turis yang gemar merokok, Singapura bisa jadi adalah "neraka". Maklum, mereka diwajibkan melakukan aktivitas itu di tempat-tempat yang disediakan oleh pemerintah kota. Jika bandel, siap-siap saja menerima denda sebesar 1000 dollar Singapura atau Rp 9,8 juta!
Belum lagi melihat peraturan lainnya seperti jangan meludah, corat-coret, buang air kecil di sembarang tempat, menyebrang sembarangan, hingga bermesraan di tempat umum yang tidak hanya akan membuat kepala turis mancanegara menggeleng-gelengkan kepala, tetapi juga bagi masyarakat setempat.
Berbagai peraturan itu memang sempat mendapatkan protes keras dari masyarakat Singapura. Mereka menganggap pemerintahanya terlalu berlebihan. Namun, nyatanya, "anjing menggongong kafilah berlalu". Bagi pemerintah Singapura perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal mutlak agar dapat menjalankan pembangunan ekonomi yang sehat.
Hasil
Pada 2014, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Singapura tercatat lebih dari 60.000 dollar AS, sementara Indonesia sekitar 3.631 dollar AS. Business Environment Risk Intelligence (BERI) pun melaporkan, di tahun yang sama Singapura menduduki peringkat pertama untuk kategori negara dengan potensi investasi terbaik dunia.
Oleh karena itu, wajar jika masyarakat Singapura begitu membanggakan semboyan Majulah Singapura. Seperti yang diungkapkan Than Lin Chan, salah satu warga Singapura saat berbincang Kompas.com, "Kami memang harus disiplin jika ingin maju."
Lin Chan hanya bagian kecil dari jutaan rakyat Singapura yang merasa roda kehidupan negaranya sudah melaju dengan baik. Dari pernyataannya itu rasanya dapat dikatakan bahwa sikap disiplin, konsisten, jujur, dan bersih dalam penegakan hukumlah yang menjadi kunci Singapura berhasil seperti sekarang.
Lin Chan dan masyarakat Singapura lainya kini tinggal menikmati keberhasilan pembangunan ekonomi negera mereka. Kita pun tak menyangka negeri kecil yang di awal kemerdekaannya tak punya sumber daya, pasar, bahkan air harus didatangkan dari Malaysia, memiliki suatu visi besar yang terfokus terhadap perubahan sumber daya manusia. Perubahan yang begitu terasa di setiap lini kehidupan.
Pokoknya, hebatlah Singapura!
Quote:
kapan kita bisa mengatakan: "Hebatlah Indonesia!"??



Diubah oleh hia82 08-06-2015 11:20
0
2.1K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan