- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cerita Warga Kalibata Soal Makhluk Halus di STEKPI


TS
infonitascom
Cerita Warga Kalibata Soal Makhluk Halus di STEKPI

Quote:
Siapa sangka jalan yang selalu ramai di daerah Kalibata ternyata dihuni oleh banyak makhluk gaib. Jalan Kalibata Raya dulunya disebut Gang H. Mahmud ternyata menyimpan sejumlah kisah misteri.
Ibrahim (35) sedang duduk bersama dengan kawan-kawannya di pangkalan ojek yang tepat di depan Universitas Trilogi (STEKPI). Sambil menunggu penumpang yang ingin menggunakan jasanya, dia pun mengobrol.“Lagi sepi penumpang, maklum sudah siang begini. Biasanya baru akan ramai kalau sore hari karena jalanan di sini suka macet,” kata bapak beranak tiga ini, akhir bulan Mei lalu.
Sekilas tidak ada yang istimewa di tempat pangkalan ojek tersebut. Tempatnya berada di samping saluran air yang menjadi tempat pembuangan limbah dari kompleks perumahan DPR RI. Bau anyir pun terkadang sering tercium dari saluran tersebut. Maklum saja, karena tidak hanya limbah rumah tangga saja yang dibuang di saluran tersebut. Terkadang, banyak juga sampah-sampah yang menumpuk di saluran.
Ibrahim mengatakan, dulunya pangkalan ojek tersebut adalah sebuah lapangan tanah merah. Banyak penduduk di Gang H. Mahmud yang memanfaatkan lapangan tersebut sebagai tempat bermain bola.
“Dulu di sini sebelum jadi pangkalan ojek itu lapangan. Orang-orang yang lama tinggal di sini itu bilangnya kalau mau ke STEKPI atau ke Gang Haji Mahmud pasti bilangnya lapangan. Soalnya, di sini sebelum dibangun gedung-gedung itu adalah lapangan merah yang suka dipakai sama anak-anak di sini jadi tempat main bola,“ kata Ibrahim.
Menurut Ibrahim, kondisi jalanan pun saat itu tidak seramai sekarang. Jika sudah pukul 6 sore, penduduk sudah tidak ada yang berani keluar. Pasalnya, banyak kejadian-kejadian aneh di pangkalan ojek tersebut ketika malam sudah tiba. Tidak hanya itu, jalanan raya yang mengarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) pun pada saat itu hanya satu jalur, tidak seperti sekarang yang sudah dibuat dua jalur.
“Kalau dulu orang-orang sini enggak ada yang berani keluar kalau sudah jam 6 sore soalnya suka ada hal-hal yang aneh. Ada yang pernah melihat kuntilanak terbang di pinggiran jalan, ada juga yang suka mendengar suara-suara rintihan orang atau suara tertawa seperti suara kuntilanak,“ tambah Ibrahim.
Dia sendiri mengaku sering mendapat ganggungan dari makhluk gaib di sekitar saluran air. Dia bercerita pernah suatu hari, saat dia sedang nongkrong di pangkalan ojek dikejutkan oleh suara kuntilanak tertawa. Saat itu, dia melihat ada sosok wanita yang terbang dari pohon yang berada tepat di samping saluran menuju ke TMP.
“Kejadiannya itu waktu saya lagi duduk-duduk di pangkalan ojek. Saya mendengar seperti ada suara kuntilanak tertawa, lalu saya melihat ke atas ternyata ada kuntilanak sedang terbang dari pohon yang ada di situ ke TMP,“ katanya sambil menunjuk arah pohon yang berada di saluran dekat pangkalan ojek.
Menurut Ibrahim, sebagai warga asli di Kalibata, dia sudah sering melihat penampakan makhluk halus. Karena di tempat pangkalan ojek itu memang terbilang angker. Banyak orang-orang atau lebih tepatnya pekerja kasar (buruh) yang mati karena disiksa oleh majikannya dibuang di situ.
“Dulu itu di sini memang tempat pembuangan mayat. Banyak buruh-buruh yang matinya tidak wajar dikubur di sini,’’ tukasnya..
Di pangkalan ojek itu memang banyak warga yang menyatakan daerah itu adalah tempat pembuangan mayat. Pernah juga ada cerita mengenai buruh yang dikubur hidup-hidup di lapangan yang kini sudah menjadi Jalan Kalibata Raya.
“Iya dulu pernah ada buruh yang dikubur hidup-hidup di sini, itu cerita benar. Jadi katanya buruh itu melawan sama majikannya jadinya dibuang ke sini. Terus dikubur sampai mati di sini,” jelasnya.
Ibrahim mengatakan, sosok penampakan kuntilanak itu pun sampai sekarang masih terjadi. Namun, sosok makhluk gaib itu hanya akan berkeliaran ketika jalanan sudah sepi.
“Kalau sekarang sih sudah jarang, tetapi terkadang masih suka munculin wujudnya, itu juga kalau jalanan sudah sangat sepi, biasanya sekira jam 3 dini hari. Karena kan saya juga suka tidur di sini. Tetapi karena sudah biasa jadinya sudah tidak takut lagi, sudah temenanlah,“ katanya sambil tertawa.
Ibrahim juga sering diganggu dengan suara-suara aneh yang muncul dari bawah pangkalan. Karena pangkalan tersebut tidak diaspal dan masih tanah.“Pernah dengar suara-suara orang menangis, kadang orang ketawa, terus ada juga yang suka minta tolong. Soalnya ini di bawah pangkalan bukannya aspal tetapi masih tanah, mungkin karena itu suaranya suka kedengaran jelas sekali,“ tandasnya.
Usman (68) juga sering mengalami kejadian serupa. Warga asli Kalibata itu sudah menjadikan hal tersebut adalah hal yang lumrah. Karena dia sendiri sempat melihat kejadian-kejadian yang menyeramkan di masa mudanya, saat pangkalan itu masih menjadi tempat pembuangan mayat bagi para buruh.
“Kalau kejadian melihat setan sudah biasa di sini. Soalnya kan dulu di sini itu jadi tempat pembuangan mayat. Saya pernah melihat ada mayat yang dibuang dari mobil terus ditinggalin begitu saja. Saat dilihat itu mukanya sudah lebam-lebam seperti habis dipukul, atau ada juga mayat yang badannya sudah seperti disobek-sobek karena di badannya itu banyak jahitan. Itu suka dibuang ke sini,” tuturnya.
Menurut Usman, kejadian itu masih sering terjadi hingga akhir 1990 an. Karena setelah itu, lapangan pun berangsur-angsur diubah menjadi jalanan. Namun terkadang, suka ada saja penduduk yang masih sering mendengar atau melihat setan di tempat itu.
“Biasanya sih yang di sini itu suka melihatnya kuntilanak. Tetapi kalau Abang bisa melihat, itu di pohon yang ada di samping saluran air itu ada sosok lelaki tinggi besar, badannya hitam terus matanya menyala. Dia suka mengganggu tukang ojek di sini,” kata Usman sambil tertawa.
Usman sendiri mengaku sering melihat kuntilanak yang terbang dari atas pohon di saluran menuju ke arah TMP. Sambil tertawa-tawa khasnya kunti, biasanya dia hanya memperlihatkan sosoknya yang menggunakan pakaian putih dengan rambut panjang yang terurai.
“Kadang-kadang juga di sini sering dengar suara-suara, apaan saja deh. Ada suara orang merintih kayak kesakitan gitu, ada suara orang menangis, sampai pernah juga saya mendengar seperti orang yang meminta tolong. Tetapi pas saya cariin itu enggak ada wujudnya cuma suara saja,” tukas pria berlogat Betawi ini.
Tidak hanya itu, bagi Usman sendiri, dia pun kerap diganggu oleh hantu yang ada di STEKPI. Karena dulunya tempat itu juga merupakan rawa yang dihuni oleh banyak makhluk halus.
“Kalau saya mah seringnya suka digangguin sama ketawanya kuntilanak. Tetapi pernah juga saya melihat pocong di depan kampus. Tapi itu kalau sudah malam, kalau siang sampai sore kan di sini masih ramai kendaraan,” terangnya.
Kini, meskipun keberadaan jalan di saluran pangkalan ojek STEKPI masih terkenal akan keangkerannya, tapi sudah jarang ada penampakan di sekitar pangkalan ojek tersebut. Karena keadaan jalan saat ini sudah semakin ramai.
“Kalau kami yang di sini sih hanya berharap agar orang-orang yang dulunya pernah dikuburin di sini bisa tenang di alam sana. Meski pun kadang-kadang kami masih suka juga digangguin, tetapi kami menganggap bahwa kami berbeda dan alam kami itu adalah yang tertinggi.
Jadi kami sudah tidak pernah takut lagi dengan yang begitu-begituan. Lagian juga di sini kan sekarang sudah ramai, tidak sepi seperti dulu, jadinya setan-setannya juga sudah enggak berani muncul lagi,” pungkas Usman.
Ibrahim (35) sedang duduk bersama dengan kawan-kawannya di pangkalan ojek yang tepat di depan Universitas Trilogi (STEKPI). Sambil menunggu penumpang yang ingin menggunakan jasanya, dia pun mengobrol.“Lagi sepi penumpang, maklum sudah siang begini. Biasanya baru akan ramai kalau sore hari karena jalanan di sini suka macet,” kata bapak beranak tiga ini, akhir bulan Mei lalu.
Sekilas tidak ada yang istimewa di tempat pangkalan ojek tersebut. Tempatnya berada di samping saluran air yang menjadi tempat pembuangan limbah dari kompleks perumahan DPR RI. Bau anyir pun terkadang sering tercium dari saluran tersebut. Maklum saja, karena tidak hanya limbah rumah tangga saja yang dibuang di saluran tersebut. Terkadang, banyak juga sampah-sampah yang menumpuk di saluran.
Ibrahim mengatakan, dulunya pangkalan ojek tersebut adalah sebuah lapangan tanah merah. Banyak penduduk di Gang H. Mahmud yang memanfaatkan lapangan tersebut sebagai tempat bermain bola.
“Dulu di sini sebelum jadi pangkalan ojek itu lapangan. Orang-orang yang lama tinggal di sini itu bilangnya kalau mau ke STEKPI atau ke Gang Haji Mahmud pasti bilangnya lapangan. Soalnya, di sini sebelum dibangun gedung-gedung itu adalah lapangan merah yang suka dipakai sama anak-anak di sini jadi tempat main bola,“ kata Ibrahim.
Menurut Ibrahim, kondisi jalanan pun saat itu tidak seramai sekarang. Jika sudah pukul 6 sore, penduduk sudah tidak ada yang berani keluar. Pasalnya, banyak kejadian-kejadian aneh di pangkalan ojek tersebut ketika malam sudah tiba. Tidak hanya itu, jalanan raya yang mengarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) pun pada saat itu hanya satu jalur, tidak seperti sekarang yang sudah dibuat dua jalur.
“Kalau dulu orang-orang sini enggak ada yang berani keluar kalau sudah jam 6 sore soalnya suka ada hal-hal yang aneh. Ada yang pernah melihat kuntilanak terbang di pinggiran jalan, ada juga yang suka mendengar suara-suara rintihan orang atau suara tertawa seperti suara kuntilanak,“ tambah Ibrahim.
Dia sendiri mengaku sering mendapat ganggungan dari makhluk gaib di sekitar saluran air. Dia bercerita pernah suatu hari, saat dia sedang nongkrong di pangkalan ojek dikejutkan oleh suara kuntilanak tertawa. Saat itu, dia melihat ada sosok wanita yang terbang dari pohon yang berada tepat di samping saluran menuju ke TMP.
“Kejadiannya itu waktu saya lagi duduk-duduk di pangkalan ojek. Saya mendengar seperti ada suara kuntilanak tertawa, lalu saya melihat ke atas ternyata ada kuntilanak sedang terbang dari pohon yang ada di situ ke TMP,“ katanya sambil menunjuk arah pohon yang berada di saluran dekat pangkalan ojek.
Menurut Ibrahim, sebagai warga asli di Kalibata, dia sudah sering melihat penampakan makhluk halus. Karena di tempat pangkalan ojek itu memang terbilang angker. Banyak orang-orang atau lebih tepatnya pekerja kasar (buruh) yang mati karena disiksa oleh majikannya dibuang di situ.
“Dulu itu di sini memang tempat pembuangan mayat. Banyak buruh-buruh yang matinya tidak wajar dikubur di sini,’’ tukasnya..
Di pangkalan ojek itu memang banyak warga yang menyatakan daerah itu adalah tempat pembuangan mayat. Pernah juga ada cerita mengenai buruh yang dikubur hidup-hidup di lapangan yang kini sudah menjadi Jalan Kalibata Raya.
“Iya dulu pernah ada buruh yang dikubur hidup-hidup di sini, itu cerita benar. Jadi katanya buruh itu melawan sama majikannya jadinya dibuang ke sini. Terus dikubur sampai mati di sini,” jelasnya.
Ibrahim mengatakan, sosok penampakan kuntilanak itu pun sampai sekarang masih terjadi. Namun, sosok makhluk gaib itu hanya akan berkeliaran ketika jalanan sudah sepi.
“Kalau sekarang sih sudah jarang, tetapi terkadang masih suka munculin wujudnya, itu juga kalau jalanan sudah sangat sepi, biasanya sekira jam 3 dini hari. Karena kan saya juga suka tidur di sini. Tetapi karena sudah biasa jadinya sudah tidak takut lagi, sudah temenanlah,“ katanya sambil tertawa.
Ibrahim juga sering diganggu dengan suara-suara aneh yang muncul dari bawah pangkalan. Karena pangkalan tersebut tidak diaspal dan masih tanah.“Pernah dengar suara-suara orang menangis, kadang orang ketawa, terus ada juga yang suka minta tolong. Soalnya ini di bawah pangkalan bukannya aspal tetapi masih tanah, mungkin karena itu suaranya suka kedengaran jelas sekali,“ tandasnya.
Usman (68) juga sering mengalami kejadian serupa. Warga asli Kalibata itu sudah menjadikan hal tersebut adalah hal yang lumrah. Karena dia sendiri sempat melihat kejadian-kejadian yang menyeramkan di masa mudanya, saat pangkalan itu masih menjadi tempat pembuangan mayat bagi para buruh.
“Kalau kejadian melihat setan sudah biasa di sini. Soalnya kan dulu di sini itu jadi tempat pembuangan mayat. Saya pernah melihat ada mayat yang dibuang dari mobil terus ditinggalin begitu saja. Saat dilihat itu mukanya sudah lebam-lebam seperti habis dipukul, atau ada juga mayat yang badannya sudah seperti disobek-sobek karena di badannya itu banyak jahitan. Itu suka dibuang ke sini,” tuturnya.
Menurut Usman, kejadian itu masih sering terjadi hingga akhir 1990 an. Karena setelah itu, lapangan pun berangsur-angsur diubah menjadi jalanan. Namun terkadang, suka ada saja penduduk yang masih sering mendengar atau melihat setan di tempat itu.
“Biasanya sih yang di sini itu suka melihatnya kuntilanak. Tetapi kalau Abang bisa melihat, itu di pohon yang ada di samping saluran air itu ada sosok lelaki tinggi besar, badannya hitam terus matanya menyala. Dia suka mengganggu tukang ojek di sini,” kata Usman sambil tertawa.
Usman sendiri mengaku sering melihat kuntilanak yang terbang dari atas pohon di saluran menuju ke arah TMP. Sambil tertawa-tawa khasnya kunti, biasanya dia hanya memperlihatkan sosoknya yang menggunakan pakaian putih dengan rambut panjang yang terurai.
“Kadang-kadang juga di sini sering dengar suara-suara, apaan saja deh. Ada suara orang merintih kayak kesakitan gitu, ada suara orang menangis, sampai pernah juga saya mendengar seperti orang yang meminta tolong. Tetapi pas saya cariin itu enggak ada wujudnya cuma suara saja,” tukas pria berlogat Betawi ini.
Tidak hanya itu, bagi Usman sendiri, dia pun kerap diganggu oleh hantu yang ada di STEKPI. Karena dulunya tempat itu juga merupakan rawa yang dihuni oleh banyak makhluk halus.
“Kalau saya mah seringnya suka digangguin sama ketawanya kuntilanak. Tetapi pernah juga saya melihat pocong di depan kampus. Tapi itu kalau sudah malam, kalau siang sampai sore kan di sini masih ramai kendaraan,” terangnya.
Kini, meskipun keberadaan jalan di saluran pangkalan ojek STEKPI masih terkenal akan keangkerannya, tapi sudah jarang ada penampakan di sekitar pangkalan ojek tersebut. Karena keadaan jalan saat ini sudah semakin ramai.
“Kalau kami yang di sini sih hanya berharap agar orang-orang yang dulunya pernah dikuburin di sini bisa tenang di alam sana. Meski pun kadang-kadang kami masih suka juga digangguin, tetapi kami menganggap bahwa kami berbeda dan alam kami itu adalah yang tertinggi.
Jadi kami sudah tidak pernah takut lagi dengan yang begitu-begituan. Lagian juga di sini kan sekarang sudah ramai, tidak sepi seperti dulu, jadinya setan-setannya juga sudah enggak berani muncul lagi,” pungkas Usman.
TEKAPE GAN
Serem Gan kalo ngeliat hantu





0
10.9K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan