Original Posted By the.darn.knight►KPI mah dibayar aja selese
sensor ga niat banget. semua orang tahu apa yang di blur. pokoknya biar keliatan KPI ada kerjaannya gitu
siaran2 bodoh ga mendidik toh masih tetep aja ditayangin
coba lihat di arab deh, sensornya itu beneran di sensor


tuh kan, niat banget kan sensornya

Original Posted By centaurionz►gan, buat bantu informasi aje ye, ane pernah kerja di salah satu tv swasta, sebetulnya yg nyensor itu dari pihak stasiun tvnya, jadi ada salah satu bagian dari tv itu yg kerjannya ngedit, baik itu ngedit durasi, sama yg kasih sensor, dan mereka dalam melakukan sensor ya berdasarkan aturan dari KPI, peraturannya itu kalo ga salah sih kasih secara umum, yang menerjemahkan ya, stasiun tvnya mau sebatas apa.

informasi ini boleh di kroscek dengan agan2 yang masih kerja di tv, terutama bagian QC

Original Posted By evrythingswhite►

walaupun ane sempat beda pendapat sama ts di thread sebelumnya, tapi yang ini ane setuju dah.

untuk sekadar menyarankan, mari kita ikut menyumbangkan konten aduan kita atas apa yang diperbuat oleh KPI di http://www.kpi.go.id/index.php/pengaduan

dengan isi aduan menyertakan link ini, agar bisa menjadi pembelajaran oleh pihak KPI dalam melaksanakan tugasnya.

karena lama - kelamaan sensor - sensor di indonesia semakin meresahkan.

pejwan gan kalo berkenan.

konten aduan : http://www.kpi.go.id/index.php/pengaduan

Original Posted By akmnia►pas liat ini di ht ane langsung bikin kaskus setelah selama ini jadi silent reader..maaf kalau berantakan karena masih newbie banget

ane mahasiswa komunikasi trus pernah dapet kesempatan buat dateng ke KPI gan. seinget ane KPI itu bukan lembaga yang menyensor gan.
jadi acara-acara yang ada di tv itu tayang duluan barulah diawasi dan dicatat oleh KPI, apakah tayangan tersebut sudah mengacu pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS).

jujur ane ga hatam baca seluruh isi P3 SPS, tapi yang ane tau isi P3 SPS itu udah dirancang sedemikian rupa untuk melindungi penonton dengan tetap mempertimbangkan norma dan budaya indonesia gan.

nah ini jadi nyambung sama agan-agan yang marah kalau ada belahan dada, rokok, atau senjata tajam yang diblur. blur atau penyensoran itu dilakukan oleh pihak tv gan, karena mereka harus tunduk pada P3 SPS yang sudah ditetapkan KPI. Hampir 24 jam full KPI mengawasi seluruh isi tayangan tv (ada orang yang kerjanya nonton tv gan ), Jika ada pelanggaran dari P3 SPS itu maka akan dicatat dan kemudian dipotonglah adegan adegan yang melanggar tersebut sebagai buktinya oleh editor di KPInya.

nah, lagi-lagi masalah birokrasi. setelah dicatat dan beri bukti barulah pelanggaran-pelanggaran tersebut dibawa ke pihak lain yang lebih berwenang di atas KPI (ane lupa dewan apa atau kementrian apa takut salah sebut). Baru nanti merekalah yang menentukan sanksi apa yang harus diberikan untuk stasiun (bahkan sampai pengiklan kalau tidak salah). Tahapan sanksinya pun beragam gan, seinget ane mulai dari teguran hingga pemberhentian paksa. nah sampai ke sanksi paling akhir itu butuh proses gan, dan itu bukan kewenangan KPI.

Lalu kembali ke soal sensor...
mungkin ini lebih ke masalah media literacy gan..
mungkin agan-agan sekalian ini memang sudah berpendidikan ditambah lagi majunya teknologi membuat ilmu pengetahuan kita semakin berkembang. tapi bagaimana dengan saudara saudara kita di tempat terpencil atau di desa yang media literacynya masih kurang? atau anak-anak yang pada dasarnya masih bagaikan kertas putih yang polos? apakah semerta merta mereka akan tau kalau itu akting? apa agan yakin semua orang di indonesia tau bahwa acara di tv itu semua serba diatur dan dikontrol oleh pihak yang berkepentingan?ane rasa belum tentu gan..
nah maka penyensoran akan hal-hal tsb masih dilakukan..
ya mungkin sistem sensornya harus lebih niat kali ya gan..kalau soal itu mungkin bisa kita usulkan ke produsen acaranya/stasiun tvnya masing-masing

masalah anak-anak yang "penasaran" ane rasa itu kewajiban orang tua untuk mengajarkan atau memberi jawaban yang logis kepada anak mereka. karena jika tidak disensor maka anak-anak yang melihat itu, sedikit atau banyak bisa saja meniru padahal hal tersebut tidak pantas (itu opini semata gan, maaf ane belum pernah ngerasain punya anak)

oiya terakhir, ane bukan orang KPI ataupun orang yang dibayar KPI Disini ane hanya berusaha meluruskan apa yang selama ini ane lihat di internet yaitu betapa kesalnya orang-orang terhadap KPI yang main sensor..
kalau ada kesalahan ane siap dikoreksi gan karena ane juga masih belajar, kalau ada yg ingin didiskusikan karena penjelasan ane belibet boleh juga didiskusikan..

Original Posted By Kalian9401►Ketemu lagi sama agan TS ini hahaha

Bener, soal sensor itu, bukan dilakukan oleh KPI. Selama ini banyak orang yang salah kaprah sama KPI, walopun kadang KPI ini suka bikin peraturan gak masuk diakal, adakalanya kesimpangsiuran informasi perlu diluruskan.

Baiklah, sensor dan adegan yang dipotong, itu adalah tugasnya Lembaga Sensor Film Republik Indonesia. Soal blur belahan dada, itu adalah sebuah himbauan aja dari KPI, dan bukan sebatas aturan memaksa. Karena setau ane, sensor itu kepentingannya adalah mencegah tindakan yang dilakukan oleh pemirsa nantinya...

Soal kartun naruto yang banyak diblur, itu memang harus diakui kalo anak-anak dan remaja harus diawasi oleh orang tua untuk nonton tv gan. Jangankan sinetron, Naruto aja kalo udah main sabet-sabetan sampe ngeluarin darah, ya pengawasan dari orang tua sangat perlu...bukan gak boleh (apalagi sampe gak layak tonton).

Dosen ane adalah ex-KPI, dan kebetulan ane juga mahasiswa ngambil jurusan penyiaran. dia sendiri juga nganggap suatu acara itu melanggar kalau blurnya kebanyakan dan gak sesuai konteks. Kaya acara "Ethnic Runway", ngapain harus diblur kalo ada yang pake pakaian vulgar ? bukannya itu budaya dari salah satu daerah ya dimana ada pakaian yang vulgar ? dari situ, pentingnya ngeblur dengan maksud dan tujuannya apa, biar gak pada salah kaprah.

Satu lagi...kenapa sinetron alay gak banyak sensor ? itu gara2 mereka ngerasa sudah dapet label "LOLOS SENSOR" dari LSF padahal acaranya gak layak tayang. Jadi kalo mau juga, yang kita demo itu bukan KPI, melainkan LSF...hehehe.

Tambahan : KPI gak berani nindak acara mainstream kayak GGS karena GGS bangga punya label "lolos sensor". Ya KPI gak bisa ngapa2in dah

pejwan kalo berkenan