Seorang wartawan BBC terancam sanksi setelah menulis berita palsu tentang meninggalnya Ratu Elizabeth di akun Twitter pribadinya.

“Queen Elizabrth telah meninggal dunia,” kata Ahmen Khawaja, Rabu (03/06/2015). Ia salah mengeja Elizaberth menjadi Elizabrth.

Khawaja kemudian menghapus kicauannya, dan mengatakan bahwa hal itu “berita palsu”.

Sebelumnya, Khawaja menulis bahwa sang ratu sedang dirawat di sebuah rumah sakit. Faktanya, Ratu Elizabeth memang ke rumah sakit, tapi bukan untuk dirawat melainkan untuk menjalani pemeriksaan medis rutin tahunan.

Sadar atas kesalahannya, Khawaja lalu mengklarifikasi kesalahan yang ia buat. Ia menulis bahwa ia telah meninggalkan telepon genggamnya “tanpa pengawasan di rumah” dan menyebut kabar kematian ratu sebagai sebuah “lelucon yang konyol”.

Pengakuan Khawaja bertentangan dengan versi cerita dari tempatnya bekerja, BBC.

“Selama latihan teknis untuk obituari, tweet keliru itu dikirim dari akun salah seorang wartawan BBC yang mengatakan bahwa salah seorang anggota keluarga kerajaan telah jatuh sakit,” kata juru bicara BBC. “Tweet tersebut kemudian dengan cepat dihapus dan kami meminta maaf atas segala kekeliruan yang terjadi.”

The Daily Telegraph, mengutip orang dalam BBC, mengatakan bahwa Khawaja bukan bagian dari latihan dan “tampaknya ia telah mendengar materi latihan dan segera menulis sesuatu yang dikiranya sebagai breaking news” tersebut.

Laporan menyebut, BBC sedang melakukan investigasi atas masalah tersebut dan wartawan yang bersangkutan akan dikenai tindakan disipliner.


SUMBER