- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah jujurnya sopir angkot pensiunan TNI yang bikin haru
TS
reez18key
Kisah jujurnya sopir angkot pensiunan TNI yang bikin haru
Quote:
Share dari status facebook Meirna Nurdini Thomas :
Perjalanan pagi ini kembali menyenangkan
Maha Suci Allah yang selalu mempertemukanku dengan orang2 yang memberi hikmah...
Turun dari angkot Ciroyom-Bumi Asri kulanjutkan perjalanan dengan angkot Elang Gedebage dari bunderan Cibeureum.
Angkot masih kosong, aku langsung maping
Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum, dan langsung menjalankan kendaraannya...pelan, tidak tergesa... dengan pantofel hitam berkaus kaki...rapi...
Tiba di jalan Pasirkoja seorang anak kecil naik...
Dan tidak jauh kemudian angkot berhenti. Sesorang dari luar memberikan sebotol air minum kemasan. Angkot melaju lagi, bapak tua sopir tadi memasukan botol minuman tadi ke laci di dashboard...
"air ini enggak saya minum, Neng. Haram....kenapa haram? karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan...tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah...ini namanya jual paksa... tapi yaaa bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapa sudah diatur oleh Allah...tidak akan berkurang karena itu..."
Aku rada melongo....dan mengangguk2....
Jalan hampir melewati prempatan Kebon Kelapa, anak kecil tadi turun dan hanya memberikan mungkin 2 kepingan lima ratus rupiah...pak sopir langsung menerima dan tidak berupaya untuk menagih kekurangannya...
"dasar anak-anak, dimaklum ya pak..." kataku kepada pak sopir....
"anak itu enggak salah neng... namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya...gak apa-apa...kan rejeki bapak mah sudah diatur oleh Allah"....
hmmmmm speechless...ngangguk-ngangguk lagi...
"bapak umur berapa? koq masih nyopir angkot? enggak capek pak?"
jawabnya " umur bapak 72, Neng"
terus bapak itu mengeluarkan dompet, dan memperlihatkan KTP dan Kartu Pensiunan...namanya Yusuf Supriyatna, kelahiran 1943, pensiunan TNI Angkatan Darat...."Alhamdulillaah, selalu dikasih sehat oleh Allah, namanya kerja ngeluarin tenaga pasti fisik mah capek, tapi sepanjang kita ikhlas insyaallah sehat terus...namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas...dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah...kalo kita tidak yakin, percuma...pasti yang kita dapat hanya capek...dan jangan lupa ngado'a..."
Ngangguk2 lagi aja...
"kenapa harus berdo'a, karena Allah sudah menjanjikan..."ud'uni astajib lakum, Qur'an Surat Al Mukmin ayat 60...berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya akan Ku-kabulkan"....
sepertinya mukaku tadi sempat memerah malu....
"berbekal ayat itu kita harus yakin...tapi juga harus sabar, karena kita tidak pernah tau kapan Allah akan mengabulkan...bisa langsung saat itu juga, bisa ditunda beberapa saat dan ada juga yang ditunda sampai di akhirat nanti....kita tidak pernah tau, itu mah hak prerogatif Allah...kewajiban kita hanya ikhtiar, berdo'a, sabar dan ikhlas, dan jangan lupa bersyukur ketika sudah dikabulkan..."
hmmmm...
"jadi, ngaji itu jangan hanya sekedar membaca tulisan arab, atau membaca tafsirnya saja...tapi juga harus dicari hikmahnya, diyakini dalam hati dan diterapkan di kehidupan nyata..."
"bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, Neng...kuncinya sholat lima waktu jangan ditinggalkan...dan kalau kita ada permintaan sama Allah, minta lah sehabis sholat, sehabis tahajjud, dan lakukan sholat hajat...moal henteu, pasti di ijabah oleh Allah..."
"ada waktu-waktu yang diistimewakan oleh Allah kapan berdo'a akan diijabah....ada juga tempat-tempat yang diistimewakan oleh Allah, ada bilangan2, ada bacaan-bacaan...itu betul Neng, contoh kecil aja, ubi Cilembu, hanya bisa ditanam dan dipanen sesuai hasilnya hanya yg ditanam di Cilembu, coba ditanam di tempat lain, tidak sama hasilnya...itu karena Allah memberikan keistimewaan kpd tanah di Cilembu....eta mah anging Alloh nu uninga, urang mah tinggal ngalakonan....."
sambil ngobrol, beberapa penumpang turun naik, dan tidak sekalipun si bapak mengecek ongkosnya sesuai atau tidak...langsung dimasukkan ke kantong uang yang disimpan di bawah tempat duduknya...
tidak sekalipun juga bapak itu ngetem atau bahkan menyalip angkot di depannya..."rejeki bapak mah moal kamana, Neng, sudah ditetapkan oleh Allah, tidak akan bertambah kalau bapak ngebut dan nyalip-nyalip angkot lain juga... dan tidak akan berkurang kalaupun disalip orang lain...."
hmmmmm....
Seorang nenek turun di jl Srimahi dengan kondisi mobil agak mepet ke tepi sehingga tangan si penumpang hanya sedikit nyembul di kaca...dengan susah payah bapak sopir tua mengulurkan tangan kanannya menerima ongkos dari si nenek...
"nah...hal kecil seperti ini juga mempengaruhi keberkahan rejeki kita...Allah sudah memberikan rejeki ke bapak dari ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan, sebab apa? Allah sudah ngasih rejeki masa kita terimanya pake tangan kiri, gimana mau berkah?..."
hmmmmm.....
"bapak putra sabaraha sareng dimarana?"..
"tilu neng, sadayana guru SMP, nu hiji di Cianjur, nu hiji di Banjaran, nu hiji di Soreang....semuanya sudah berkeluarga...anak soteh ketika mereka belum menikah...kitara na mah anak teh asuheun, atikeun, kimpoikeuneun...sesudah mereka menikah mah mereka punya tanggung jawab sendiri sebagai suami, istri sekaligus sebagai orang tua baru...bapak sudah melepaskan tanggung jawab atas mereka, kenapa sebagai pensiunan masih mau nyari nafkah, padahal gaduh pangsiunan? karena pangsiunan mah sanes nafkah, itu mah hak bapak yang dulu disisihkan dan baru dibayarkan sesudah kita pensiun....bapak masih punya istri yang harus bapak nafkahi...jadi bapak masih ngangkot...tapi seminggu hanya dua kali, selebihnya bapak serahkan ke yang lain dengan syarat dia tidak meninggalkan sholat... dari setoran yang dia setor ku bapak dikembalikan lagi, tergantung banyaknya waktu sholat yg dia lewati...kalau tiga kali ya bapak kembalikan 30 ribu...kalau dia pake angkotnya full, bapak kembalikan lima puluh ribu...emutan bapa, kalau dia mau sholat pasti enggak narik penumpang dulu, anggap aja waktu yang terpakai sholat rata-rata membuat 3-4 orang penumpang teu katarik...jadi uang yg mungkin harusnya dia terima bapak kembalikan itung-itung sedekah, dengan begitu sopir tetep untung, sholatnya tetep jalan, dia betah pakai mobil kita, mobil kita dirawat....untungna ngalipet-lipet..."
"bapak yakin dia sholat?"
"kedah husnudzon, Neng... dan kedah yakin....alhamdulillaah, yang pake mobil bapak enggak ganti-ganti....masih orang yang sama, mobil bapak butut-butut oge alhamdulillah tara ngadat"
hmmmmm....
sejatinya, kalau aku masih jauh ke tempat tujuan....pastilah masih banyak obrolan yang sarat dengan nilai-nilai....sayangnya tempat ngelembur sudah di depan mata...
dan yup!!! Bismillaah.... kuniatkan sabar dan ikhlas dalam ikhtiar hari ini...
"saya turun di sini, pak...!!
begitu turun terselip do'a semoga pak Yusuf Supriyatna dan orang-orang yang gigih mencari nafkah selalu mendapat barokah-Nya... Aamiiiin
Perjalanan pagi ini kembali menyenangkan
Maha Suci Allah yang selalu mempertemukanku dengan orang2 yang memberi hikmah...
Turun dari angkot Ciroyom-Bumi Asri kulanjutkan perjalanan dengan angkot Elang Gedebage dari bunderan Cibeureum.
Angkot masih kosong, aku langsung maping
Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum, dan langsung menjalankan kendaraannya...pelan, tidak tergesa... dengan pantofel hitam berkaus kaki...rapi...
Tiba di jalan Pasirkoja seorang anak kecil naik...
Dan tidak jauh kemudian angkot berhenti. Sesorang dari luar memberikan sebotol air minum kemasan. Angkot melaju lagi, bapak tua sopir tadi memasukan botol minuman tadi ke laci di dashboard...
"air ini enggak saya minum, Neng. Haram....kenapa haram? karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan...tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah...ini namanya jual paksa... tapi yaaa bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapa sudah diatur oleh Allah...tidak akan berkurang karena itu..."
Aku rada melongo....dan mengangguk2....
Jalan hampir melewati prempatan Kebon Kelapa, anak kecil tadi turun dan hanya memberikan mungkin 2 kepingan lima ratus rupiah...pak sopir langsung menerima dan tidak berupaya untuk menagih kekurangannya...
"dasar anak-anak, dimaklum ya pak..." kataku kepada pak sopir....
"anak itu enggak salah neng... namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya...gak apa-apa...kan rejeki bapak mah sudah diatur oleh Allah"....
hmmmmm speechless...ngangguk-ngangguk lagi...
"bapak umur berapa? koq masih nyopir angkot? enggak capek pak?"
jawabnya " umur bapak 72, Neng"
terus bapak itu mengeluarkan dompet, dan memperlihatkan KTP dan Kartu Pensiunan...namanya Yusuf Supriyatna, kelahiran 1943, pensiunan TNI Angkatan Darat...."Alhamdulillaah, selalu dikasih sehat oleh Allah, namanya kerja ngeluarin tenaga pasti fisik mah capek, tapi sepanjang kita ikhlas insyaallah sehat terus...namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas...dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah...kalo kita tidak yakin, percuma...pasti yang kita dapat hanya capek...dan jangan lupa ngado'a..."
Ngangguk2 lagi aja...
"kenapa harus berdo'a, karena Allah sudah menjanjikan..."ud'uni astajib lakum, Qur'an Surat Al Mukmin ayat 60...berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya akan Ku-kabulkan"....
sepertinya mukaku tadi sempat memerah malu....
"berbekal ayat itu kita harus yakin...tapi juga harus sabar, karena kita tidak pernah tau kapan Allah akan mengabulkan...bisa langsung saat itu juga, bisa ditunda beberapa saat dan ada juga yang ditunda sampai di akhirat nanti....kita tidak pernah tau, itu mah hak prerogatif Allah...kewajiban kita hanya ikhtiar, berdo'a, sabar dan ikhlas, dan jangan lupa bersyukur ketika sudah dikabulkan..."
hmmmm...
"jadi, ngaji itu jangan hanya sekedar membaca tulisan arab, atau membaca tafsirnya saja...tapi juga harus dicari hikmahnya, diyakini dalam hati dan diterapkan di kehidupan nyata..."
"bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, Neng...kuncinya sholat lima waktu jangan ditinggalkan...dan kalau kita ada permintaan sama Allah, minta lah sehabis sholat, sehabis tahajjud, dan lakukan sholat hajat...moal henteu, pasti di ijabah oleh Allah..."
"ada waktu-waktu yang diistimewakan oleh Allah kapan berdo'a akan diijabah....ada juga tempat-tempat yang diistimewakan oleh Allah, ada bilangan2, ada bacaan-bacaan...itu betul Neng, contoh kecil aja, ubi Cilembu, hanya bisa ditanam dan dipanen sesuai hasilnya hanya yg ditanam di Cilembu, coba ditanam di tempat lain, tidak sama hasilnya...itu karena Allah memberikan keistimewaan kpd tanah di Cilembu....eta mah anging Alloh nu uninga, urang mah tinggal ngalakonan....."
sambil ngobrol, beberapa penumpang turun naik, dan tidak sekalipun si bapak mengecek ongkosnya sesuai atau tidak...langsung dimasukkan ke kantong uang yang disimpan di bawah tempat duduknya...
tidak sekalipun juga bapak itu ngetem atau bahkan menyalip angkot di depannya..."rejeki bapak mah moal kamana, Neng, sudah ditetapkan oleh Allah, tidak akan bertambah kalau bapak ngebut dan nyalip-nyalip angkot lain juga... dan tidak akan berkurang kalaupun disalip orang lain...."
hmmmmm....
Seorang nenek turun di jl Srimahi dengan kondisi mobil agak mepet ke tepi sehingga tangan si penumpang hanya sedikit nyembul di kaca...dengan susah payah bapak sopir tua mengulurkan tangan kanannya menerima ongkos dari si nenek...
"nah...hal kecil seperti ini juga mempengaruhi keberkahan rejeki kita...Allah sudah memberikan rejeki ke bapak dari ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan, sebab apa? Allah sudah ngasih rejeki masa kita terimanya pake tangan kiri, gimana mau berkah?..."
hmmmmm.....
"bapak putra sabaraha sareng dimarana?"..
"tilu neng, sadayana guru SMP, nu hiji di Cianjur, nu hiji di Banjaran, nu hiji di Soreang....semuanya sudah berkeluarga...anak soteh ketika mereka belum menikah...kitara na mah anak teh asuheun, atikeun, kimpoikeuneun...sesudah mereka menikah mah mereka punya tanggung jawab sendiri sebagai suami, istri sekaligus sebagai orang tua baru...bapak sudah melepaskan tanggung jawab atas mereka, kenapa sebagai pensiunan masih mau nyari nafkah, padahal gaduh pangsiunan? karena pangsiunan mah sanes nafkah, itu mah hak bapak yang dulu disisihkan dan baru dibayarkan sesudah kita pensiun....bapak masih punya istri yang harus bapak nafkahi...jadi bapak masih ngangkot...tapi seminggu hanya dua kali, selebihnya bapak serahkan ke yang lain dengan syarat dia tidak meninggalkan sholat... dari setoran yang dia setor ku bapak dikembalikan lagi, tergantung banyaknya waktu sholat yg dia lewati...kalau tiga kali ya bapak kembalikan 30 ribu...kalau dia pake angkotnya full, bapak kembalikan lima puluh ribu...emutan bapa, kalau dia mau sholat pasti enggak narik penumpang dulu, anggap aja waktu yang terpakai sholat rata-rata membuat 3-4 orang penumpang teu katarik...jadi uang yg mungkin harusnya dia terima bapak kembalikan itung-itung sedekah, dengan begitu sopir tetep untung, sholatnya tetep jalan, dia betah pakai mobil kita, mobil kita dirawat....untungna ngalipet-lipet..."
"bapak yakin dia sholat?"
"kedah husnudzon, Neng... dan kedah yakin....alhamdulillaah, yang pake mobil bapak enggak ganti-ganti....masih orang yang sama, mobil bapak butut-butut oge alhamdulillah tara ngadat"
hmmmmm....
sejatinya, kalau aku masih jauh ke tempat tujuan....pastilah masih banyak obrolan yang sarat dengan nilai-nilai....sayangnya tempat ngelembur sudah di depan mata...
dan yup!!! Bismillaah.... kuniatkan sabar dan ikhlas dalam ikhtiar hari ini...
"saya turun di sini, pak...!!
begitu turun terselip do'a semoga pak Yusuf Supriyatna dan orang-orang yang gigih mencari nafkah selalu mendapat barokah-Nya... Aamiiiin
Quote:
Usianya sudah uzur, namun tak mematahkan semangatnya untuk mencari nafkah halal bagi keluarganya. Kekurangan juga tak membuat keimanannya rapuh. Lelaki tak pernah takut kehilangan rezeki, sebab semuanya sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa.
Lelaki ini bernama Yusuf Supriyatna. Dia adalah pensiunan Tentara Nasional Indonesia Angkatan darat (TNI AD). Di usianya yang ke-72 tahun, Yusuf beralih profesi menjadi seorang sopir angkot jurusan Gedebage-Cibeureum.
Cerita kesalehan ini dituangkan Meirna Nurdini Thomas dalam akun Facebook miliknya. Wanita berhijab itu mengaku kagum dengan sosoknya yang sederhana. Meski menjadi sopir angkot, Yusuf tidak lupa untuk tetap rapi selama bekerja.
"Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum, dan langsung menjalankan kendaraannya, pelan, tidak tergesa, dengan pantofel hitam berkaus kaki rapi," demikian dikutip merdeka.com dari akun Facebook Meirna, Selasa (5/12).
Kekaguman pertamanya datang saat Yusuf menerima sebotol air minum kemasan dari seorang pedagang yang memaksa. Meski membayar dan melanjutkan perjalanannya, namun dia malah memasukkan botol tersebut ke dalam laci dan menolak mengonsumsinya.
"Air ini enggak saya minum, neng. Haram. Kenapa haram? Karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah, ini namanya jual paksa tapi ya bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapak sudah diatur oleh Allah, tidak akan berkurang karena itu," ujar Yusuf.
Tak berhenti sampai di sana, Yusuf juga tak mengeluh ketika seorang bocah memberikan ongkos tak sesuai dengan tarif yang ditetapkan. Bocah ini hanya memberikannya dua kepingan uang Rp 500. Meski gemas, Meirna mencoba menghibur, namun jawaban yang diterima justru mengejutkannya.
"Dasar anak-anak, dimaklum ya pak."
"Anak itu enggak salah neng. Namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya, enggak apa-apa, kan rejeki bapak mah sudah diatur oleh Allah," jawab ayah tiga anak ini.
Kepada Meirna, Yusuf memperlihatkan KTP dan kartu pensiunan TNI AD. Pria kelahiran 1943 ini mengaku ikhlas menjalani pekerjaannya sebagai sopir, enggan mengeluh.
"Namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas, dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah. Kalau kita tidak yakin, percuma. Pasti yang kita dapat hanya capek, dan jangan lupa ngadoa."
"Bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, neng. Kuncinya salat lima waktu jangan ditinggalkan, dan kalau kita ada permintaan sama Allah, minta lah sehabis salat, sehabis Tahajjud, dan lakukan salat hajat, pasti diijabah oleh Allah," lanjutnya.
Sepanjang perjalanan, Yusuf tak pernah sekalipun menghitung uang yang didapatnya dari hasil menarik angkot. Tak hanya itu, dia juga enggan ngetem atau menyalip angkot di depannya demi meraih rezeki. Bahkan, ia berusaha menghormati penumpangnya yang baru turun dari kendaraannya dengan tangan kanan, meski sulit untuk meraih upahnya tersebut.
"Allah sudah memberikan rejeki ke bapak dari ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan, sebab apa? Allah sudah ngasih rejeki masa kita terimanya pake tangan kiri, gimana mau berkah?" tegasnya.
Itulah kisah seorang kakek saleh yang selalu berucap syukur atas nikmat dan rezeki yang diterimanya. Kisah ini dipuji ribuan pengguna media sosial lain.
sumber merdeka.com
Lelaki ini bernama Yusuf Supriyatna. Dia adalah pensiunan Tentara Nasional Indonesia Angkatan darat (TNI AD). Di usianya yang ke-72 tahun, Yusuf beralih profesi menjadi seorang sopir angkot jurusan Gedebage-Cibeureum.
Cerita kesalehan ini dituangkan Meirna Nurdini Thomas dalam akun Facebook miliknya. Wanita berhijab itu mengaku kagum dengan sosoknya yang sederhana. Meski menjadi sopir angkot, Yusuf tidak lupa untuk tetap rapi selama bekerja.
"Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum, dan langsung menjalankan kendaraannya, pelan, tidak tergesa, dengan pantofel hitam berkaus kaki rapi," demikian dikutip merdeka.com dari akun Facebook Meirna, Selasa (5/12).
Kekaguman pertamanya datang saat Yusuf menerima sebotol air minum kemasan dari seorang pedagang yang memaksa. Meski membayar dan melanjutkan perjalanannya, namun dia malah memasukkan botol tersebut ke dalam laci dan menolak mengonsumsinya.
"Air ini enggak saya minum, neng. Haram. Kenapa haram? Karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah, ini namanya jual paksa tapi ya bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapak sudah diatur oleh Allah, tidak akan berkurang karena itu," ujar Yusuf.
Tak berhenti sampai di sana, Yusuf juga tak mengeluh ketika seorang bocah memberikan ongkos tak sesuai dengan tarif yang ditetapkan. Bocah ini hanya memberikannya dua kepingan uang Rp 500. Meski gemas, Meirna mencoba menghibur, namun jawaban yang diterima justru mengejutkannya.
"Dasar anak-anak, dimaklum ya pak."
"Anak itu enggak salah neng. Namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya, enggak apa-apa, kan rejeki bapak mah sudah diatur oleh Allah," jawab ayah tiga anak ini.
Kepada Meirna, Yusuf memperlihatkan KTP dan kartu pensiunan TNI AD. Pria kelahiran 1943 ini mengaku ikhlas menjalani pekerjaannya sebagai sopir, enggan mengeluh.
"Namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas, dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah. Kalau kita tidak yakin, percuma. Pasti yang kita dapat hanya capek, dan jangan lupa ngadoa."
"Bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, neng. Kuncinya salat lima waktu jangan ditinggalkan, dan kalau kita ada permintaan sama Allah, minta lah sehabis salat, sehabis Tahajjud, dan lakukan salat hajat, pasti diijabah oleh Allah," lanjutnya.
Sepanjang perjalanan, Yusuf tak pernah sekalipun menghitung uang yang didapatnya dari hasil menarik angkot. Tak hanya itu, dia juga enggan ngetem atau menyalip angkot di depannya demi meraih rezeki. Bahkan, ia berusaha menghormati penumpangnya yang baru turun dari kendaraannya dengan tangan kanan, meski sulit untuk meraih upahnya tersebut.
"Allah sudah memberikan rejeki ke bapak dari ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan, sebab apa? Allah sudah ngasih rejeki masa kita terimanya pake tangan kiri, gimana mau berkah?" tegasnya.
Itulah kisah seorang kakek saleh yang selalu berucap syukur atas nikmat dan rezeki yang diterimanya. Kisah ini dipuji ribuan pengguna media sosial lain.
sumber merdeka.com
Terharu banget gan baca cerita di atas, intinya kita tuh hidup harus banyak bersyukur dan gak boleh terlalu banyak ngeluh. Jangan lupa juga untuk senantiasa beribadah kepadaNya.
0
3.7K
Kutip
20
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan