- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Belum Saatnya Pemerintah Impor Bawang Merah


TS
azfargilang
Belum Saatnya Pemerintah Impor Bawang Merah
Quote:
JAKARTA,KOMPAS.com - Terkait naiknya harga bawang merah di seluruh pasar Indonesia, Sekretaris Jenderal Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN), Ramdansyah menyarankan pemerintah untuk tidak segera melakukan impor.
Menurut dia, saat ini petani bawang merah perlu mendapat untung dari kenaikan tersebut.
Tujuannya, untuk menutup kerugian akibat gagal panen. "Seperti kita tahu selama satu bulan ini kan hujan mulai muncul padahal ini musim panen. Ketika hujan masih ada, menyebabkan gagal panen.
Beberapa sentra produksi bawang di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat itu gagal panen. Bisa sampai 50-60 persen," kata Ramdansyah ketika dihubungi Kompas.com, Senin (30/3/2015). Hari ini, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga rata-rata bawang merah nasional mencapai Rp 30.033/kg atau naik sekitar 42-43 persen dari bulan lalu.
Pada, bulan lalu harganya masih Rp 21.106/kg. Ramdansyah memperkirakan harga bawang merah yang berada di kisaran Rp 30.033 tersebut akan bertahan hingga 1-2 bulan ke depan sebelum harga berangsur normal kembali. Menurut dia, kondisi tersebut menunggu panen raya padi selesai dan musim hujan berakhir.
"Juga karena beberapa petani sibuk panen padi. Untuk itu pemerintah jangan gegabah untuk segera impor karena menurut saya ini harga yang pantas untuk petani dapat. Ketika panen tidak optimal maka dia tutup dengan menaikkan harga," jelas Ramdansyah.
Namun Ramdansyah tidak menutup kemungkinan pemerintah untuk melakukan impor. Dia mengatakan jika terjadi hal-hal yang tidak bisa diprediksi seperti bencana alam, pemerintah harus segera mengantisipasi melonjaknya kebutuhan nasional dengan membuka keran impor bawang merah.
"Kalau ada potensi kebutuhan nasional tinggi karena cuaca atau bencana yang tidak diprediksi, hingga bisa mengerek harga bawang merah ke Rp 70-90.000 menjelang puasa, maka pemerintah harus impor.
Tapi sebelum itu harus hitung kebutuhan nasional berapa,"kata Ramdansyah.
Sebagai informasi Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 118/2013 tentang penetapan harga referensi produk hortikultura, pemerintah diperbolehkan mengimpor bawang merah jika harga di tingkat konsumen lebih dari Rp 25.500/kg.
Terkait peraturan tersebut Ramdansyah mengatakan, pemerintah memunyai dua opsi dalam menghadapi kenaikkan harga bawang merah. Pertama adalah melakukan impor, kedua mengubah harga batas tersebut.
"Ketika harga preference itu gak cocok, bisa saja dinaikkan ke Rp 30.000 misalnya. Kalau menurut saya di Rp 30.000 untuk saat ini tidak masalah selama satu bulan ke depan.
Kalau pakai ambang batas itu dua kali lipat jadi Rp 50.000, jika bertahan sampai dua bulan tetap segitu baru impor atau naikkan hargapreference lagi.
Sekarang kasihan Petani karena masih rugi karena banjir kemarin," jelas Ramdansyah.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...r.Bawang.Merah
Mendag Buka Keran Impor Daging, Cabai, Hingga Bawang Merah
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang puasa dan lebaran, harga-harga kebutuhan pokok mulai menunjukan kenaikan, terutama bahan pangan. Hal itu tercermin dari inflasi bulan lalu yang mencapai 0,5 persen akibat kenaikan harga seluruh kelompok pengeluaran.
Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan bahan pangan yang bisa memicu lonjakan harga, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Rabu (3/6).
Delapan instruksi stabilisasi harga dan pasokan pangan pun meluncur dari mulut sang Presiden, salah satunya adalah menjadikan impor sebagai opsi yang dipilih paling akhir. Hanya beberapa menit setelah rapat terbatas ditutup, Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel langsung dicecar pertanyaan oleh para pekerja media.
Membuka keran impor daging sapi, cabai, dan bawang merah menjadi solusi instan yang dipilih mantan pengusaha elektronik itu.
Dia mengatakan persediaan dalam negeri selalu jadi tolok ukur pemerintah sebelum mengeluarkan kebijakan impor. Apabila stok tidak mencukupi, maka impor terpaksa harus dilakukan guna mengendalikan harga.
Entah karena tergesa-gesa atau memang tidak mengerti, Rahmat mengaku tak paham ketika diminta menjelaskan maksud keamanan pangan yang selalu jadi alasan impor. "Saya kurang paham,"katanya.
Soal impor daging sapi, Rahmat mengaku telah mengelurkan izin kepada 11 importir untuk mendatangkan daging sapi khusus dari Australia. Alasannya sederhana, karena produksi daging sapi domestik tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih tinggi.
Demikian halnya dengan impor cabai dan bawang merah. Mendag berdalih stabilisasi harga dan pasokan kedua bahan pangan itu jadi alasan utama pemerintah membuka keran impor.
Sayangnya, ketika ditanya berapa tingkat produksi sapi dalam negeri, Rahmat kembali mengaku tidak tahu angkanya.
Menurutnya, itu merupakan kewenangan Menteri Pertanian untuk menjelaskan. "Sapi itu kita ada, tapi milik peternak yang belum tentu mau dijual. Tidak seperti kebutuhannya. Dia akan menjual sesuai kebutuhan para peternak itu sendiri. Jadi kita tidak bisa hitung," elaknya.
Begitu pula ketika disinggung mengenai rata-rata harga cabai dan bawang merah saat ini di dalam negeri. Rahmat tidak bisa menjawab dan dengan polosnya mengaku tidak tahu.
"Saya juga tidak tahu pasti, karena harga didaerah berbeda-beda," katanya.
Namun, dia memastikan posisi terakhir harga cabai dan bawang merah sudah melebihi harga referensi pemerintah.
Kendati tidak tahu berapa harga rata-ratanya, sikap Rahmat Gobel sudah tegas, "Keputusannya harus impor."
http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20...-bawang-merah/
● Pak mendag kurang cerdas atau purapura gak tauS E N S O Ri tanya harga malah gak tau...

belum saat nya import pak...
bentar lagi musim panen bawang merah dan lanjut musim tanam....
Katanya mau Mensejahterakan Petani biar hidup Makmur dan Sejahtera....

Diubah oleh azfargilang 04-06-2015 04:32
0
982
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan