Jakarta - Presiden Joko Widodo akan menikahkan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda pada Kamis pekan depan. Pihak Istana mengatakan, yang punya hajatan untuk menggelar pesta adalah pihak perempuan.

"Ini kan jelas bahwa pernikahan yang akan berlangsung tanggal 11 Juni 2015, itu yang selenggarakan bukan keluarga presiden. Dalam tradisi Jawa, tahu sendiri ya, bahwa dalam pernikahan ini keluarga pihak perempuanlah yang memiliki hajatan itu," kata Deputi IV Bidang Komunikasi Politik Eko Sulistyo di Kantornya Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6/2015).

Biasanya, lanjut Eko, pihak perempuan akan berusaha menyelenggarakan acara dengan mewah. Ini nantinya bisa dibalas oleh pihak laki-laki dalam hal ini Presiden Jokowi dengan acara yang lebih sederhana, atau biasa disebut 'Unduh Mantu'. Namun, terang Eko, hal ini bukan suatu kewajiban.

"Biasanya kalau dalam tradisi Jawa itu, pihak perempuan yang selenggarakan agak sedikit 'wah', sehingga pihak laki-laki atau dalam hal ini, Presiden, itu kalau dalam tradisi Jawa, bisa selenggarakan balik kalau dalam istilah Jawa-nya 'Ngunduh Mantu' atau tidak. Nah biasanya, dalam konteks keluarga Jawa, ngunduh tadi akan lebih sederhana," terang Eko.

Sehingga, terang Eko, tidak tepat jika Jokowi dianggap tidak sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 13 Tahun 2014. Surat Edaran ini menyangkut tentang nilai-nilai kesederhanaan penyelenggara negara.

"Pernikahan tanggal 11 Juni 2015 itu adalah pihak perempuan. Jadi kalau kemudian ada yang mengkaitkan itu dengan pemberlakuan SE Menpan ini, salah alamat," kata Eko.

"Dalam tradisi Jawa, (unduh mantu) bisa dilakukan bisa tidak. Sampai saat ini memang dari pihak keluarga saya belum dapat informasi. Kan harus sesuaikan dengan jadwal kesibukan presiden. Kalau itu mau dilakukan pasti dalam batas-batas koridor Surat Edaran Menpan itu," tambah Eko.
detik
ente percaya?
bahwa yg ngundang sampe ribuan itu pihak perempuan?