- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[mari kita ngakak] Kumpulan berita dari PosRonda.net


TS
User telah dihapus
[mari kita ngakak] Kumpulan berita dari PosRonda.net
yo watsaaap...... 
neh brayyy kumpulan berita dari posronda.net yang bikin ngakak
sekian bray, jangan banyak-banyak
yo bay
New: Update ada di post #6 dan #41

neh brayyy kumpulan berita dari posronda.net yang bikin ngakak
Quote:
Rebutan Lahan, Mafia Kuburan Bentrok dengan Genderuwo di TPU Pondok Ranggon
JAKARTA, POS RONDA – Sekelompok preman yang merupakan orang suruhan dari para ‘Mafia Kuburan’ dikabarkan bentrok dengan para jin, pocong, dan genderuwo yang merupakan penunggu dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Selasa malam (20/1).
Bentrokan tersebut terjadi akibat upaya kelompok preman dan mafia kuburan yang mencoba mengambil alih lahan yang selama ini dijaga oleh genderuwo setempat. Kejadian bermula pada pukul 22.30 WIB saat kelompok preman tersebut beramai-ramai mendatangi wilayah TPU Pondok Ranggon untuk melakukan survei terhadap lahan tersebut.
Merasa terganggu terhadap kedatangan tamu yang tidak diundang, para pocong dan genderuwo setempat mulai melawan dengan melempar batu, kayu, dan kotoran ke arah para preman itu. Tidak terima, para preman pun membalas. Bentrokan besar pun terjadi selama beberapa jam sebelum berakhir sekitar pukul dua dini hari karena dihentikan oleh Satpol PP, dibantu satuan dari kepolisian, perkumpulan paranormal, dan penjaga makam.
Setelah diamankan, ketua kelompok preman, YT (33 tahun), mengaku mendapatkan perintah untuk melakukan survei dan mengamankan lahan TPU. Pekerjaan ini bukan yang pertama kalinya bagi YT, namun ia mengaku tidak mengetahui siapa pemberi perintah tersebut.
“Saya sudah berkali-kali survei dan mengamankan lahan kuburan. Biasanya untuk dijual lagi sama yang ngasih orderan. Tapi saya sendiri nggak pernah ketemu orangnya, bos-bos itu, cuma dapat perintah dari ajudannya lewat telepon atau e-mail kemudian uangnya ditransfer. Nama orangnya juga saya nggak tahu,” papar YT saat ditanyai di Kapolsek Metro Cipayung, dini hari tadi (21/1).
Selama ini, YT mengaku pekerjaannya lancar dan tidak dapat dilacak oleh kepolisian maupun pemerintah provinsi DKI Jakarta. Ia bahkan mengaku pihak yang memberikannya pekerjaan menjamin bahwa pihak berwenang tidak akan dapat mengganggunya. Bentrokan semalam rupanya mengubah nasib YT.
“Tobat, Pak. Saya tobat. Nggak mau lagi urusan sama lahan kuburan. Saya takut ketemu lagi sama yang badannya besar berbulu kemarin, yang matanya ada banyak sama gigi tajam-tajam. Nggak lagi-lagi.” paparnya memelas. Saat memberi keterangan, nampak wajah YT hampir tidak berbentuk karena benjol, bengkak, dan memar.
Permasalahan ‘Mafia Kuburan’ memang sedang menjadi sorotan di publik dan media. Dengan makin menyusutnya luas lahan kuburan di Jakarta, maka sebagian orang memanfaatkannya untuk dijadikan sebagai mata pencaharian dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan membentuk jaringan penjualan tanah kuburan secara ilegal.
Kondisi ini juga telah diakui oleh Pemprov DKI, yang merencanakan sistem pembayaran retribusi makam online untuk mengurangi aktivitas ‘Mafia Kuburan’. Belum diketahui apakah solusi ini akan menyelesaikan masalah atau tidak.
Berdasarkan pernyataan kepolisian, YT dan anak buahnya minimal akan dikenakan pasal 156 dan 503 KUHP mengenai gangguan ketertiban umum. Untuk kaitannya dengan keberadaan ‘mafia kuburan’, akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dalam bentrokan tersebut, tercatat 21 preman mengalami luka berat dan ringan, dengan total 27 diamankan oleh kepolisian. Dari pihak penghuni TPU, dua genderuwo tercatat mengalami luka bakar, tiga jin memar-memar, dan tujuh pocong pingsan karena tali pocongnya diambil. Dari pihak berwenang sendiri, seorang petugas Satpol PP tercatat kehilangan kesadaran akibat ketakutan melihat sosok pocong dan genderuwo.
“Rupanya mereka marah karena kegaduhan yang disebabkan para preman itu membuat para tuyul dan kuntilanak menjadi ketakutan. Maka, para genderuwo, pocong, dan jin penunggu langsung membalas. Kalau dari sudut pandang mereka, hanya membela tanahnya dari keburukan yang disebabkan oleh manusia,” ujar Sukadi (56), salah satu paranormal yang membantu meleraikan bentrokan tersebut. Para genderuwo dan pocong setempat tidak dapat diwawancarai karena hari sudah terlanjur pagi.
Dalam kasus ini, tidak ada genderuwo ataupun pocong yang diamankan oleh pihak berwenang, karena kepolisian tidak tahu bagaimana cara menangkap ataupun mengurung mereka di sel tahanan. Selain itu, ada keraguan mengenai apakah pasal hukum manusia berlaku bagi mereka atau tidak. (Sha01)
JAKARTA, POS RONDA – Sekelompok preman yang merupakan orang suruhan dari para ‘Mafia Kuburan’ dikabarkan bentrok dengan para jin, pocong, dan genderuwo yang merupakan penunggu dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Selasa malam (20/1).
Bentrokan tersebut terjadi akibat upaya kelompok preman dan mafia kuburan yang mencoba mengambil alih lahan yang selama ini dijaga oleh genderuwo setempat. Kejadian bermula pada pukul 22.30 WIB saat kelompok preman tersebut beramai-ramai mendatangi wilayah TPU Pondok Ranggon untuk melakukan survei terhadap lahan tersebut.
Merasa terganggu terhadap kedatangan tamu yang tidak diundang, para pocong dan genderuwo setempat mulai melawan dengan melempar batu, kayu, dan kotoran ke arah para preman itu. Tidak terima, para preman pun membalas. Bentrokan besar pun terjadi selama beberapa jam sebelum berakhir sekitar pukul dua dini hari karena dihentikan oleh Satpol PP, dibantu satuan dari kepolisian, perkumpulan paranormal, dan penjaga makam.
Setelah diamankan, ketua kelompok preman, YT (33 tahun), mengaku mendapatkan perintah untuk melakukan survei dan mengamankan lahan TPU. Pekerjaan ini bukan yang pertama kalinya bagi YT, namun ia mengaku tidak mengetahui siapa pemberi perintah tersebut.
“Saya sudah berkali-kali survei dan mengamankan lahan kuburan. Biasanya untuk dijual lagi sama yang ngasih orderan. Tapi saya sendiri nggak pernah ketemu orangnya, bos-bos itu, cuma dapat perintah dari ajudannya lewat telepon atau e-mail kemudian uangnya ditransfer. Nama orangnya juga saya nggak tahu,” papar YT saat ditanyai di Kapolsek Metro Cipayung, dini hari tadi (21/1).
Selama ini, YT mengaku pekerjaannya lancar dan tidak dapat dilacak oleh kepolisian maupun pemerintah provinsi DKI Jakarta. Ia bahkan mengaku pihak yang memberikannya pekerjaan menjamin bahwa pihak berwenang tidak akan dapat mengganggunya. Bentrokan semalam rupanya mengubah nasib YT.
“Tobat, Pak. Saya tobat. Nggak mau lagi urusan sama lahan kuburan. Saya takut ketemu lagi sama yang badannya besar berbulu kemarin, yang matanya ada banyak sama gigi tajam-tajam. Nggak lagi-lagi.” paparnya memelas. Saat memberi keterangan, nampak wajah YT hampir tidak berbentuk karena benjol, bengkak, dan memar.
Permasalahan ‘Mafia Kuburan’ memang sedang menjadi sorotan di publik dan media. Dengan makin menyusutnya luas lahan kuburan di Jakarta, maka sebagian orang memanfaatkannya untuk dijadikan sebagai mata pencaharian dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan membentuk jaringan penjualan tanah kuburan secara ilegal.
Kondisi ini juga telah diakui oleh Pemprov DKI, yang merencanakan sistem pembayaran retribusi makam online untuk mengurangi aktivitas ‘Mafia Kuburan’. Belum diketahui apakah solusi ini akan menyelesaikan masalah atau tidak.
Berdasarkan pernyataan kepolisian, YT dan anak buahnya minimal akan dikenakan pasal 156 dan 503 KUHP mengenai gangguan ketertiban umum. Untuk kaitannya dengan keberadaan ‘mafia kuburan’, akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dalam bentrokan tersebut, tercatat 21 preman mengalami luka berat dan ringan, dengan total 27 diamankan oleh kepolisian. Dari pihak penghuni TPU, dua genderuwo tercatat mengalami luka bakar, tiga jin memar-memar, dan tujuh pocong pingsan karena tali pocongnya diambil. Dari pihak berwenang sendiri, seorang petugas Satpol PP tercatat kehilangan kesadaran akibat ketakutan melihat sosok pocong dan genderuwo.
“Rupanya mereka marah karena kegaduhan yang disebabkan para preman itu membuat para tuyul dan kuntilanak menjadi ketakutan. Maka, para genderuwo, pocong, dan jin penunggu langsung membalas. Kalau dari sudut pandang mereka, hanya membela tanahnya dari keburukan yang disebabkan oleh manusia,” ujar Sukadi (56), salah satu paranormal yang membantu meleraikan bentrokan tersebut. Para genderuwo dan pocong setempat tidak dapat diwawancarai karena hari sudah terlanjur pagi.
Dalam kasus ini, tidak ada genderuwo ataupun pocong yang diamankan oleh pihak berwenang, karena kepolisian tidak tahu bagaimana cara menangkap ataupun mengurung mereka di sel tahanan. Selain itu, ada keraguan mengenai apakah pasal hukum manusia berlaku bagi mereka atau tidak. (Sha01)
Quote:
Selamatkan Lahan Pertanian, Peneliti Kembangkan Teknologi Sawah Anti-Theft
JAKARTA, POS RONDA – Para peneliti yang tergabung dalam Aliansi Peneliti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia (APPTek) saat ini tengah bekerja sama untuk mengembangkan teknologi yang dapat mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Ketua APPTek, Bambang Dwi Ansyori, menyatakan bahwa kerjasama dalam aliansi ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap kondisi pertanian nasional.
Sepuluh hingga dua puluh tahun ke depan, isu pangan akan menjadi permasalahan utama dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar secara otomatis akan meningkatkan kebutuhan pangan. Namun, upaya menjaga keberlangsungan pangan saat ini belum maksimal.
Berbagai persoalan klasik sektor pertanian masih menghadang peningkatan produktivitas pangan nasional. Salah satu persoalan tersebut adalah konversi lahan pertanian yang mencapai 100.000 hektar setiap tahunnya. Lahan pertanian banyak yang saat ini beralih fungsi menjadi perumahan, tempat wisata, dan pusat perbelanjaan. Dengan jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa dengan pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun, kebutuhan konversi lahan di Indonesia cenderung meningkat.
Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka akan mengancam keberlangsungan pertanian nasional yang berujung pada kerentanan ketersediaan pangan. Untuk itulah, menurut Bambang, menjaga keberlangsungan produksi pangan seharusnya menjadi prioritas utama dunia, termasuk Indonesia.
“Lahan pertanian yang harusnya makin bertambah, malah saat ini berkurang drastis karena mengalami konversi lahan. Pemerintah harus bertindak untuk mengatasi kondisi ini,” ujar Bambang dalam acara seminar mengenai ketahanan pangan di Gedung Departemen Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat lalu (15/8).
APPTek menawarkan penggunaan teknologi anti-theft pertanian. Teknologi ini merupakan microchip yang ditanamkan di lahan pertanian seperti sawah, ladang, dan perkebunan. Satu microchip dapat menjangkau hingga 20 hektar lahan dengan masa hidup diperkirakan mencapai 1000 tahun. Paket ini juga lengkap dengan robot orang-orangan sawah yang bekerja secara otomatis menggunakan tenaga surya.
Cara kerja anti-theft pertanian ini sangat mudah. Bambang menjelaskan, dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak microchip itu ditanamkan, maka lahan pertanian tersebut tidak akan lagi dapat dikonversi. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) yang ada dalam microchip tersebut akan mencegah kegiatan apapun yang ada di lahan tersebut selain aktivitas pertanian.
“Lahan pertanian dengan sendirinya akan menolak untuk diubah menjadi perumahan maupun pusat perbelanjaan. Begitu ada kegiatan selain aktivitas pertanian, tanah akan bergejolak dan mengembalikan fungsinya sebagai lahan pertanian secara otomatis. Begitu ada bangunan yang mulai terbangun, lahan akan kembali melakukan refresh sehingga bangunan tersebut hilang dan lahan kembali bisa ditanami. Jadi, mau tidak mau, lahan tersebut akan tetap menjadi lahan pertanian. Apabila ada pihak yang tetap ingin memaksakan alih lahan, maka robot orang-orangan sawah akan bertugas untuk langsung maju mengusir mereka.” Bambang memaparkan.
Teknologi ini dinamakan anti-theft karena memang memiliki fungsi yang sama dengan sistem anti pencurian. Bambang mengatakan, tujuan pengembangan teknologi ini yaitu untuk mencegah “tercurinya” lahan pertanian yang kemudian digunakan untuk kebutuhan di luar pertanian.
“Semua calon presiden memang menjanjikan akan meningkatkan lahan pertanian, tapi kami di APPTek dan para petani tidak mudah percaya begitu saja dengan ucapan mereka. Untuk menjamin lahan pertanian tidak akan berkurang, maka kami memerlukan teknologi seperti itu. Dengan demikian, pemerintah di masa mendatang tidak akan bisa berbuat apapun untuk mengalihfungsikan lahan pertanian hanya demi kepentingan beberapa kelompok saja. Paling tidak negara ini punya jaminan ketersediaan lahan pertanian hingga 1000 tahun ke depan sesuai dengan masa hidup microchip tersebut,” kata Bambang.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Bambang optimis teknologi ini akan selesai dalam waktu dekat. Teknologi ini memang memerlukan biaya riset yang sangat besar sehingga hingga kini pemerintah belum dapat mendanainya.
“Kami tidak menyalahkan pemerintah yang belum memberikan dana untuk riset ini. Kami memahami dana riset pemerintah sangat kecil. Lha, wong, peneliti saja gajinya kecil, bagaimana bisa memberikan dana besar untuk riset yang mahal semacam ini?” Bambang berkelakar.
Lantas darimana APPTek mendanai pengembangan teknologi ini? Bambang menjelaskan bahwa asosiasinya memiliki banyak para profesional yang memiliki keahlian tinggi. Para profesional inilah yang ikut mengembangkan anti-theft pertanian.
“Peneliti relawan kami banyak. Ada yang ahli di bidang komputer, pertanian, kehutanan, biologi, fisika, geologi, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Semua peneliti relawan kami saling bersinergi untuk membangun suatu teknologi yang akan digunakan bersama.” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa seharusnya penelitian di Indonesia berlangsung demikian, di mana para peneliti dan lembaga penelitian pemerintah saling bekerja sama untuk menggunakan kemampuan masing-masing demi suksesnya tujuan bersama.
Dalam kaitannya dengan program nasional, Bambang dengan bangga mengatakan fokus APPTek dalam meningkatkan teknologi ketersediaan pangan sebenarnya sesuai dengan visi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2014 yang dilangsungkan oleh Kementerian Ristek dan Teknologi bulan Juni lalu: inovasi di bidang pangan, energi, dan air, untuk daya saing bangsa.
“Tapi jangan salah paham. Microchip yang kami kembangkan ini tidak serta merta menyelesaikan masalah pangan. Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk itu, dan yang paling penting adalah diikuti dengan komitmen untuk memaksimalkan produktivitas pertanian. Indonesia harus lebih banyak berinvestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian,” ujar Bambang.
Dirinya juga beranggapan bahwa semua lini penelitian dan teknologi Indonesia seharusnya dikaitkan dengan pertanian. Misalnya, mengembangkan satelit yang dapat digunakan oleh para petani dalam memantau dan memprediksi masa tanam dan masa panen, mengembangkan bibit yang mampu berkali-kali panen dalam setahun, memberikan insentif penelitian kepada peneliti teknologi pertanian dan peternakan, serta membuat sistem perekonomian yang bersahabat bagi para petani.
“Dengan cara tersebut, maka bidang pertanian di Indonesia akan maju. Petani bisa sejahtera, dan anak-anak bisa bangga menjadi petani. Melalui perkembangan dan inovasi teknologi, akan terbuka kesempatan bagi enterpreneur muda untuk terjun di bidang pertanian. Pada akhirnya, bidang pertanian bisa menjadi penopang utama perekonomian Indonesia secara konkrit. Kita bisa mencontoh negara-negara yang berbasis agrikultur tapi masyarakatnya tetap sejahtera, salah satunya Selandia Baru,” papar Bambang mengakhiri wawancara. (Meg)
JAKARTA, POS RONDA – Para peneliti yang tergabung dalam Aliansi Peneliti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia (APPTek) saat ini tengah bekerja sama untuk mengembangkan teknologi yang dapat mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Ketua APPTek, Bambang Dwi Ansyori, menyatakan bahwa kerjasama dalam aliansi ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap kondisi pertanian nasional.
Sepuluh hingga dua puluh tahun ke depan, isu pangan akan menjadi permasalahan utama dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar secara otomatis akan meningkatkan kebutuhan pangan. Namun, upaya menjaga keberlangsungan pangan saat ini belum maksimal.
Berbagai persoalan klasik sektor pertanian masih menghadang peningkatan produktivitas pangan nasional. Salah satu persoalan tersebut adalah konversi lahan pertanian yang mencapai 100.000 hektar setiap tahunnya. Lahan pertanian banyak yang saat ini beralih fungsi menjadi perumahan, tempat wisata, dan pusat perbelanjaan. Dengan jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa dengan pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun, kebutuhan konversi lahan di Indonesia cenderung meningkat.
Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka akan mengancam keberlangsungan pertanian nasional yang berujung pada kerentanan ketersediaan pangan. Untuk itulah, menurut Bambang, menjaga keberlangsungan produksi pangan seharusnya menjadi prioritas utama dunia, termasuk Indonesia.
“Lahan pertanian yang harusnya makin bertambah, malah saat ini berkurang drastis karena mengalami konversi lahan. Pemerintah harus bertindak untuk mengatasi kondisi ini,” ujar Bambang dalam acara seminar mengenai ketahanan pangan di Gedung Departemen Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat lalu (15/8).
APPTek menawarkan penggunaan teknologi anti-theft pertanian. Teknologi ini merupakan microchip yang ditanamkan di lahan pertanian seperti sawah, ladang, dan perkebunan. Satu microchip dapat menjangkau hingga 20 hektar lahan dengan masa hidup diperkirakan mencapai 1000 tahun. Paket ini juga lengkap dengan robot orang-orangan sawah yang bekerja secara otomatis menggunakan tenaga surya.
Cara kerja anti-theft pertanian ini sangat mudah. Bambang menjelaskan, dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak microchip itu ditanamkan, maka lahan pertanian tersebut tidak akan lagi dapat dikonversi. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) yang ada dalam microchip tersebut akan mencegah kegiatan apapun yang ada di lahan tersebut selain aktivitas pertanian.
“Lahan pertanian dengan sendirinya akan menolak untuk diubah menjadi perumahan maupun pusat perbelanjaan. Begitu ada kegiatan selain aktivitas pertanian, tanah akan bergejolak dan mengembalikan fungsinya sebagai lahan pertanian secara otomatis. Begitu ada bangunan yang mulai terbangun, lahan akan kembali melakukan refresh sehingga bangunan tersebut hilang dan lahan kembali bisa ditanami. Jadi, mau tidak mau, lahan tersebut akan tetap menjadi lahan pertanian. Apabila ada pihak yang tetap ingin memaksakan alih lahan, maka robot orang-orangan sawah akan bertugas untuk langsung maju mengusir mereka.” Bambang memaparkan.
Teknologi ini dinamakan anti-theft karena memang memiliki fungsi yang sama dengan sistem anti pencurian. Bambang mengatakan, tujuan pengembangan teknologi ini yaitu untuk mencegah “tercurinya” lahan pertanian yang kemudian digunakan untuk kebutuhan di luar pertanian.
“Semua calon presiden memang menjanjikan akan meningkatkan lahan pertanian, tapi kami di APPTek dan para petani tidak mudah percaya begitu saja dengan ucapan mereka. Untuk menjamin lahan pertanian tidak akan berkurang, maka kami memerlukan teknologi seperti itu. Dengan demikian, pemerintah di masa mendatang tidak akan bisa berbuat apapun untuk mengalihfungsikan lahan pertanian hanya demi kepentingan beberapa kelompok saja. Paling tidak negara ini punya jaminan ketersediaan lahan pertanian hingga 1000 tahun ke depan sesuai dengan masa hidup microchip tersebut,” kata Bambang.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Bambang optimis teknologi ini akan selesai dalam waktu dekat. Teknologi ini memang memerlukan biaya riset yang sangat besar sehingga hingga kini pemerintah belum dapat mendanainya.
“Kami tidak menyalahkan pemerintah yang belum memberikan dana untuk riset ini. Kami memahami dana riset pemerintah sangat kecil. Lha, wong, peneliti saja gajinya kecil, bagaimana bisa memberikan dana besar untuk riset yang mahal semacam ini?” Bambang berkelakar.
Lantas darimana APPTek mendanai pengembangan teknologi ini? Bambang menjelaskan bahwa asosiasinya memiliki banyak para profesional yang memiliki keahlian tinggi. Para profesional inilah yang ikut mengembangkan anti-theft pertanian.
“Peneliti relawan kami banyak. Ada yang ahli di bidang komputer, pertanian, kehutanan, biologi, fisika, geologi, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Semua peneliti relawan kami saling bersinergi untuk membangun suatu teknologi yang akan digunakan bersama.” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa seharusnya penelitian di Indonesia berlangsung demikian, di mana para peneliti dan lembaga penelitian pemerintah saling bekerja sama untuk menggunakan kemampuan masing-masing demi suksesnya tujuan bersama.
Dalam kaitannya dengan program nasional, Bambang dengan bangga mengatakan fokus APPTek dalam meningkatkan teknologi ketersediaan pangan sebenarnya sesuai dengan visi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2014 yang dilangsungkan oleh Kementerian Ristek dan Teknologi bulan Juni lalu: inovasi di bidang pangan, energi, dan air, untuk daya saing bangsa.
“Tapi jangan salah paham. Microchip yang kami kembangkan ini tidak serta merta menyelesaikan masalah pangan. Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk itu, dan yang paling penting adalah diikuti dengan komitmen untuk memaksimalkan produktivitas pertanian. Indonesia harus lebih banyak berinvestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian,” ujar Bambang.
Dirinya juga beranggapan bahwa semua lini penelitian dan teknologi Indonesia seharusnya dikaitkan dengan pertanian. Misalnya, mengembangkan satelit yang dapat digunakan oleh para petani dalam memantau dan memprediksi masa tanam dan masa panen, mengembangkan bibit yang mampu berkali-kali panen dalam setahun, memberikan insentif penelitian kepada peneliti teknologi pertanian dan peternakan, serta membuat sistem perekonomian yang bersahabat bagi para petani.
“Dengan cara tersebut, maka bidang pertanian di Indonesia akan maju. Petani bisa sejahtera, dan anak-anak bisa bangga menjadi petani. Melalui perkembangan dan inovasi teknologi, akan terbuka kesempatan bagi enterpreneur muda untuk terjun di bidang pertanian. Pada akhirnya, bidang pertanian bisa menjadi penopang utama perekonomian Indonesia secara konkrit. Kita bisa mencontoh negara-negara yang berbasis agrikultur tapi masyarakatnya tetap sejahtera, salah satunya Selandia Baru,” papar Bambang mengakhiri wawancara. (Meg)
Quote:
Pengusaha Kelereng Minta Produknya Masuk Kategori Batu Akik
JAKARTA, POS RONDA – Para pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Produsen Kelereng Indonesia (IPKI) menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah agar produk bola kelereng dimasukkan ke dalam kategori batu akik.
Kelereng, juga dikenal sebagai gundu, adalah bola kecil yang umumnya terbuat dari tanah liat, kaca, atau marmer. Biasanya bola-bola kelereng ini menjadi mainan tradisional anak-anak, namun tidak sedikit pula yang menjadikannya sebagai koleksi.
Ketua IPKI wilayah Jawa Timur, Hengky Suntoyo, mengatakan bahwa para produsen kelereng membutuhkan pengakuan ini untuk meningkatkan penjualan yang terus menurun karena jumlah anak yang bermain kelereng semakin sedikit.
“Selain itu, saya merasa produksi kelereng anggota-anggota kami tidak kalah indah dengan batu akik. Anda bisa bandingkan, bola kelereng biasanya identik dengan warna-warni jeleret yang cantik, dan layak dikoleksi. Bagi kami, sudah saatnya kelereng naik level menjadi sama dengan batu akik,” ujarnya saat memberikan keterangan kepada pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, pagi ini (8/5).
Bersama dengan 12 orang perwakilan IPKI lainnya, Hengky tengah menunggu jadwal bertemu dengan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Ide awal untuk meminta kesamaan kategori dengan batu akik muncul akibat kasus penipuan di Medan beberapa waktu lalu, di mana seseorang membeli permen yang dijual sebagai batu akik. Selain itu, terdapat juga fenomena warga beramai-ramai mengambil batu yang dianggap berharga di kawasan Tomang, Jakarta, namun ternyata merupakan hasil limbah dan pecahan kaca botol bir. Hengky dan rekan-rekannya merasa tersinggung.
“Masa permen bisa dijual sebagai batu akik, lalu bekas pecahan botol bir juga, sementara kelereng tidak? Memang itu penipuan, oleh karena itu kami menempuh jalur resmi untuk menyamakan kategori kelereng dan batu akik. Dengan demikian, IPKI bisa bersaing di pasar dengan nilai yang lebih tinggi. Pastinya kami akan memastikan kualitas kelereng yang baik terutama yang bahan dasarnya marmer. Pastinya tidak bisa dimakan, ya. Malah jangan dimakan, nanti bisa sakit perut.” jelasnya.
Rekan sesama anggota IPKI, Alvan Reinaldo, juga berharap pemerintah mau mendorong industri kelereng Indonesia agar bisa berdiri sama dengan batu akik. Dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan batu akik, dirinya yakin bahwa kelereng bisa menguasai pasar apabila dipasarkan dengan tepat.
“Pada dasarnya kelereng sudah menjadi bagian dari sejarah dunia, bahkan semenjak masa Yunani Kuno. Kita punya bahan bakunya, tapi kapasitas produksi dan penjualan kita masih kalah dengan negara produsen lain seperti Tiongkok ataupun Meksiko. Tapi saya optimis dengan teknik marketing yang tepat seperti orang-orang menjual batu akik, kelereng juga bisa mendapat tempat yang sama. Selama marketingnya bagus, apalagi ditambah pengakuan pemerintah, apa saja bisa dijual mahal kok,” papar perwakilan IPKI dari Jakarta ini menanggapi tantangan yang dihadapi industri kelereng di Indonesia. (SMG)
JAKARTA, POS RONDA – Para pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Produsen Kelereng Indonesia (IPKI) menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah agar produk bola kelereng dimasukkan ke dalam kategori batu akik.
Kelereng, juga dikenal sebagai gundu, adalah bola kecil yang umumnya terbuat dari tanah liat, kaca, atau marmer. Biasanya bola-bola kelereng ini menjadi mainan tradisional anak-anak, namun tidak sedikit pula yang menjadikannya sebagai koleksi.
Ketua IPKI wilayah Jawa Timur, Hengky Suntoyo, mengatakan bahwa para produsen kelereng membutuhkan pengakuan ini untuk meningkatkan penjualan yang terus menurun karena jumlah anak yang bermain kelereng semakin sedikit.
“Selain itu, saya merasa produksi kelereng anggota-anggota kami tidak kalah indah dengan batu akik. Anda bisa bandingkan, bola kelereng biasanya identik dengan warna-warni jeleret yang cantik, dan layak dikoleksi. Bagi kami, sudah saatnya kelereng naik level menjadi sama dengan batu akik,” ujarnya saat memberikan keterangan kepada pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, pagi ini (8/5).
Bersama dengan 12 orang perwakilan IPKI lainnya, Hengky tengah menunggu jadwal bertemu dengan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Ide awal untuk meminta kesamaan kategori dengan batu akik muncul akibat kasus penipuan di Medan beberapa waktu lalu, di mana seseorang membeli permen yang dijual sebagai batu akik. Selain itu, terdapat juga fenomena warga beramai-ramai mengambil batu yang dianggap berharga di kawasan Tomang, Jakarta, namun ternyata merupakan hasil limbah dan pecahan kaca botol bir. Hengky dan rekan-rekannya merasa tersinggung.
“Masa permen bisa dijual sebagai batu akik, lalu bekas pecahan botol bir juga, sementara kelereng tidak? Memang itu penipuan, oleh karena itu kami menempuh jalur resmi untuk menyamakan kategori kelereng dan batu akik. Dengan demikian, IPKI bisa bersaing di pasar dengan nilai yang lebih tinggi. Pastinya kami akan memastikan kualitas kelereng yang baik terutama yang bahan dasarnya marmer. Pastinya tidak bisa dimakan, ya. Malah jangan dimakan, nanti bisa sakit perut.” jelasnya.
Rekan sesama anggota IPKI, Alvan Reinaldo, juga berharap pemerintah mau mendorong industri kelereng Indonesia agar bisa berdiri sama dengan batu akik. Dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan batu akik, dirinya yakin bahwa kelereng bisa menguasai pasar apabila dipasarkan dengan tepat.
“Pada dasarnya kelereng sudah menjadi bagian dari sejarah dunia, bahkan semenjak masa Yunani Kuno. Kita punya bahan bakunya, tapi kapasitas produksi dan penjualan kita masih kalah dengan negara produsen lain seperti Tiongkok ataupun Meksiko. Tapi saya optimis dengan teknik marketing yang tepat seperti orang-orang menjual batu akik, kelereng juga bisa mendapat tempat yang sama. Selama marketingnya bagus, apalagi ditambah pengakuan pemerintah, apa saja bisa dijual mahal kok,” papar perwakilan IPKI dari Jakarta ini menanggapi tantangan yang dihadapi industri kelereng di Indonesia. (SMG)
Quote:
Kapitalisasi Tradisi Keras Sepakbola Indonesia, Pengusaha Dirikan Persihajar dan Persigampar
JAKARTA, POS RONDA – Sejumlah pengusaha lokal bergabung dalam konsorsium PT Jaya Sepakbola Kerasindo (JSK) untuk mendirikan dua klub sepakbola nasional yang diresmikan dengan nama Persihajar Metro dan Persigampar Jaya.
Ketua Konsorsium tersebut, Billy Harmanto, menyatakan pendirian dua klub ini murni untuk ikut serta dalam menggarap potensi bisnis sepakbola di Indonesia, sesuai dengan tradisi yang ada.
“Alasan pendirian dua klub ini mudah saja. Kami pengusaha, suka sepakbola, dan pasar untuk sepakbola di Indonesia luar biasa. Pasar domestik ini seringkali luput karena dianggap sangat beresiko, karena itu banyak pengusaha Indonesia yang berinvestasi di klub luar negeri. Bagi kami, semakin tinggi resikonya, semakin tinggi keuntungan yang akan didapat.” paparnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Royal Olympian Hotel di areal Senayan, Jakarta, kemarin (19/8).
Penamaan klub Persihajar dan Persigampar disesuaikan dengan tradisi dan karakter kompetisi sepakbola Indonesia yang keras, baik dari segi pemain di lapangan maupun penonton di stadion. Billy mengaku penamaan tersebut merupakan bagian dari strategi branding sebagai klub anyar untuk menarik suporter dan fans baru. Semakin dekat nama dengan tradisi dalam kompetisi, dipercaya akan lebih menarik minat masyarakat dan membentuk brand loyalty.
Meskipun telah didirikan dan didaftarkan kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia, kedua klub tersebut baru akan dapat bermain di kompetisi resmi pada musim depan yang akan dimulai di tahun 2015. Belum dipastikan pada tingkat apa Persihajar dan Persigampar akan bermain, namun Billy optimis salah satu dari dua klub akan bermain di level tertinggi, Indonesian Super League (ISL), sementara klub lainnya akan bermain di Divisi Utama.
“Ini ‘kan tergantung dari hasil negosiasi kita dengan PSSI dan Badan Liga. Tapi saya yakin para petinggi di kedua lembaga tersebut pasti akan bersifat sangat kooperatif dan baik hati terhadap klub baru seperti kami, apalagi kami bisa menjamin bahwa klub-klub kami sangat stabil dan bonafid dari segi keuangan dan sponsor.” jelas Billy dengan penuh keyakinan.
Berbasis di wilayah Jabodetabek – meski belum ada kepastian stadion yang akan dipakai secara resmi untuk pertandingan kandang – kedua klub diperkirakan akan dapat menarik minat para bintang sepakbola dari dalam dan luar negeri untuk memperkuatnya. Meski demikian, konsorsium JSK tetap ingin fokus kepada pembibitan pemain lokal, terutama untuk mempertajam tradisi kompetisi dan permainan yang keras.
Untuk itu, manajemen JSK akan membuka try-out dan open recruitment di berbagai titik di Jabodetabek, namun akan menitikberatkan di wilayah Tanah Abang, Blok M, Cengkareng, Senen, Tanjung Priok, Kalideres, Tanjung Duren, Kembangan, dan Penjaringan. Hasil rekrutmen tersebut akan disebar kepada dua klub milik Konsorsium.
“Rekrutmen pemain kami akan sangat terbuka. Terlepas dari 22 pemain dalam shortlist kami sebagai pemain utama, kami butuh pemain cadangan dan sparring partners untuk latihan. Kebetulan di wilayah-wilayah tersebut, generasi mudanya sudah terbiasa dengan kompetisi hidup yang keras. Itulah yang kami cari: kuat, keras, dan agresif di lapangan.” ujar Billy.
Dirinya juga berharap hadirnya Konsorsium JSK dengan Persihajar dan Persigampar akan mempertajam warna, tradisi, dan karakter kompetisi yang keras di dunia sepakbola Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Billy menyatakan bahwa JSK siap menggelontorkan lebih dari Rp 50 milyar untuk kedua klub tersebut sebagai suntikan dana pertama dari serangkaian rencana tahap awal sepanjang 5 tahun ke depan.
Saat akan dikonfirmasi, seorang petinggi PSSI yang tidak mau namanya disebut menjawab bahwa mereka telah menerima registrasi Persihajar dan Persigampar sebagai klub resmi untuk bermain di musim depan. Namun, sama seperti manajemen JSK, dirinya juga belum bisa memastikan tingkat atau level kompetisi di mana kedua klub akan bermain.
“Itu urusan nanti lah, semua tentu bisa kita mufakatkan selama niatnya baik.” ujar petinggi PSSI tersebut. (Sha01)
JAKARTA, POS RONDA – Sejumlah pengusaha lokal bergabung dalam konsorsium PT Jaya Sepakbola Kerasindo (JSK) untuk mendirikan dua klub sepakbola nasional yang diresmikan dengan nama Persihajar Metro dan Persigampar Jaya.
Ketua Konsorsium tersebut, Billy Harmanto, menyatakan pendirian dua klub ini murni untuk ikut serta dalam menggarap potensi bisnis sepakbola di Indonesia, sesuai dengan tradisi yang ada.
“Alasan pendirian dua klub ini mudah saja. Kami pengusaha, suka sepakbola, dan pasar untuk sepakbola di Indonesia luar biasa. Pasar domestik ini seringkali luput karena dianggap sangat beresiko, karena itu banyak pengusaha Indonesia yang berinvestasi di klub luar negeri. Bagi kami, semakin tinggi resikonya, semakin tinggi keuntungan yang akan didapat.” paparnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Royal Olympian Hotel di areal Senayan, Jakarta, kemarin (19/8).
Penamaan klub Persihajar dan Persigampar disesuaikan dengan tradisi dan karakter kompetisi sepakbola Indonesia yang keras, baik dari segi pemain di lapangan maupun penonton di stadion. Billy mengaku penamaan tersebut merupakan bagian dari strategi branding sebagai klub anyar untuk menarik suporter dan fans baru. Semakin dekat nama dengan tradisi dalam kompetisi, dipercaya akan lebih menarik minat masyarakat dan membentuk brand loyalty.
Meskipun telah didirikan dan didaftarkan kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia, kedua klub tersebut baru akan dapat bermain di kompetisi resmi pada musim depan yang akan dimulai di tahun 2015. Belum dipastikan pada tingkat apa Persihajar dan Persigampar akan bermain, namun Billy optimis salah satu dari dua klub akan bermain di level tertinggi, Indonesian Super League (ISL), sementara klub lainnya akan bermain di Divisi Utama.
“Ini ‘kan tergantung dari hasil negosiasi kita dengan PSSI dan Badan Liga. Tapi saya yakin para petinggi di kedua lembaga tersebut pasti akan bersifat sangat kooperatif dan baik hati terhadap klub baru seperti kami, apalagi kami bisa menjamin bahwa klub-klub kami sangat stabil dan bonafid dari segi keuangan dan sponsor.” jelas Billy dengan penuh keyakinan.
Berbasis di wilayah Jabodetabek – meski belum ada kepastian stadion yang akan dipakai secara resmi untuk pertandingan kandang – kedua klub diperkirakan akan dapat menarik minat para bintang sepakbola dari dalam dan luar negeri untuk memperkuatnya. Meski demikian, konsorsium JSK tetap ingin fokus kepada pembibitan pemain lokal, terutama untuk mempertajam tradisi kompetisi dan permainan yang keras.
Untuk itu, manajemen JSK akan membuka try-out dan open recruitment di berbagai titik di Jabodetabek, namun akan menitikberatkan di wilayah Tanah Abang, Blok M, Cengkareng, Senen, Tanjung Priok, Kalideres, Tanjung Duren, Kembangan, dan Penjaringan. Hasil rekrutmen tersebut akan disebar kepada dua klub milik Konsorsium.
“Rekrutmen pemain kami akan sangat terbuka. Terlepas dari 22 pemain dalam shortlist kami sebagai pemain utama, kami butuh pemain cadangan dan sparring partners untuk latihan. Kebetulan di wilayah-wilayah tersebut, generasi mudanya sudah terbiasa dengan kompetisi hidup yang keras. Itulah yang kami cari: kuat, keras, dan agresif di lapangan.” ujar Billy.
Dirinya juga berharap hadirnya Konsorsium JSK dengan Persihajar dan Persigampar akan mempertajam warna, tradisi, dan karakter kompetisi yang keras di dunia sepakbola Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Billy menyatakan bahwa JSK siap menggelontorkan lebih dari Rp 50 milyar untuk kedua klub tersebut sebagai suntikan dana pertama dari serangkaian rencana tahap awal sepanjang 5 tahun ke depan.
Saat akan dikonfirmasi, seorang petinggi PSSI yang tidak mau namanya disebut menjawab bahwa mereka telah menerima registrasi Persihajar dan Persigampar sebagai klub resmi untuk bermain di musim depan. Namun, sama seperti manajemen JSK, dirinya juga belum bisa memastikan tingkat atau level kompetisi di mana kedua klub akan bermain.
“Itu urusan nanti lah, semua tentu bisa kita mufakatkan selama niatnya baik.” ujar petinggi PSSI tersebut. (Sha01)
sekian bray, jangan banyak-banyak

yo bay
New: Update ada di post #6 dan #41

Diubah oleh User telah dihapus 06-06-2015 06:05
0
6.7K
Kutip
46
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan