
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 1.800 warga dua desa di Kabupaten Karo mulai diungsikan seiring dengan meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung. Warga yang diungsikan adalah warga di radius 7 kilometer arah selatan dan tenggara.
"Saat ini sedang dipersiapkan kendaraan untuk mengevakuasi warga," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Subur Tambun kepada CNN Indonesia, Rabu (3/6).
Warga tersebut terdiri dari 400 kepala keluarga yang selama ini tinggal di Desa Tiga Pancur dan Desa Pintu Besi. Mereka akan diungsikan di wilayah Kabanjahe di mana sudah terdapat beberapa posko pengungsian.
Sejauh ini menurut Subur tidak ada kendala dalam proses evakuasi yang dilaksanakan. Warga menurutnya sudah terbiasa karena sejak 2013 lalu Sinabung beberapa kali dievakuasi.
Gunung Sinabung sejak tadi malam ditingkatkan statusnya dari siaga menjadi awas. Peningkatan status ini karena aktivitas vulkanik gunung berapi ini terus meningkat.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, volume kubah lava Sinabung saat ini diperkirakan lebih dari 3 juta meter kubik. Kubah lava ini juga labil. (Baca juga: Bahaya Awan Panas Sinabung, Warga Diminta Mengungsi)
Hal ini bisa memicu letusan dan guguran awan panas ke arah selatan dan tenggara. Atas perubahan status ini, BNPB mengimbau agar warga yang tinggal dalam radius 7 kilometer dari puncak kawah agar mengungsi.
Gunung Sinabung terus bergejolak setelah "tidur" selama ratusan tahun. Tahun 2010 lalu adalah awal rangkaian letuasan Sinabung. Bahkan sejak meletus pada September 2013 lalu, gunung api setinggi 2.460 meter ini statusnya tak pernah tenang.
Status awas gunung ini menurut Sutopo pernah diberlakukan sejak November 2013 hingga Februari 2014. "Tidak diketahui kapan erupsi gunung ini akan berhenti," ujar Sutopo.
Menurutnya fenomena Sinabung mirip dengan Gunung Unzen di Jepang yang terus erupsi selama lima tahun setelah tidak erupsi selama 200 tahun.
sumber
Quote:
Aktivitas Vulkanis Meningkat, Status Sinabung Dinaikkan

TEMPO.CO, Medan - Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dalam dua hari terakhir terus meningkat secara tajam. Volume kubah lava juga meningkat menjadi lebih dari 3 juta meter kubik dan labil. Kondisi ini berpotensi terjadi guguran kubah yang diikuti awan panas guguran ke selatan dan tenggara sejauh sekitar 7 kilometer dari puncak kawah.
Peningkatan aktivitas itu, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, telah dilaporkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Surono kepada Kepala BNPB Syamsul Maarif pada Selasa malam pukul 23.00. "Dengan dikeluarkannya rekomendasi terkait peningkatan aktivitas Sinabung, status Sinabung naik ke level awas," kata Sutopo, Rabu pagi, 3 Juni 2015.
Menurut Sutopo, masyarakat yang bermukim dalam jarak/radius 7 kilometer di selatan-tenggara (Pasarpinter Gurukinayan-Simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, Jembatan Lau Bunaken Tigapancur, Desa Tigapancur-Perjumaan Tigabogor, Desa Pintubesi) sebaiknya dievakuasi ke tempat yang aman. "Bila terjadi serangkaian awan panas guguran dan peningkatan ancaman bahaya yang lebih besar, agar dilakukan penutupan jalur jalan raya Simpang-Gurukinayan-Simpang Sibitun-Jembatan Lau Bunaken Tigapancur-Ojolali-Tigapancur-Simpang Bagading dan Perjumaan Tigabogor," ujar Sutopo.
Tujuh desa dan satu dusun direkomendasikan direlokasi warganya, yaitu Desa Sukameriah, Desa Berkerah, Desa Simacem, Desa Gurukinayan, Desa Kotatonggsa, Desa Berastepu, Desa Gamber, dan Dusun Sibintun.
Sutopo menambahkan, Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Bupati Karo agar memerintahkan Kepala BPBD Karo, dibantu TNI, Polri, dan unsur lain, untuk mengantisipasi terkait dengan kenaikan status awas ini. Gunung Sinabung terus bergolak secara fluktuatif sejak meletus pada 15 September 2013 hingga sekarang. Status awas pernah diberlakukan pada 23 November 2013 hingga 8 April 2014. Setelah itu status turun menjadi siaga.
Tidak diketahui sampai kapan erupsi Gunung Sinabung ini akan berhenti. Fenomena ini mirip dengan Gunung Unzen di Jepang yang erupsinya berlangsung selama lima tahun setelah 200 tahun tidak erupsi.
Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, secara resmi, pemberitahuan kenaikan stasus Sinabung menjadi awas belum dia peroleh dari badan yang berwenang karena pengumuman status awas baru tersiar kemarin malam. Menurut Terkelin, dia sudah berkoordinasi dengan BNPB dan memerintahkan BPBD Karo serta instansi terkait melakukan rapat membahas rencana evakuasi bila diperlukan.
"Saya juga sudah meminta tolong kepada moderamen (pemimpin) Gereja Batak Karo Protestan untuk mempersiapkan tempat pengungsian agar lebih terorganisasi jika warga harus dievakuasi. Semua belajar dari cara kerja evakuasi November 2013 yang serabutan. Pemerintah ingin sistem evakuasi lebih baik lagi," tutur Terkelin kepada Tempo melalui sambungan telepon.
sumber
Quote:
Status Gunung Sinabung Naik Menjadi Awas
AKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa status Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, ditingkatkan menjadi Awas.
Peningkatan status itu merupakan rekomendasi Badan Geologi pada BNPB setelah pengamatan terhadap peningkatan aktivitas gunung tersebut. Sutopo menjelaskan, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dalam dua hari terakhir terus meningkat secara tajam. Volume kubah lava juga meningkat menjadi lebih dari tiga juta meter kubik dan labil.
"Kondisi ini berpotensi pada terjadinya guguran kubah yang diikuti awan panas guguran ke selatan dan tenggara sejauh sekitar 7 km dari puncak kawah," kata Sutopo dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/6/2015).
Badan Geologi telah melaporkan peningkatan status Awas untuk Gunung Sinabung kepada Kepala BNPB Syamsul Maarif, Selasa (2/6/2015) pukul 23.00 WIB. Dalam laporannya, ada rekomendasi agar masyarakat yang bermukim dalam radius 7 kilometer dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Warga di tujuh desa dan satu dusun direkomendasikan untuk direlokasi, yaitu warga Desa Sukameriah, Desa Berkerah, Desa Simacem, Desa Gurukinayan, Desa Kotatonggsa, Desa Berastepu, Desa Gamber, dan Dusun Sibintun.
Selain itu, ada juga rekomendasi agar jalan ditutup jika level ancaman bahaya meningkat, seperti ketika adanya aktivitas awan panas guguran. Jalan-jalan yang direkomendasikan untuk ditutup adalah Jalan Raya Simpang Gurukinayan-Simpang Sibitun, Jembatan Lau Bunaken Tigapancur-Ojolali, Tigapancur, Simpang Bagading, dan Perjumaan Tigabogor.
Saat ini, kata Sutopo, Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Bupati Karo agar memerintahkan Kepala BPBD Karo, yang dibantu TNI, Polri, dan unsur lain, untuk mengantisipasi kenaikan status Awas di Gunung Sinabung.
Gunung Sinabung terus bergolak secara fluktuatif sejak meletus pada 15 September 2013 hingga saat ini. Status Awas pada Gunung Sinabung pernah diberlakukan sejak 23 September 2013 hingga 8 April 2014. Setelah itu, status turun menjadi Siaga.
"Tidak diketahui sampai kapan erupsi Gunung Sinabung ini akan berhenti. Fenomena ini mirip dengan Gunung Unzen di Jepang yang erupsi selama lima tahun setelah 200 tahun tidak erupsi," ungkap Sutopo.
sumber
Semoga opung,namboru dan pariban kitak2 di sana tidak apa2 laek
