- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BREAKING NEWS!!!.SEPP BLATTER MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATAN PRESIDEN FIFA


TS
xonet
BREAKING NEWS!!!.SEPP BLATTER MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATAN PRESIDEN FIFA
Quote:
BREAKING NEWS: Blatter Mundur Sebagai Presiden FIFA

ZURICH, KOMPAS.com - Sepp Blatter resmi mengundurkan diri sebagai Presiden FIFA. Hal tersebut dinyatakan Blatter dalam konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Selasa (2/6/2015).
"Kongres Luar Biasa FIFA akan diumumkan untuk memilih pengganti saya secepat mungkin. Saya tidak akan mengikuti pemilihan nanti," ujar Blatter dalam konferensi pers.
"Reformasi harus terus berlanjut," tambah Blatter.
Blatter telah menjabat sebagai Presiden FIFA sejak 8 Juni 1998. Saat itu, Blatter menggantikan Joao Havelange.
Blatter sudah lima kali memenangi pemilihan Presiden FIFA. Terakhir, Blatter terpilih kembali sebagai Presiden FIFA setelah Pangeran Ali mundur dari pencalonan pada 29 Mei 2015.
Quote:
Isi Surat Pengunduran Diri Sepp Blatter

ZURICH, KOMPAS.com - Sepp Blatter mengundurkan diri sebagai Presiden FIFA pada Selasa (2/6/2016). Blatter mengonfirmasi hal tersebut dalam konferensi pers di markas FIFA di Zurich, Swiss.
Meski telah menyatakan mengundurkan diri, Blatter tetap akan menjalankan tugas sebagai presiden FIFA sampai terpilihnya presiden FIFA yang baru pada Kongres Luar Biasa FIFA. Kongres Luar Biasa FIFA kemungkinan akan digelar antara Desember 2015 - Maret 2016.
Berikut ini adalah isi pidato pengunduran diri Blatter:
Saya telah merefleksikan tentang masa saya sebagai presiden. Sekitar 40 tahun hidup saya terikat oleh FIFA dan sepak bola. Saya mencintai FIFA lebih dari apa pun dan saya hanya ingin yang terbaik bagi FIFA dan olah raga ini.
Saya merasa perlu untuk mengikuti pemilihan ulang kemarin karena saya percaya bahwa ini adalah hal terbaik bagi organisasi. Pemilihan itu telah usai tapi tantangan FIFA belum. FIFA perlu pembongkaran masif.
Walau saya telah mendapat mandat dari anggota FIFA, saya merasa dunia sepak bola tak membagi mandat tersebut – para pemain, para fans, klub, dan semua yang mencintai olahraga ini.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk memberi mandat sendiri di Kongres pemilihan luar biasa. Saya akan terus menjabat sebagai Presiden FIFA hingga pemilihan tersebut.
Kongres biasa FIFA berikutnya akan digelar pada 13 Mei 2016 di Meksiko. Hal ini akan menciptakan penundaan tak diperlukan dan saya mendorong Komite Eksekutif untuk menggelar Kongres Luar Biasa secepat mungkin untuk memilih penerus saya.
Hal ini perlu dilakukan dengan tetap mengacu kepada statuta FIFA dan kami harus memberi cukup waktu bagi kandidat-kandidat terbaik untuk maju dan berkampanye.
Karena saya tak akan menjadi kandidat, saya akan fokus ke reformasi fundamental dan mendalam yang telah kami lakukan sebelumnya. Selama bertahun-tahun kami bekerja keras untuk menerapkan reformasi administratif, tapi jelas bagi saya usaha ini belum cukup.
Komite Eksekutif beranggotakan konfederasi-konfederasi di mana kami tak punya kontrol, tapi tindakan mereka merupakan tanggung jawab FIFA.
Kami perlu perubahan struktural mendalam.
Ukuran Komite Eksekutif FIFA perlu dikurangi dan anggota-anggotanya harus dipilih melalui Kongres FIFA. Pemeriksaan integritas bagi semua anggota Komite Eksekutif harus diorganisasi melalui FIFA dan bukan melalui konfederasi-konfederasi.
Kami perlu batasan masa jabtan tidak hanya bagi presiden tapi juga semua anggota Komite Eksekutif.
Saya telah berjuang untuk menerapkan perubahan-perubahan ini dan, seperti yang semua ketahui, usaha saya kerap dihalangi. Kali ini, saya akan sukses.
Saya tak akan melakukan ini sendirian. Saya telah meminta Domenico Scala untuk memperkenalkan, mengawasi, dan mengimplementasi tindakan-tindakan ini. Scala adalah Chairman independen dari Komite Audit dan Pematuhan yang dipilih oleh Kongres FIFA.
Ia juga Chairman Komite Pemilihan ad hoc, sehingga ia akan mengawasi pemilihan penerus saya. Scala dipercaya banyak konstituen di dalam dan luar FIFA dan ia punya segala pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk menekel reformasi besar ini.
Merupakan rasa sayang besar saya kepada FIFA dan semua kepentingannya yang membuat saya mengambil tindakan ini. Saya ingin berterima kasih kepada semua yang telah mendukung saya dengan sangat konstruktif dan loyal sebagai Presiden FIFA. Hal terpenting bagi saya adalah setelah semua ini berakhir, sepak bola akan keluar sebagai pemenang.
Quote:
Surat Skandal Korupsi FIFA Bocor, Dugaan Valcke Terlibat Makin Kuat
LONDON, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke bakal makin menghadapi tekanan besar setelah beredar surat yang dinilai akan menguatkan dugaan keterlibatannya dalam skandal korupsi FIFA.
Menurut dokumen penyidik Kejaksaan New York, pada 2008, seorang petinggi FIFA diduga mentransfer dana sebesar 10 juta dolar AS dari FIFA ke akun bank milik Jack Warner yang saat itu menjabat sebagai Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF). Aliran transfer tersebut terbagi dalam tiga transaksi antara Januari dan Maret 2008.
Dalam laporannya, Kejaksaan New York tidak menyebut siapa petinggi FIFA yang terlibat dalam skandal korupsi itu. Namun, menurut The New York Times, Valcke diduga sebagai sosok yang dimaksud.
FIFA, melalui Kepala media Delia Fischer, langsung membantah Valcke terlibat. Menurutnya, pembayaran sejumlah 10 juta dolar AS kepada Warner disahkan oleh kepala komite keuangan saat itu dan dieksekusi sesuai dengan aturan organisasi FIFA.
Namun, hanya berselang satu jam setelah FIFA menyampaikan bantahan, muncul surat dari Asosiasi Sepak Bola Afrika Selatan (SAFA) yang dikirimkan kepada Press Association. Dalam surat tertanggal 4 Maret 2008 itu memperlihatkan bahwa Valcke mengetahui aliran dana ke rekening Warner.

Surat Presiden SAFA Molefi Oliphant tertanggal 4 Maret 2008 yang ditunjukkan kepada Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke.
Surat dari Presiden SAFA Molefi Oliphant kepada Valcke itu berbunyi, "Mengingat keputusan pemerintah Afrika Selatan bahwa sejumlah 10 juta dolar AS dari dana anggaran operasional mendatang menjadi milik Komite Penyelenggara dan selanjutnya diteruskan kepada Program Pusaka Diaspora (Diaspora Legacy Programme). Berikutnya, SAFA memohon Program Pusaka Diaspora itu dikelola dan diterapkan langsung oleh Presiden CONCACAF yang akan bertindak sebagai penerima dana."
Lalu tertera juga jawaban FIFA yang berbunyi, "Surat itu sesuai dengan pernyataan kami di mana kami menggarisbawahi bahwa Komite Keuangan FIFA telah membuat persetujuan final."
Menurut dakwaan Kejaksaan New York, uang 10 juta dolar AS itu ternyata masuk ke rekening pribadi Warner. Warner lalu membayarkan 750.000 dolar AS dari 1 juta dolar AS yang dijanjikannya kepada Chuck Blazer, yang merupakan whistle blower skandal korupsi FIFA.
Warner, yang telah ditangkap kepolisian Swiss pada 26 Mei lalu, mengungkapkan, memang ada petinggi FIFA yang terlibat. "Jika saya mencuri uang selama 30 tahun, siapa yang memberikan uang itu kepada saya? Bagaimana bisa dia tidak diperkarakan di dalam kasus ini?"
Adapun saat melakukan jumpa pers di Zurich, Selasa (2/6/2015), Presiden FIFA Sepp Blatter resmi mengundurkan diri. Blatter mengatakan, FIFA akan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih presiden baru.
Quote:
Pernyataan Blatter saat Mundur Sebagai Presiden FIFA

Berikut ini adalah pernyataan mundur Blatter sebagai Presiden FIFA:
"Saya telah benar-benar mempertimbangkan dan berpikir mengenai jabatan presiden ini dalam 40 tahun terakhir dalam hidup saya."
"Tahun ini terkait erat dengan FIFA dan keindahan olahraga sepak bola. Saya menghargai dan mencintai FIFA lebih dari apapun dan hanya ingin melakukan yang terbaik untuk sepak bola dan FIFA serta lembaga kami."
"Saya memutuskan untuk maju untuk dipilih karena saya yakin itu adalah pilihan terbaik untuk sepak bola. Tantangan yang dihadapi FIFA belum berakhir."
"Meskipun, anggota FIFA memberi saya mandat baru, mandat ini tampaknya tidak didukung oleh semua orang di dunia."
"Ini mengapa saya meminta Kongres Luar Biasa untuk diadakan sesegera mungkin untuk pemilihan presiden baru yang akan menggantikan saya."
Quote:
Penyidikan Skandal Korupsi FIFA Mengarah ke Tangan Kanan Blatter

NEW YORK, KOMPAS.com — Penyidik federal Amerika Serikat percaya seorang petinggi FIFA dan kepercayaan Presiden Sepp Blatter terlibat dalam skandal korupsi dengan nilai transaksi mencapai 10 juta dollar AS. Meski penyidik tak menyebutkan nama, menurut The New York Times, Sekretaris Jenderal Jerome Valcke diduga kuat sebagai sosok yang dimaksud.
Pada 2008, Valcke diduga mentransfer dana sebesar 10 juta dollar AS dari FIFA ke akun bank milik Jack Warner yang saat itu menjabat sebagai Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF). Aliran transfer itu terbagi dalam tiga transaksi antara Januari dan Maret 2008.
Uang itu diduga sebagai pelicin langkah Afrika Selatan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Namun, FIFA membantah dugaan tersebut, seusai Warner bersama sejumlah pengurus FIFA ditangkap kepolisian Swiss di Hotel Baur au Lac, Zurich, Rabu (27/5/2015) dini hari.
"Presiden dan Sekjen FIFA tidak terlibat dalam kasus ini," kata juru bicara FIFA, Walter DeGregoria, selang beberapa jam setelah penangkapan sejumlah pengurus FIFA.
Kepada The New York Times, Valcke juga mengirimkan surat elektronik yang menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat dalam skandal korupsi itu. Dia bahkan mengatakan tidak punya otorisasi atau kuasa untuk melakukan pembayaran tersebut.
Pernyataan Valcke diamini oleh juru bicara FIFA lainnya, Delia Fischer. Dia mengatakan, transfer itu dinyatakan sebagai pembayaran legal untuk pengembangan sepak bola di wilayah Karibia, Amerika Tengah, serta sesuai dengan Regulasi Organisasi FIFA (FOR).
Akan tetapi, di FOR, disebutkan pula bahwa sekjen bertanggung jawab dalam pengelolaan rekening FIFA. Seperti termaktub pada pasal 9.3.h, seorang sekjen bertanggung jawab dalam pengelolaan akun FIFA. Hal ini menjadi dasar tim penyidik mengendus keterlibatan Valcke.
Dugaan keterlibatan itu kian kuat lantaran Valcke tiba-tiba batal menghadiri pembukaan Piala Dunia Wanita di Kanada pada 6 Juni mendatang. Dalam pernyataan resminya, Senin (1/6/2015), FIFA berkilah, "Dengan situasi seperti sekarang ini, keberadaan Valcke di markas besar FIFA di Zurich lebih penting."
Quote:
Apa Saja Skandal Korupsi yang Dituduhkan kepada Para Eksekutif FIFA?

NEW YORK, KOMPAS.com — Jaksa penuntut AS telah menuduh sejumlah pejabat Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) melakukan pemerasan, penipuan, dan pencucian uang yang melibatan puluhan juta dollar AS selama waktu 24 tahun.
Para penuntut itu mengatakan telah membongkar puluhan rencana mereka, termasuk membiarkan Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Selain itu, mereka juga dituduh menerima suap dan sogokan yang diperkirakan mencapai lebih dari 150 juta dollar AS (sekitar Rp 1,9 triliun) dalam periode waktu 24 tahun, mulai tahun 1991.
Sejauh ini, 14 orang telah dijaring dalam operasi, termasuk tujuh orang yang ditahan di Zurich pada Rabu (27/5/2015). Presiden FIFA Sepp Blatter, yang tidak termasuk menjadi tersangka, berjanji akan menendang pejabat-pejabat korup.
Jaksa Agung Lorreta Lynch yang menjelaskan kasus tersebut secara detail mengatakan, beberapa eksekutif FIFA menggunakan posisi mereka untuk mengumpulkan hasil tindakan suap. Menurut Lynch, mereka melakukan hal tersebut setiap tahun untuk setiap turnamen yang akan berlangsung.
"Mereka mengorupsi bisnis sepak bola dunia untuk kepentingan pribadi dan menumpuk kekayaan," katanya.
Salah satu dari tujuh orang yang ditangkap di Zurich adalah Wakil Presiden FIFA Jeffrey Webb yang juga merangkap sebagai Ketua Federasi CONCACAF. Sisanya adalah Eduardo Li, Julio Rocha, Costas Takkas, Eugenio Figuerido Rafael Esquivel, dan Jose Maria Marin.
Menurut pihak berwenang Swiss, enam dari tujuh orang tersebut menentang ekstradisi ke AS. Adapun ketujuh orang itu merupakan bagian dari 11 orang yang menghadapi larangan dari FIFA, sementara empat orang lainnya adalah Jack Warner, Nicolas Leoz, Chuck Blazer, dan Daryll Warner.
Meski tengah dilanda kasus korupsi, FIFA telah menyatakan bakal tetap mengadakan pemilihan presiden pada Jumat (29/5/2015). Blatter diunggulkan untuk meraih posisi itu untuk kali kelima.
Namun, Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah menyerukan agar pemilihan itu ditunda. Mereka mengatakan akan mengambil keputusan pada hari ini untuk rencana pemboikotan pertemuan itu.
Berikut ini tuduhan yang dilontarkan kepada para eksekutif FIFA:
1. Menerima suap untuk memberikan hak media dan pemasaran untuk turnamen sepak bola.
2. Menerima suap untuk memengaruhi keputusan lokasi turnamen, termasuk Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan Copa America 2016 di AS.
3. Pemerasan.
4. Kegiatan ilegal terorganisasi.
5. Pencucian uang.
6. Penipuan transaksi.
7. Penerimaan uang dengan cara penipuan.
Quote:
Muncul Gambar Pelesetan Terkait Skandal Korupsi FIFA
KOMPAS.com — Skandal korupsi yang melibatkan sejumlah petinggi FIFA telah memunculkan berbagai macam reaksi dari banyak orang. Ada yang bernada serius, tetapi ada juga yang bernada sebaliknya.
Hal tersebut bisa ditemui di dunia maya. Di sana terpampang bermacam-macam bentuk reaksi yang berkaitan dengan skandal korupsi FIFA. Dari sekian banyak, ada yang cukup memancing perhatian, yaitu dalam bentuk gambar pelesetan yang memuat lelucon.
Gambar pelesetan itu diambil dari sampul CD game sepak bola terkemuka, FIFA 2016. Dua di antaranya ada yang menggunakan wajah Presiden FIFA, Sepp Blatter, sebagai sasaran utama.
Berikut adalah tiga contoh gambar plesetan yang diambil dari situs komedi online 9gag:


Quote:
UEFA: Korupsi Telah Mengakar di FIFA

ZURICH, KOMPAS.com — Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menilai praktik korupsi telah mengakar dalam tubuh FIFA. UEFA pun meminta agar pemilihan presiden FIFA periode 2015-2019 pada Jumat (29/5/2015) ditunda menyusul penangkapan sembilan tokoh sepak bola dunia oleh kepolisian Swiss.
Tujuh di antara sembilan tokoh tersebut adalah petinggi FIFA. Mereka ditangkap oleh kepolisian Swiss di Hotel Baur au Lac, Zurich, Rabu (27/5/2015), karena diduga terlibat suap dan korupsi dalam proses transaksi hak siar serta pemilihan tuan rumah Piala Dunia Rusia 2018 dan Qatar 2022.
Kejaksaan New York turut merilis nama kesembilan anggota FIFA yang diduga terlibat dalam tindakan pidana tersebut. Salah satunya adalah Wakil Presiden FIFA Jeffrey Webb yang merangkap jabatan sebagai anggota Komite Eksekutif FIFA dan Presiden CONCACAF.
"Kejadian hari ini adalah musibah bagi FIFA dan menodai citra sepak bola secara keseluruhan. UEFA sangat terkejut dan sedih. Kejadian ini, sekali lagi, menunjukkan bahwa korupsi telah mengakar dalam budaya FIFA," demikian pernyataan resmi UEFA.
"Anggota Komite Eksekutif UEFA yakin, ada kebutuhan kuat untuk perubahan kepemimpinan FIFA, dan kongres FIFA harus ditunda dengan pemilihan presiden yang sebaiknya dilaksanakan pada enam bulan ke depan," lanjut pernyataan tersebut.
Meski begitu, FIFA sebelumnya telah menyatakan sikap berlawanan dengan UEFA. Melalui Juru Bicara Walter De Gregorio, mereka menegaskan, proses pemilihan presiden bakal tetap berlangsung sesuai agenda.
Kang Asepp akhirnya mundur
UEFA: Korupsi Telah Mengakar di FIFA, sama di pssi juga
PSSI harus belajar tuh dari "bosnya".berani ga mundur ?
LINK
LINK
LINK
LINK
link
link
Diubah oleh xonet 03-06-2015 10:13
0
1.1K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan