- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 Fase Perjalanan Hidup Seorang Manusia


TS
panditha
5 Fase Perjalanan Hidup Seorang Manusia
Quote:
Bismillahirrohmanirrohim..
Selamat Sore Agan/Aganwati semua, semoga selalu ada dalam lindungan Allah SWT.
Selamat Sore Agan/Aganwati semua, semoga selalu ada dalam lindungan Allah SWT.
Quote:
Ane yakin, kita semua udah pada faham kalau hidup kita di dunia ini adalah sementara, ngga kekal dan bakalan ngalamin apa disebut ajal, dimana nyawa akan berpisah dengan raga yg kadang selalu kita bangga-banggakan. Iya gan, itu bakal menjadi perjalanan seorang manusia. Dilahirkan, menjalani kehidupan, lalu ajal pun datang.
sudah pasti!! Tapi itulah yang bakal kita alami, 100 %.

Quote:
Nah gan, ngomong-ngomong tentang kehidupan, secara garis besar kita bakal ngalamin 5 fase sampai kita nanti meninggal dunia. Apa aja gan? mari simak bersama-sama gan
Spoiler for Fase 1:
Dari dilahirkan hingga usia baligh (kurang-lebih 15 tahun)
Quote:
Masa ini adalah masa-masa untuk menanam, yakni fase pembentukan anak yang dibentuk dengan selera dan keinginan orang tuanya masing-masing. Maka pada masa ini tanggung jawab pendidikan mereka lebih ditujukan pada orang tua atau wali dari masing-masing anak tersebut.
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR.Muslim)
Maka yang dituntut untuk berperan aktif pada fase ini adalah para orang tua, agar mereka senantiasa memberikan didikan yg benar kepada anak mereka, sehingga dihasilkan anak-anak yang shalih dan shalihah.
Karena masa-masa ini merupakan tahapan yang menentukan bagi seseorang. Jika orang tua mampu (dengan izin Allah) mencetak anak-anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah, maka Insya Allah pada tahap berikutnya akan lebih mudah untuk dilalui. Namun jika orang tuanya gagal dalam mendidik sang anak pada tahapan ini, maka pada fase-fase berikutnya akan jauh lebih sulit untuk dilalui.
Spoiler for Fase ke-2:
Dari usia baligh sampai akhir usia 35
Quote:
Pada fase ini sang anak baru saja baligh, yang saat ini merupakan usia labil. Keumuman mereka lebih mengedepankan hawa nafsu, belum bisa menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka lebih mengutamakan dorongan nafsu sepintas. Maka pada fase kedua ini tergantung dari keberhasilan fase yang pertama.
Jika orang tuanya berhasil mendidik dia pada fase pertama, maka pada masa ini akan lebih mudah untuk mengarahkan sang anak. Mudah bagi dia untuk mengenali syahwat yang menggodanya, juga mudah baginya untuk mengenali mana yang baik dan ngga baik. Dia akan menjadi pemuda yang shalih, siap berperang melawan hawa nafsunya.
Jika dia berhasil melewati fase ini maka dia tergolong pemuda yang mulia, memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Rabb Semesta Alam subhaanahu wa ta’aalaa.
“Tujuh golongan yang Allah subhaanahu wa ta’aalaa akan menaungi mereka di hari kiamat, yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (di antaranya) seorang pemuda yang dia tumbuh berkembang dalam keadaan taat beribadah pada Rabb-nya.” (Muttafaq ‘alaihi)
Jika orang tuanya berhasil mendidik dia pada fase pertama, maka pada masa ini akan lebih mudah untuk mengarahkan sang anak. Mudah bagi dia untuk mengenali syahwat yang menggodanya, juga mudah baginya untuk mengenali mana yang baik dan ngga baik. Dia akan menjadi pemuda yang shalih, siap berperang melawan hawa nafsunya.
Jika dia berhasil melewati fase ini maka dia tergolong pemuda yang mulia, memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Rabb Semesta Alam subhaanahu wa ta’aalaa.
“Tujuh golongan yang Allah subhaanahu wa ta’aalaa akan menaungi mereka di hari kiamat, yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (di antaranya) seorang pemuda yang dia tumbuh berkembang dalam keadaan taat beribadah pada Rabb-nya.” (Muttafaq ‘alaihi)
Spoiler for Fase ke-3:
Dari usia 35 – 50 tahun
Quote:
Kita bisa menyebutnya dengan masa “aji mumpung,” bisa bermakna positif dan bisa negatif. Jika sebelumnya dia berhasil menjadi pemuda yang shalih, maka pada usia ini dia akan menggunakannya secara positif. Mumpung (selagi masih ada waktu) untuk meneruskan dan terus melakukan amal shalih, mumpung masih memiliki kekuatan dari sisa-sisa masa mudanya, untuk terus di atas amalan-amalan ketaatan.
Namun sebaliknya jika pada fase sebelumnya gagal, maka ini pun menjadi aji mumpung yang negatif. Mumpung belum terlalu tua, mumpung masih punya sisa-sisa kekuatan, maka sekalian saja untuk melampiaskan hawa nafsunya, nanti saja bertaubatnya kalau sudah tua. Seolah-olah ajal atau kematian ada di tangannya.
Namun sebaliknya jika pada fase sebelumnya gagal, maka ini pun menjadi aji mumpung yang negatif. Mumpung belum terlalu tua, mumpung masih punya sisa-sisa kekuatan, maka sekalian saja untuk melampiaskan hawa nafsunya, nanti saja bertaubatnya kalau sudah tua. Seolah-olah ajal atau kematian ada di tangannya.
Spoiler for Fase ke-4:
Dari usia 50 – 70 tahun
Quote:
Pada masa ini seorang yang shalih dan shalihah maka dia akan menggencarkan muhasabah (introspeksi diri). Dia memiliki program untuk mempersiapkan kedatangan maut, banyak mengingat mati, dan memperbanyak amal shalih.
Jika pada masa-masa ini dia masih senang melakukan dosa dan kemaksiatan, maka dalam islam orang semacam ini akan dilipatgandakan hukuman untuknya
Jika pada masa-masa ini dia masih senang melakukan dosa dan kemaksiatan, maka dalam islam orang semacam ini akan dilipatgandakan hukuman untuknya
Spoiler for Fase ke-5:
Dari usia 70 tahun keatas (masa renta dan umumnya pikun)
Quote:
Pada fase ini seorang yang shalih dia akan memperbanyak istighfar (meminta ampun) dan taubatnya kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa, meningkatkan amal ibadahnya, serta memohon untuk mendapatkan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik)
Quote:
Semoga bermanfaat, dan bisa jadi pengingat bahwa hidup ini hanya sementara, maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak perbuatan baik, berguna bagi diri sendiri, masyarakat, agama dan bangsa.
0
1.6K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan