[FR] Bikepacking - Survival Adventure ke hutan TN Ujung Kulon
TS
mbyelgedhez
[FR] Bikepacking - Survival Adventure ke hutan TN Ujung Kulon
[FR] Bikepacking - Survival Adventure ke hutan TN Ujung Kulon
Dibagian awal ini sebenarnya merupakan Field Report (FR) yang ane ambil dari catatan Riding Report (RR) yang sudah kadaluarsa 4 taon gans…yang kemudian ane sambung dengan report eksplorasi ke dalam hutan TNUK ane yang pertama kali…..Daripada berdebu ga ane posting-posting di website pribadi ane yg entah kapan kelarnya, maka ane coba post di marih saja buat teaser, sekaligus siapa tahu bisa jadi referensi buat agan-agan di marih…..
Merunut kebelakang…setelah perpindahan dapur ane ke Jakarta, selama 1,5 tahun di awalannya ane sempat off sama sekali dari kegiatan petouringan…biarpun memang dalam kurun 10 tahun sebelumnya ane sudah jarang kelayapan seperti dulu lagi, maklum tanggung jawab gawean menuntut hobby solo touring ane jadi agak di rem…bisanya ya sambi klo ada gawe keluar-luar kota, nah itu biasanya baru ane manfaatkan buat sekalian jalan-jalan bikepacking…..
Baru di pertengahan tahun 2011 kemarin, setelah settle semua masalah persiapan gawean, ane mulai lagi jalanin hobby abadi ini…Nah ceritanya saat itu seperti biasa klo lagi suntuk soal gawe, ane ngeluyur kelayapan jalan solo riding...akhirnya malam Sabtu itu setelah browsing-browsing ane tetapkan untuk ke Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), salah satu spot yang belum pernah ane datangi saat itu. Ane pikir ini cukuplah jalan One Day Trip (ODT) sebab hari Sabtu ane masih kudu gawe, sekalian jadi survey touring lagi setelah sebelum-sebelumnya sudah lupa berapa kali saja ane lakuin ODT blusukan di short weekend seperti ini. Metode seperti ini biasa ane lakuin sebelum nantinya explore lebih dalam, atau memang hanya sekedar pengen jalan saja melepas penat pikiran setelah hari-hari sebelumnya dihajar dg masalah gawe.
Dalam FR ini ane coba gabungkan 2 periode perjalanan yang khusus hanya menggambarkan soal eksplorasi wisata hutan TNUK…sedangkan untuk gambaran mengenai spot hopping island ke pulau sekitarnya, nanti ane coba kasih gambaran terpisah dalam [FR] Bikepacking - TNUK Hopping Island : Handeleum, Peucang, Cidaon tersendiri ya gans…masing-masing punya karakter sensasi plus segmen peminat yang berbeda soale……
Quote:
Edisi 1st Survey
Singkat cerita saat itu setelah ane tetapkan sasarannya adalah TNUK, maka ane putuskan pula untuk cabut Sabtu petang tanggal 17 September 2011, ane pilih jalur memutar (lagi) kali ini, sekalian pengenalan dan pemetaan lebih dalam jalur untuk touring-touring selanjutnya….Ane pilih jalur : Jakarta – Bogor – Cibadak – Cikidang – Pelabuhan Ratu – Bayah – Muarabinuangeun – balik lagi ke utara arah Cikeusik - Cibaliung – Sumur – Taman Jaya ; dan jalur baliknya lewat Panimbang – Labuhan – Pandeglang – Serang - Jakarta….mantaappp, sudah kebayang panjangnya jalur….keliling separuh Jawa Barat-Banten euy…..
Karena pilihan jalurnya maka ane tetapkan mulai cabut sehabis jam nguli hari Sabtu jam 18.00 WIB, setelah packing kilat seadanya ane mulai cabut…. Perhentian pertama Pelabuhan Ratu, setelah 4 jam berkutat dengan traffic jam Jakarta-Bogor dan melawan truk-truk sepanjang Ciawi-Cibadak layaklah istirahat sebentar ngopi-ngopi di Pelabuhan Ratu. Disitu ketemu rombongan komunitas bikers dari Jakarta, setelah ngobrol-ngobrol sebentar ketahuan bahwa mereka sedang ada acara inagurasi anggota baru, nyengir juga lihat kelakuan mereka plonco calon-calon member mereka…..
Puas ngopi-ngopi plus bersosialisasi ngobrol ngalor ngidul lanjut lagi ane, perjalanan masih jauh cuy….menjelang jam 3 pagi di sekitar wilayah Cibaliung-Cikeusik, rasa kantuk mulai terasa nendang…waktunya istirahat nih…gardu pos pertama di pinggir jalan jadi sasaran buat istirahat tiduran sebentar….
Bangun-bangun sudah jam 5 pagi, lumayan dapat 1,5 jam tidur…. siap-siap lanjut jalanlah kita, ternyata ane tidur di daerah hutan jati yang nantinya setelah ngobrol dengan orang-orang sana dikasih tahu bahwa di situ merupakan daerah rawan….., tapi memang sebelum-sebelumnya ane juga sudah sering mengalami kejadian seperti itu, dan ternyata saat dijalani tidaklah seburuk yang mereka bilang…mungkin itulah gunanya diberkahi dengan wajah preman kali yak….
Spoiler for Penampakan hutan jati selepas tempat ngampar:
1/30, f/8, ISO 100, 23mm
Sekitar jam 7 pagi sampailah di wilayah ds. Sumur, disini cobaan menunggu….jalannya rusak parah euy…!! Terlalu rusaknya sampai bisa disebut jalan off road bukan jalan aspal lagi…..ini Pemda-nya pada kemana yah? Akses jalan ke suatu obyek wisata andalan...salah satu world heritage malah...kok akses jalannya dibiarkan rusak parah seperti ini….lebih parah lagi, setelah nantinya ngobrol dengan penduduk ds. Taman Jaya, jalan itu rusak parah on-off seperti itu sudah dari tahun 80-an…… ayolah bapak-ibu yg terhormat sekalian, mbok ya diperhatikan kesejahteraan rakyatnya ini...bagaimana bisa maju klo aksesnya saja seperti ini.....
Jadilah untuk track sepanjang hanya 20 Km-an ane tempuh selama hampir 1 jam! Untunglah tak lama kemudian susah payah itu terbayarkan, mulai ada penampakan pantai. Dan setelah ane sempatkan berhenti baru tersadar, pantainya bagus banget cuy…! Airnya bening-bersih, pasirnya putih lembut, sepi tak banyak orang (efek aksesnya yang jeblok tadi kali yah). Pokoknya pantai yang layak untuk direkomendasikan lah…Cuma, ternyata setelah nantinya lanjut perjalanan, pantai itu terasa biasa saja…..banyak yang lebih bagus euy….!!
Spoiler for Penampakan pantai di jalur ds. Sumur – Ketapang:
1/125, f/8, ISO 100, 19mm
1/125, f/8, ISO 100, 19mm
1/100, f/8, ISO 100, 17mm
1/200, f/8, ISO 100, 34mm
Setelah sejenak menikmati pemandangan di pantai itu, ane lanjutkan perjalanan lagi. Sempat berhenti sebentar setelah ane temukan jalan yang lumayan layak, yang nantinya ketahuan kalau itu cuma teaser sementara karena setelah beberapa meter ke depan jalanan kembali rusak parah….
Spoiler for Penampakan jalur teaser PHP:
1/100, f/8, ISO 100, 17mm
Akhirnya mendekati wilayah Taman Jaya di desa Ketapang, ane sempatkan untuk berhenti lagi sebentar untuk menyerap gambaran dan aktivitas desa tersebut.
Spoiler for Penampakan pantai ds. Ketapang via kamera HP:
Setelah puas berhenti sebentar bermain dengan anak-anak nelayan disitu, lanjut lagi jalan. Tak lama kemudian sampailah di Taman Jaya, tapi karena saat itu tidak tahu letak kantor administrasi TNUK ane sempat kebablasan sampai dengan pos Legon Pakis. Di pos tersebut ane berhenti dan mengenalkan diri lalu ngobrol dengan petugas di situ, setelah ngobrol-ngobrol lama akhirnya ane minta tolong salah satu dari mereka untuk mengantarkan ke kantor administrasi TNUK, sekalian juga untuk mengantar masuk hutan TNUK. Namanya Fauzi atau biasa dipanggil Uji, dia salah satu pemuda penduduk desa setempat yang diberdayakan pihak taman nasional untuk membantu operasional lapangan mereka sebagai Jagawana, dan bersama Uji ini akhirnya ane diantar ke kantor administrasi TNUK.
Setibanya di kantor tersebut sekali lagi terasa dunia sempit, ditemukan ke salah satu petugas di situ yang ternyata satu daerah, tetangga kecamatan dari Jogja….Setelah menyelesaikan pendaftaran dan biaya administrasi berangkatlah ane masuk ke hutan taman nasional.
Karena waktu sudah siang, ane berpesan ke Uji supaya tidak usah masuk terlalu jauh, maka kita pilih untuk trekking sampai dengan wilayah pos Karang Ranjang saja sambil susur pantai. Tak terlalu jauh pos ini dari pos Legon Pakis, hanya berjarak 7 Km-an atau sekitar 2 jam trekking.
Spoiler for Map TNUK:
Kondisi jalur trekking di TNUK tergolong jelas, dengan kondisi jalan setapak menembus vegetasi hutan belantara TNUK, bakal membuat sensasi tersendiri bagi agan-agan yang belum pernah atau jarang eksplorasi masuk hutan…ditambah lagi topologinya yang datar-datar saja tidak menguras tenaga, makin asik dah klo mo explore trekking sepuasnya…..dan ternyata kaga berhenti sampai disitu saja gans…waktu jalur mulai menyusur pantai, mulailah ane dihadapkan pada penampakan pantai-pantainya……
Spoiler for Jalur pantai sepanjang jalur trekking ke pos Karang Ranjang:
Jalur trekking
1/50, f/4.5, ISO 400, 17mm
Penampakan pantai awalannya saja udah kaya gini gans.....ajiibbb bener dah.....
1/30, f/11, ISO 100, 17mm
1/20, f/11, ISO 100, 17mm
1/50, f/11, ISO 100, 19mm
1/30, f/11, ISO 100, 19mm
Tak terasa sudah lewat jam makan siang, waktunya rehat sebentar. Seperti biasanya tiap jalan solo riding kemana pun asal blusukan, ane selalu bawa gears standar kompor parafin plus nesting tempat minum army... Setelah unpack dan masak-masak seadanya, makan siang sebentar kita sebelum lanjut trekking. Dahan pohon sebagai sumpit, logistik mie instan, dan snack plus kopi jadi menu pendamping kami leyeh-leyeh.....
Spoiler for Rehat masak maksi plus jalur trekking lanjutan:
1/13, f/11, ISO 100, 17mm
1/8, f/11, ISO 100, 21mm
1/15, f/11, ISO 100, 90mm
Sambil trekking iseng-iseng ane mencari obyek hewan-hewan khas yang ada di sekitar jalur tersebut.
Spoiler for Kepiting rawa plus ikan berkaki khas hewan rawa disana:
1/30, f/11, ISO 400, 70mm
1/40, f/11, ISO 400, 70mm
1/160, f/4, ISO 400, 70mm
Setelah lumayan lama trekking, akibat jalannya yang nyantai bener sambi clingukan potret sana-sini, plus kepotong ngaso-ngaso sebelumnya, ane ngerasa sudah waktunya berhenti break dulu gans...sebab mengingat waktu sudah menjelang sore, bisa bablas ni klo diterusin niatan explore-nya, musti nyari titik akhir dulu saat ini baru next trip lanjut eksplorasinya..... Setelah ketemu suatu spot yang kelihatan enak untuk rehat, istirahatlah kita sambil menikmati pemandangan......
Spoiler for Leyeh-leyeh:
1/160, f/11, ISO 400, 17mm
1/100, f/4.5, ISO 100, 17mm
Biarpun cuaca cerah, tapi disitu adem semilir gans...maklum rimbun vegetasi tumbuhannya (langsung dibibir pantai), plus sepi kaga ada manusia lain selain kami...sedeeppp bener dah.....
Lagi enak-enaknya istirahat sambil menyiapkan kopi, dari belakang terdengar suara gemerisik dari atas pohon. Ternyata ada sekumpulan monyet sedang bercengkrama sambil mencari makan, mulailah ane kembali blusukan untuk ambil gambar mereka…. Setelah sempat kejar-kejaran dengan mereka, akhirnya sambil mengendap-endap diantara semak-semak ane bisa juga dapat gambar mereka.
Spoiler for Edisi petak umpet:
1/400, f/11, ISO 800, 400mm
1/320, f/8, ISO 800, 400mm
1/800, f/8, ISO 800, 400mm
1/800, f/8, ISO 800, 400mm
1/640, f/8, ISO 800, 400mm
Puas main petak umpetan dengan kera-kera itu, ane kembali ke basecamp tempat rehat tadi untuk gabung dengan Uji. Melihat waktu sudah sore, ane putuskan untuk jalan balik sambil menikmati sunset.
Spoiler for Suset-an sambi jalan santai:
1/400, f/8, ISO 100, 19mm
1/800, f/8, ISO 400, 140mm
1/800, f/8, ISO 400, 140mm
1/500, f/8, ISO 400, 140mm
1/500, f/8, ISO 400, 70mm
Dan sambil menikmati sunset itu kami terus berjalan balik ke pos Legon Pakis, sungguh timbul suatu rasa damai dan syukur….indahnya Indonesia ini jika kita memang mau membuka mata keluar zona nyaman kita..."this is one of my favorite spot, I definitely gotta come back" itu saja yang ada di otak ane saat itu….
Akhirnya sudah lepas magrib baru kami sampai di pos Legon Pakis, setelah istirahat sebentar sambil ngobrol-ngobrol di rumah Uji, ane bikin janji akan atur waktu untuk kesitu lagi bulan depannya buat explore wilayah pantai dan pulau di sekitar TNUK. Iming-iming view dari Uji makin nambah penasaran untuk menjelajahinya lain waktu.
Ok, sudah hampir jam 8 malam, saatnya pamit untuk pulang lagi. Dan yang ada di otak saat itu adalah merencanakan waktu untuk kembali ke situ…. See u next time….