Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hayden.cAvatar border
TS
hayden.c
[GA MANUSAIWI?]Mendapat Rusun, Warga Pinangsia Ini Masih Salahkan Ahok
Mendapat Rusun, Warga Pinangsia Ini Masih Salahkan Ahok

JAKARTA, KOMPAS.com - Semalam, Samsudin menjadi penghuni baru di Blok A, Rusun Komarudin, di Cakung, Jakarta Timur. Dia adalah salah satu warga pindahan atau relokasi dari bantaran Sungai Ciliwung, di Pinangsia, Jakarta Barat.

Samsudin kini menempati sebuah unit rusun dengan dua buah kamar di lantai dua. Saat ditemui Kompas.com, Jumat (29/5/2015), bapak dua anak ini sedang berbenah. Kamis (28/5/2015) malam tadi ia baru saja tiba membawa semua perabotan barang dari rumahnya yang digusur. Untuk pindah membawa perabotan, ia menghabiskan uang Rp 500.000.

Pindah di rusun tersebut di luar kehendak Samsudin. Menurut dia, ini karena kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menggusur tempat tinggalnya.

"Ini keterpaksaan karena di sana sudah enggak bisa buat berlindung lagi. Pemerintah sudah kurang manusiawinya. Ini semua ulahnya Ahok," kata Samsudin, di Rusun Komarudin, Jakarta Timur, Jumat (29/5/2015) pagi.

Ia mengatakan, suka atau tidak, kini dia mesti tinggal di rusun tersebut. Yang memberatkannya yakni mengenai biaya sewa. Samsudin mengaku lebih senang tinggal rumahnya di Pinangsia. Kata dia, biar kecil tapi tidak perlu membayar sewa, cukup bayar listrik dan air.

"Kalau di sini kan kita sewa, kayak ngontrak seumur hidup. Masih mending kalau perumnas, bayar tiap bulan tapi 15 tahun bisa jadi milik. Kalau ini kan modelnya seumur hidup ngontrak. Jadi kalau betah terusin, enggak betah ya angkat kaki," ujar Samsudin.

Ia belum tahu pasti, berapa biaya sewa rusun nantinya. Selama enam bulan ke depan, ia akan bebas sewa biaya rusun kecuali air dan listrik. Namun, dari beberapa tetangga-nya yang sudah menempati rusun itu, biaya sewa di lantai dua Rp 213.000. Biaya ini, bagi dia, membebani.

Pria yang sudah "pensiun" dari pekerjannya sebagai sekuriti itu tidak memiliki penghasilan. Dia menyebut, di Pinangsia, dia bisa memperoleh rejeki. Sekarang, dia mesti memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tempat tinggal dengan suasana baru itu.

"Kan Rp 20.000 saja buat kebutuhan sehari-hari belum tentu cukup," ujar dia.

Selain itu, Samsudin mengaku, putri kecilnya yang duduk di bangku kelas IV SD 103 Ancol, Jakarta Utara, sudah beberapa hari tak sekolah karena gusuran itu. Padahal, awal pekan depan putrinya itu mesti mengikuti ujian sekolah.

"Kemungkinan saya mau titip dulu di keluarga di Kota dua bulan, biar bisa sekolah," ujarnya.

Samsudin merupakan salah satu warga bantaran Kali Ciliwung, Pinangsia, Jakarta Barat, yang rumahnya ditertibkan. Mereka menempati jalur hijau yang akan dibangun jalan inspeksi oleh Pemprov DKI.

source

coba ditanyakan siapa yg lbh ga manusiawi ke 10 jt warga jakarta yg kena banjir tiap tahun.. emoticon-Angkat Beer
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 149 suara
Siapa yg lebih ga manusiawi?
Ahok
10%
Warga yg tinggal di bantaran sungai
90%
0
5.4K
82
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan