- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sepp Blatter: Silakan Periksa FIFA
TS
sorondo
Sepp Blatter: Silakan Periksa FIFA
Sepp Blatter: Silakan Periksa FIFA

Presiden FIFA, Joseph Sepp Blatter, mempersilakan pihak berwajib memeriksanya terkait tertangkapnya sejumlah anggota FIFA oleh kepolisian Swiss karena kasus pemerasan, korupsi, dan konspirasi.
Dua wakil Blatter dan sejumlah anggotanya saat ini berada di bawah penanganan Departemen Hukum AS, setelah diserahkan oleh pihak berwajib di Swiss.
Segera setelah penangkapan tersebut, FIFA langsung bertindak tegas dengan membekukan ke-11 anggotanya itu. Meski demikian, hal itu tak serta-merta membuat FIFA lebih baik di mata publik. Sebagian besar meyakini bahwa dalang kejahatan dalam lembaga sepak bola dunia itu adalah sang presiden, yang telah berkuasa sejak 1998.
Menanggapi kecurigaan tersebut, Blatter mempersilakan pihak berwajib untuk memeriksa lebih dalam organisasi yang dipimpinnya.
"Coba saya jelaskan: tindak kejahatan seperti ini tak punya tempat di sepak bola dan kami akan pastikan bahwa mereka yang terlibat di dalamnya akan dikeluarkan dari permainan ini," ujar Blatter dalam situs resmi FIFA.
"Ini adalah masa-masa yang sulit dalam sepak bola, fan dan bagi FIFA sebagai organisasi. Kami paham akan kekecewaan yang diekspresikan dan saya tahu bahwa kejadian hari ini akan berdampak pada cara banyak orang melihat kami," ia menambahkan.
Karenanya, pria berusia 79 tahun itu membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi pihak berwajib untuk memeriksa organisasinya agar segalanya menjadi lebih jelas.
"Harus dipastikan bahwa kami menyambut baik tindakan dan investigasi dari pihak berwajib AS dan Swiss dan yakin bahwa ini akan membantu memperkuat kebijakan yang telah diambil FIFA untuk memberantas segala tindak kejahatan dalam sepak bola," Blatter menegaskan.
Dua wakil presiden FIFA yang ditangkap adalah Jeffrey Webb of dar Pulau Cayman dan Eugenio Figueredo dari Uruguay. Lima lainnya adalah Eduardo Li dari Costa Rica, Julio Rocha dari Nicaragua, Costas Takkas dari Britain, Rafael Esquivel dari Venezuela dan Jose Maria Marin dari Brazil.
Ketujuhnya terkait dengan Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) dan Amerika Utara dan sekitarnya (CONCACAF).
Mayoritas kasus korupsi yang menjerat mereka terkait dengan pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Rusia dan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Sumber : http://bola.inilah.com/read/detail/2...n-periksa-fifa
Kaisar asep ini begitu percaya diri, mantap betul

0
900
5
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan