- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Walubi: Rohingya Seperti Tionghoa Indonesia di Zaman Orba


TS
50 cents
Walubi: Rohingya Seperti Tionghoa Indonesia di Zaman Orba
Nasional
Rabu, 27/05/2015 20:48
Walubi: Rohingya Seperti Tionghoa Indonesia di Zaman Orba
Reporter: Tri Wahyuni, CNN Indonesia
Walubi: Rohingya Seperti Tionghoa Indonesia di Zaman Orba
Seorang anak imigran Etnis Rohingya mengambil makanan di tempat Penampungan Sementara Desa Kuala Langsa, Aceh, Minggu (24/5). Imigran Etnis Rohingya yang terdampar di perairan Aceh dan ditempatkan di tiga Kabupaten/Kota di Aceh itu mendapatkan perawatan kesehatan dan fasilitas yang memadai. (Antara Foto/Syifa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) mengatakan, konflik yang terjadi antara Rohingya dengan pemerintah Myanmar hampir serupa dengan etnis Tiongkok di Indonesia dulu. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Kerukunan Walubi, Suhadi Sendjaja di Kantor Walubi, Jakarta, Rabu (27/5).
"Rohingya ini seperti Tionghoa di Indonesia beberapa tahun lalu. Kami juga mengalami kondisi diskriminasi," kata Suhadi yang juga merupakan keturunan etnis Tionghoa itu.
Lebih lanjut Suhadi menjelaskan, permasalahan Rohingya disebabkan adanya regulasi dari pemerintah Myanmar yang tidak mengakui etnis Rohingya sebagai salah satu warga negaranya. Padahal etnis Rohingya sudah ribuan tahun tinggal di Myanmar.Walubi mengimbau pemerintah Myanmar agar melakukan perubahan yang fundamental. "Kami mengimbau pemerintah Myanmar secepatnya dapat mengambil langkah fundamental. Mengadopsi prinsip kewarganegaraan yang tidak rasionalis dan diskriminatif," kata Suhadi menyebutkan salah satu sikap mereka terhadap pengungsi Rohingya.
Tapi, di sisi lain, Suhadi juga menyatakan kalau etnis Rohingya juga harus lebih meningkatkan kesadaran dalam bermasyarakat dan bernegara. "Tapi dalam hal ini pemerintah Myanmar seharusnya memerhatikan pendidikan bagi warga Rohingya," jelasnya.
"Sekarang orang Rohingya ditanya siapa presiden Myanmar juga tidak tahu. Sama seperti kami dulu, orang Tionghoa tidak tahu siapa presiden Indonesia. Untuk itu Rohingya juga harus ada perubahan sikap," ucap Suhadi.
Namun, Suhadi menekankan kalau proses ini tidak akan berlangsung instan. Butuh proses puluhan tahun tentunya untuk Rohingya kembali hidup damai di negaranya. Sama seperti etnis Tionghoa yang butuh waktu puluhan tahun untuk diakui di Indonesia.
Banyak pihak yang menyakini kalau konflik Rohingya bukanlah konflik agama. Konflik ini lebih kepada konflik kemanusiaan dengan adanya indikasi penghapusan etnis di Myanmar.
Direktur Abdurrahman Wahid Center, Ahmad Suaedy beberapa waktu lalu mengatakan para pengungsi Rohingya sebenarnya bukan mengalami diskriminasi agama. Tapi lebih pada etnis cleansing.
"Dulu tidak ada pembedaan antara etnis-etnis yang tinggal di Myanmar. Perbedaan etnis minoritas baru terjadi pada tahun 60-an ketika kudeta militer. Tahun 80-an dikeluarkan dekrit tentang etnis dan ada 10 etnis besar yang diakui dan lainnya tidak diakui termasuk Rohingya," kata Suaedy.
Sumber
http://m.cnnindonesia.com/nasional/20150527204829-20-56144/walubi-rohingya-seperti-tionghoa-indonesia-di-zaman-orba/
The truth had spoken
Rabu, 27/05/2015 20:48
Walubi: Rohingya Seperti Tionghoa Indonesia di Zaman Orba
Reporter: Tri Wahyuni, CNN Indonesia
Walubi: Rohingya Seperti Tionghoa Indonesia di Zaman Orba
Seorang anak imigran Etnis Rohingya mengambil makanan di tempat Penampungan Sementara Desa Kuala Langsa, Aceh, Minggu (24/5). Imigran Etnis Rohingya yang terdampar di perairan Aceh dan ditempatkan di tiga Kabupaten/Kota di Aceh itu mendapatkan perawatan kesehatan dan fasilitas yang memadai. (Antara Foto/Syifa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) mengatakan, konflik yang terjadi antara Rohingya dengan pemerintah Myanmar hampir serupa dengan etnis Tiongkok di Indonesia dulu. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Kerukunan Walubi, Suhadi Sendjaja di Kantor Walubi, Jakarta, Rabu (27/5).
"Rohingya ini seperti Tionghoa di Indonesia beberapa tahun lalu. Kami juga mengalami kondisi diskriminasi," kata Suhadi yang juga merupakan keturunan etnis Tionghoa itu.
Lebih lanjut Suhadi menjelaskan, permasalahan Rohingya disebabkan adanya regulasi dari pemerintah Myanmar yang tidak mengakui etnis Rohingya sebagai salah satu warga negaranya. Padahal etnis Rohingya sudah ribuan tahun tinggal di Myanmar.Walubi mengimbau pemerintah Myanmar agar melakukan perubahan yang fundamental. "Kami mengimbau pemerintah Myanmar secepatnya dapat mengambil langkah fundamental. Mengadopsi prinsip kewarganegaraan yang tidak rasionalis dan diskriminatif," kata Suhadi menyebutkan salah satu sikap mereka terhadap pengungsi Rohingya.
Tapi, di sisi lain, Suhadi juga menyatakan kalau etnis Rohingya juga harus lebih meningkatkan kesadaran dalam bermasyarakat dan bernegara. "Tapi dalam hal ini pemerintah Myanmar seharusnya memerhatikan pendidikan bagi warga Rohingya," jelasnya.
"Sekarang orang Rohingya ditanya siapa presiden Myanmar juga tidak tahu. Sama seperti kami dulu, orang Tionghoa tidak tahu siapa presiden Indonesia. Untuk itu Rohingya juga harus ada perubahan sikap," ucap Suhadi.
Namun, Suhadi menekankan kalau proses ini tidak akan berlangsung instan. Butuh proses puluhan tahun tentunya untuk Rohingya kembali hidup damai di negaranya. Sama seperti etnis Tionghoa yang butuh waktu puluhan tahun untuk diakui di Indonesia.
Banyak pihak yang menyakini kalau konflik Rohingya bukanlah konflik agama. Konflik ini lebih kepada konflik kemanusiaan dengan adanya indikasi penghapusan etnis di Myanmar.
Direktur Abdurrahman Wahid Center, Ahmad Suaedy beberapa waktu lalu mengatakan para pengungsi Rohingya sebenarnya bukan mengalami diskriminasi agama. Tapi lebih pada etnis cleansing.
"Dulu tidak ada pembedaan antara etnis-etnis yang tinggal di Myanmar. Perbedaan etnis minoritas baru terjadi pada tahun 60-an ketika kudeta militer. Tahun 80-an dikeluarkan dekrit tentang etnis dan ada 10 etnis besar yang diakui dan lainnya tidak diakui termasuk Rohingya," kata Suaedy.
Sumber
http://m.cnnindonesia.com/nasional/20150527204829-20-56144/walubi-rohingya-seperti-tionghoa-indonesia-di-zaman-orba/
The truth had spoken
0
7.4K
108


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan