- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Terungkap, Bahwa Bumi Pernah Kiamat Enam Kali!..Yg akan datang kiamat ke 7!!!


TS
xonet
Terungkap, Bahwa Bumi Pernah Kiamat Enam Kali!..Yg akan datang kiamat ke 7!!!
Quote:
Terungkap, Bahwa Bumi Pernah Kiamat Enam Kali!


kiamat doomsday

Terungkap, Bahwa Bumi Pernah “Kiamat” Sebanyak Enam Kali!
6 doomsday extinction events Bumi kiamat 6 enam kali
Dari hasil penelitian, adalah bukti nyata dan merupakan petunjuk, bahwa pernah terjadi “kiamat’ di planet Bumi ini pada masa lalu. Pada “kiamat” kali keenam, yaitu peristiwa Capitanian telah terjadi 262 juta tahun lalu.
Selama 450 juta tahun, Bumi pernah mengalami “kiamat” atau kematian massal (extinction events) selama 5 kali. Namun tunggu dulu, karena pengertian “kiamat” disini bukanlah kiamat musnah sebenarnya, namun kiamat ketika banyak makhluk hidup mati massal dan sangat mungkin termasuk manusia yang hanya tersisa sedikit saja selama peristiwa-peristiwa tragis di Bumi ini.
Bisa diperkirakan manusia hanya tersisa beberapa juta atau bahkan beberapa ratus ribu jiwa, namun selalu berhasil beradaptasi dan bertahan atau survive, dan akhirnya berkembang biak kembali populasinya. Itulah yang dipahami selama ini.

era zaman periode waktu prasejarah
Tabel periodik sistim Permian. (wikipedia).
Dalam publikasi di Geological Society of American Bulletin, ilmuwan mengatakan, ada satu lagi peristiwa yang bisa disebut kematian massal, yaitu peristiwa Capitanian yang terjadi 262 juta tahun lalu.
Dalam skala waktu geologi, Capitanian adalah usia atau tahap Permian yang juga merupakan periode teratas atau terakhir dari tiga sub-divisi dari seri pada era Guadalupian.
Capitanian berlangsung antara 265,1 ± 0,4 dan 259,8 ± 0,4 juta tahun lalu. Hal ini didahului oleh era Wordian dan diikuti oleh era Wuchiapingian.
Sebuah peristiwa kepunahan massal yang signifikan (kepunahan periode Akhir-Capitanian) terjadi pada akhir tahap ini, yang dikaitkan dengan anoksia dan pengasaman atau acidification di lautan dan mungkin disebabkan oleh letusan gunung berapi yang menghasilkan daerah yang dinamakan Emeishan Traps.
Peristiwa kepunahan ini mungkin terkait dengan peristiwa kepunahan Permian-Triassic yang jauh lebih besar dan kemudian diikuti sekitar 10 juta tahun kemudian.
Penelitian di Pulau Spitsbergen, Norwegia
Dr. David Bond dari University of Hull dan timnya melakukan penelitian di Spitsbergen, pulau pada jarak 890 kilometer (553 mil) dari daratan Norwegia yang banyak beruang kutubnya, untuk membuktikan adanya “kiamat” keenam itu.
https://upload.wikimedia.org/wikiped...pitsbergen.png
Pulau Spitsbergen, Norwegia (wikimedia)
Berbekal peralatan berkemah dan senapan untuk menjaga dan menakuti beruang kutub agar pergi, tim Dr Bond membuat tiga perjalanan terpisah ke pulau itu pada tahun 2011-2013 di setiap bulan Juli, ketika terjadi siang hari selama 24 jam dan cuaca lebih memungkinkan untuk pekerjaan lapangan.

Pulau Spitsbergen, dahulu disebut Pulau Spitsbergen Barat, adalah pulau terbesar di wilayah Svalbard seluas 37.673 km². Pulau ini ditemukan oleh Willem Barents dari Belanda pada tahun 1596.
Willem Barents memberikan nama pulau ini Spitsbergen karena banyaknya puncak jagged yang tinggi. Puncak jagged tertinggi adalah Newtontoppen setinggi 1713 m dpl.
Di Pulau Spitsbergen, Bond dan rekannya meneliti Kapp Starostin Formation, yaitu berupa lapisan batuan setebal 400 meter yang berada beberapa lokasi Pulau Spitsbergen. Kapp Starostin Formation memberi petunjuk tentang kondisi 27 juta tahun dari masa Permian Tengah, masa ketika peristiwa Capitanian diduga terjadi.
Pertama, Bond harus memastikan terlebih dahulu bahwa data dari lapisan batuan tersebut menunjukkan kesamaan dengan data adanya peristiwa Capitanian yang diambil dari wilayah tropis.
Kapp Starostin Formation
Kapp Starostin Formation, yaitu berupa lapisan batuan setebal 400 meter di pulau Spitsbergen, yang bisa memberi petunjuk tentang kondisi 27 juta tahun sejak masa Permian Tengah.
Dengan menganalisis rasio isotop karbon dan stronsium serta beragam logam dan polaritas magnetik, Bond berhasil mengonfirmasi bahwa lapisan batuan tersebut menunjukkan korelasi dengan lapisan batuan di wilayah tropis.
Kedua, Bond harus bisa menunjukkan adanya penurunan populasi satwa tertentu secara drastis pada waktu terjadinya kepunahan massal.
Bond pun menganalisis populasi moluska sejenis kerang yang disebut brachiopoda dan bivalvia.
Dia menunjukkan bahwa di lapisan Capitania, ternyata populasi brachiopoda mengalami penurunan hingga 87 persen!
Dari hasil penelitian itu, adalah bukti nyata dan merupakan petunjuk, bahwa pernah terjadi kepunahan massal di planet Bumi ini pada masa lalu.
Sementara itu, pada lapisan batuan yang lebih muda, brachiopoda kembali muncul. Namun pada pasca-kepunahan massal itu, jenis kerang bivalvia lebih mendominasi.
Menurut Bond, kepunahan massal pada kala itu terjadi karena erupsi dari Emeishan Traps, yang kini terletak di provinsi Sichuan, Tiongkok.

kerang brachiopods in a rock formation in Spitsbergen, Norway, went extinct in an event about 260 million years ago
Fossil Brachiopoda, sejenis kerang-kerangan dalam formasi batuan di Spitsbergen, Norwegia, yang telah punah akibat “kematian massal” di Bumi sekitar 260 juta tahun yang lalu.
Akibat Letusan Dahsyat “Emeishan Traps”
Emeishan Traps adalah sebuah kawasan yang membentuk daerah yang banyak mengandung batu basalt vulkanik atau disebut pula sebagai “daerah berbatuan beku yang luas” dan berada di barat daya Cina yang berpusat di provinsi Sichuan.
Daerah ini kadang-kadang disebut sebagai “Daerah Berbatuan Beku Permian Emeishan” (Permian Emeishan Large Igneous Province) atau variasi dari istilah tersebut. Dinamakan sebagai Emeishan, berasal dari nama gunung “Emei” di provinsi Sichuan, Cina.
Seperti kawasan atau daerah vulkanik berdataran tinggi lainnya yang juga bernama akhiran “Traps”, Emeishan Traps terdiri dari beberapa lapisan batuan beku yang terbentuk oleh letusan gunung berapi yang sangat besar. Letusan yang sangat dahsyat itu menghasilkan Emeishan Traps dimulai sekitar 260 juta tahun yang lalu.

mount-emei
Emeishan Traps seperti kawasan atau daerah vulkanik berdataran tinggi lainnya yang juga bernama akhiran “Traps”, (pic: giganticstatues.com)
“Trap” tipe ini berdataran tinggi karena lapisan mantel Bumi terdorong ke atas dan dan abu vulkaniknya sampai ke lapisan atmosfir Bumi. Selain Emeishan Traps di China, ada pula Siberian Traps di Russia dan Deccan Traps di India.
Pada masa lalu, erupsi dari Emeishan Traps ini telah melepaskan banyak karbondioksida, dan membuat laut mengalami pengasaman dan kekurangan oksigen yang berat dan efeknya membuat kematian massal banyak makhluk hidup di Bumi.

Kapp Starostin Formation layers Vardebukta formation
Kapp Starostin Formation layers.
Penelitian tentang peristiwa Capitanian sangat dibutuhkan karena sejak diketahui 20 tahun lalu, peristiwa Capitanian belum dikategorikan sebagai kematian massal.
Kemudian ada kematian massal yang lebih besar dan berpaut 12 juta tahun dari peristiwa Capitanian.
Peristiwa yang disebut Kiamat Permian Akhir itu memusnahkan 96 persen spesies di muka Bumi. Karena terpaut singkat, sering kali Captanian dan Permian Akhir dianggap satu.
Karena belum banyak diteliti dan minim bukti dampak karena peristiwa itu, maka Capitanian pada saat itu juga sering dianggap hanya kiamat regional, bukan global.
Dengan hasil penelitiannya ini, Bond yakin bahwa Capitanian merupakan peristiwa yang terpisah dengan masa Permian Akhir. Ia juga yakin bahwa peristiwa itu bisa dikatakan kematian massal yang global.
Meski demikian, tak semua setuju bahwa peristiwa Capitanian bisa dikatakan kiamat global. Salah satunya Matthew Clapham dari University of California di Santa Cruz.
“Hilangnya beberapa lusin spesies di suatu daerah tak menjadikan sebuah peristiwa sebagai kematian massal,” katanya seperti dikutip BBC, pada Selasa (21/4/2015) lalu. Namun, Clapham mengakui bahwa hasil riset Bond menyuguhkan fakta yang menarik di Spitsbergen pada ratusan juta tahun lalu. (BBC/ Wikipedia/ Kompas/ IndoCropCircles/ berbagai sumber).
Pustaka:
– geosociety.org, The Geological Society of America Bulletin.
– BBC.com, New mass extinction event identified by geologists.
– sciencemag.org, Sixth extinction, rivaling that of the dinosaurs, should join the big five, scientists say.
– gsabulletin.gsapubs.org, David P.G. Bond Abstract: An abrupt extinction in the Middle Permian (Capitanian) of the Boreal Realm (Spitsbergen) and its link to anoxia and acidification

Wihhh seremmmm
link
.


kiamat doomsday

Terungkap, Bahwa Bumi Pernah “Kiamat” Sebanyak Enam Kali!
6 doomsday extinction events Bumi kiamat 6 enam kali
Dari hasil penelitian, adalah bukti nyata dan merupakan petunjuk, bahwa pernah terjadi “kiamat’ di planet Bumi ini pada masa lalu. Pada “kiamat” kali keenam, yaitu peristiwa Capitanian telah terjadi 262 juta tahun lalu.
Selama 450 juta tahun, Bumi pernah mengalami “kiamat” atau kematian massal (extinction events) selama 5 kali. Namun tunggu dulu, karena pengertian “kiamat” disini bukanlah kiamat musnah sebenarnya, namun kiamat ketika banyak makhluk hidup mati massal dan sangat mungkin termasuk manusia yang hanya tersisa sedikit saja selama peristiwa-peristiwa tragis di Bumi ini.
Bisa diperkirakan manusia hanya tersisa beberapa juta atau bahkan beberapa ratus ribu jiwa, namun selalu berhasil beradaptasi dan bertahan atau survive, dan akhirnya berkembang biak kembali populasinya. Itulah yang dipahami selama ini.

era zaman periode waktu prasejarah
Tabel periodik sistim Permian. (wikipedia).
Dalam publikasi di Geological Society of American Bulletin, ilmuwan mengatakan, ada satu lagi peristiwa yang bisa disebut kematian massal, yaitu peristiwa Capitanian yang terjadi 262 juta tahun lalu.
Dalam skala waktu geologi, Capitanian adalah usia atau tahap Permian yang juga merupakan periode teratas atau terakhir dari tiga sub-divisi dari seri pada era Guadalupian.
Capitanian berlangsung antara 265,1 ± 0,4 dan 259,8 ± 0,4 juta tahun lalu. Hal ini didahului oleh era Wordian dan diikuti oleh era Wuchiapingian.
Sebuah peristiwa kepunahan massal yang signifikan (kepunahan periode Akhir-Capitanian) terjadi pada akhir tahap ini, yang dikaitkan dengan anoksia dan pengasaman atau acidification di lautan dan mungkin disebabkan oleh letusan gunung berapi yang menghasilkan daerah yang dinamakan Emeishan Traps.
Peristiwa kepunahan ini mungkin terkait dengan peristiwa kepunahan Permian-Triassic yang jauh lebih besar dan kemudian diikuti sekitar 10 juta tahun kemudian.
Penelitian di Pulau Spitsbergen, Norwegia
Dr. David Bond dari University of Hull dan timnya melakukan penelitian di Spitsbergen, pulau pada jarak 890 kilometer (553 mil) dari daratan Norwegia yang banyak beruang kutubnya, untuk membuktikan adanya “kiamat” keenam itu.
https://upload.wikimedia.org/wikiped...pitsbergen.png
Pulau Spitsbergen, Norwegia (wikimedia)
Berbekal peralatan berkemah dan senapan untuk menjaga dan menakuti beruang kutub agar pergi, tim Dr Bond membuat tiga perjalanan terpisah ke pulau itu pada tahun 2011-2013 di setiap bulan Juli, ketika terjadi siang hari selama 24 jam dan cuaca lebih memungkinkan untuk pekerjaan lapangan.

Pulau Spitsbergen, dahulu disebut Pulau Spitsbergen Barat, adalah pulau terbesar di wilayah Svalbard seluas 37.673 km². Pulau ini ditemukan oleh Willem Barents dari Belanda pada tahun 1596.
Willem Barents memberikan nama pulau ini Spitsbergen karena banyaknya puncak jagged yang tinggi. Puncak jagged tertinggi adalah Newtontoppen setinggi 1713 m dpl.
Di Pulau Spitsbergen, Bond dan rekannya meneliti Kapp Starostin Formation, yaitu berupa lapisan batuan setebal 400 meter yang berada beberapa lokasi Pulau Spitsbergen. Kapp Starostin Formation memberi petunjuk tentang kondisi 27 juta tahun dari masa Permian Tengah, masa ketika peristiwa Capitanian diduga terjadi.
Pertama, Bond harus memastikan terlebih dahulu bahwa data dari lapisan batuan tersebut menunjukkan kesamaan dengan data adanya peristiwa Capitanian yang diambil dari wilayah tropis.
Kapp Starostin Formation
Kapp Starostin Formation, yaitu berupa lapisan batuan setebal 400 meter di pulau Spitsbergen, yang bisa memberi petunjuk tentang kondisi 27 juta tahun sejak masa Permian Tengah.
Dengan menganalisis rasio isotop karbon dan stronsium serta beragam logam dan polaritas magnetik, Bond berhasil mengonfirmasi bahwa lapisan batuan tersebut menunjukkan korelasi dengan lapisan batuan di wilayah tropis.
Kedua, Bond harus bisa menunjukkan adanya penurunan populasi satwa tertentu secara drastis pada waktu terjadinya kepunahan massal.
Bond pun menganalisis populasi moluska sejenis kerang yang disebut brachiopoda dan bivalvia.
Dia menunjukkan bahwa di lapisan Capitania, ternyata populasi brachiopoda mengalami penurunan hingga 87 persen!
Dari hasil penelitian itu, adalah bukti nyata dan merupakan petunjuk, bahwa pernah terjadi kepunahan massal di planet Bumi ini pada masa lalu.
Sementara itu, pada lapisan batuan yang lebih muda, brachiopoda kembali muncul. Namun pada pasca-kepunahan massal itu, jenis kerang bivalvia lebih mendominasi.
Menurut Bond, kepunahan massal pada kala itu terjadi karena erupsi dari Emeishan Traps, yang kini terletak di provinsi Sichuan, Tiongkok.

kerang brachiopods in a rock formation in Spitsbergen, Norway, went extinct in an event about 260 million years ago
Fossil Brachiopoda, sejenis kerang-kerangan dalam formasi batuan di Spitsbergen, Norwegia, yang telah punah akibat “kematian massal” di Bumi sekitar 260 juta tahun yang lalu.
Akibat Letusan Dahsyat “Emeishan Traps”
Emeishan Traps adalah sebuah kawasan yang membentuk daerah yang banyak mengandung batu basalt vulkanik atau disebut pula sebagai “daerah berbatuan beku yang luas” dan berada di barat daya Cina yang berpusat di provinsi Sichuan.
Daerah ini kadang-kadang disebut sebagai “Daerah Berbatuan Beku Permian Emeishan” (Permian Emeishan Large Igneous Province) atau variasi dari istilah tersebut. Dinamakan sebagai Emeishan, berasal dari nama gunung “Emei” di provinsi Sichuan, Cina.
Seperti kawasan atau daerah vulkanik berdataran tinggi lainnya yang juga bernama akhiran “Traps”, Emeishan Traps terdiri dari beberapa lapisan batuan beku yang terbentuk oleh letusan gunung berapi yang sangat besar. Letusan yang sangat dahsyat itu menghasilkan Emeishan Traps dimulai sekitar 260 juta tahun yang lalu.

mount-emei
Emeishan Traps seperti kawasan atau daerah vulkanik berdataran tinggi lainnya yang juga bernama akhiran “Traps”, (pic: giganticstatues.com)
“Trap” tipe ini berdataran tinggi karena lapisan mantel Bumi terdorong ke atas dan dan abu vulkaniknya sampai ke lapisan atmosfir Bumi. Selain Emeishan Traps di China, ada pula Siberian Traps di Russia dan Deccan Traps di India.
Pada masa lalu, erupsi dari Emeishan Traps ini telah melepaskan banyak karbondioksida, dan membuat laut mengalami pengasaman dan kekurangan oksigen yang berat dan efeknya membuat kematian massal banyak makhluk hidup di Bumi.

Kapp Starostin Formation layers Vardebukta formation
Kapp Starostin Formation layers.
Penelitian tentang peristiwa Capitanian sangat dibutuhkan karena sejak diketahui 20 tahun lalu, peristiwa Capitanian belum dikategorikan sebagai kematian massal.
Kemudian ada kematian massal yang lebih besar dan berpaut 12 juta tahun dari peristiwa Capitanian.
Peristiwa yang disebut Kiamat Permian Akhir itu memusnahkan 96 persen spesies di muka Bumi. Karena terpaut singkat, sering kali Captanian dan Permian Akhir dianggap satu.
Karena belum banyak diteliti dan minim bukti dampak karena peristiwa itu, maka Capitanian pada saat itu juga sering dianggap hanya kiamat regional, bukan global.
Dengan hasil penelitiannya ini, Bond yakin bahwa Capitanian merupakan peristiwa yang terpisah dengan masa Permian Akhir. Ia juga yakin bahwa peristiwa itu bisa dikatakan kematian massal yang global.
Meski demikian, tak semua setuju bahwa peristiwa Capitanian bisa dikatakan kiamat global. Salah satunya Matthew Clapham dari University of California di Santa Cruz.
“Hilangnya beberapa lusin spesies di suatu daerah tak menjadikan sebuah peristiwa sebagai kematian massal,” katanya seperti dikutip BBC, pada Selasa (21/4/2015) lalu. Namun, Clapham mengakui bahwa hasil riset Bond menyuguhkan fakta yang menarik di Spitsbergen pada ratusan juta tahun lalu. (BBC/ Wikipedia/ Kompas/ IndoCropCircles/ berbagai sumber).
Pustaka:
– geosociety.org, The Geological Society of America Bulletin.
– BBC.com, New mass extinction event identified by geologists.
– sciencemag.org, Sixth extinction, rivaling that of the dinosaurs, should join the big five, scientists say.
– gsabulletin.gsapubs.org, David P.G. Bond Abstract: An abrupt extinction in the Middle Permian (Capitanian) of the Boreal Realm (Spitsbergen) and its link to anoxia and acidification

Wihhh seremmmm



link
.
Diubah oleh xonet 28-05-2015 13:42
0
5.7K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan