- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[CKCKCK!] Kursus Bahasa Asing di Jakarta Tipu Orangtua Hingga Jutaan Rupiah


TS
antonio.cassese
[CKCKCK!] Kursus Bahasa Asing di Jakarta Tipu Orangtua Hingga Jutaan Rupiah
Quote:
Merdeka.com - Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menempuh pendidikan terbaik meski biaya yang dikeluarkan tidak murah. Salah satunya seperti yang dilakukan Suryanto, yang mendaftarkan anaknya ke lembaga kursus bahasa asing.
Namun harapan Suryanto agar anaknya fasih berbahasa asing harus pupus, setelah Global Bahasa/Speak Easy, tempat kursus tersebut tiba-tiba tutup. Celakanya, warga Jakarta Barat tersebut mengaku sudah membayar uang iuran selama dua tahun sebesar Rp 10,5 juta.
Pengalaman itu dituliskan Suryanto melalui akun Facebook-nya, Minggu (17/5). Selain dirinya, ada beberapa orang tua lain yang mengalami hal serupa.
"Baru berjalan 3 bulan, guru-guru pengajar berhenti karena gajinya tidak dibayar. Jadwal berantakan dan tidak ada kelas. Ortu murid meminta uang kembali tapi tidak bisa dibayar owner dan seperti yang kami khawatirkan akhirnya tempat kursusnya tutup, ownernya kabur, semua sales marketing juga mau cuci tangan."
Dia menambahkan, modus yang digunakan Global Bahasa/ Speak Easy dalam menjaring murid dengan membayar uang iuran di muka dan dapat belajar multi bahasa.
"Saya memasukkan anak saya ke kursus bahasa Global Bahasa/ Speak Easy. Pembayaran sekaligus Rp 10,5 juta dan dibayar di muka untuk masa belajar dua tahun (yang lain ada yang bayar Rp 8 juta, Rp 15 juta, Rp 17 juta bahkan 30 juta untuk masa belajar 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun)."
SUMBER : http://www.merdeka.com/peristiwa/kur...an-rupiah.html
Namun harapan Suryanto agar anaknya fasih berbahasa asing harus pupus, setelah Global Bahasa/Speak Easy, tempat kursus tersebut tiba-tiba tutup. Celakanya, warga Jakarta Barat tersebut mengaku sudah membayar uang iuran selama dua tahun sebesar Rp 10,5 juta.
Pengalaman itu dituliskan Suryanto melalui akun Facebook-nya, Minggu (17/5). Selain dirinya, ada beberapa orang tua lain yang mengalami hal serupa.
"Baru berjalan 3 bulan, guru-guru pengajar berhenti karena gajinya tidak dibayar. Jadwal berantakan dan tidak ada kelas. Ortu murid meminta uang kembali tapi tidak bisa dibayar owner dan seperti yang kami khawatirkan akhirnya tempat kursusnya tutup, ownernya kabur, semua sales marketing juga mau cuci tangan."
Dia menambahkan, modus yang digunakan Global Bahasa/ Speak Easy dalam menjaring murid dengan membayar uang iuran di muka dan dapat belajar multi bahasa.
"Saya memasukkan anak saya ke kursus bahasa Global Bahasa/ Speak Easy. Pembayaran sekaligus Rp 10,5 juta dan dibayar di muka untuk masa belajar dua tahun (yang lain ada yang bayar Rp 8 juta, Rp 15 juta, Rp 17 juta bahkan 30 juta untuk masa belajar 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun)."
SUMBER : http://www.merdeka.com/peristiwa/kur...an-rupiah.html
Tambahan lagi biar nyambung
Quote:
Merdeka.com - Niat Suryanto Kwok untuk mengikutkan anaknya untuk kursus bahasa berbuah pahit. Uang sebesar Rp 10,5 juta melayang dibawa kabur sebuah pemilik tempat kursus abal-abal di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Selain Suryanto, pemilik tempat kurus yang diketahui bernama Riswanda ini juga menipu 400 orangtua murid lainnya. Seluruh uang yang sudah disetorkan tak bisa dikembalikan, bahkan Riswanda menghilang setelah sempat menjual rumahnya.
"Korban owner mencapai 400 orang. 1 Orang rata-rata bayar Rp 10 juta, bahkan ada Rp 31 juta. Kalau saya bayar Rp 10,5 untuk 2 tahun," keluh Suryanto saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (21/5).
Suryanto mengaku sempat tergiur tawaran Global Bahasa/Speak Easy yang menawarkan program delapan bahasa asing dengan biaya murah. Tak hanya itu, tempat kursus ini juga mempekerjakan sejumlah native speaker sebagai pengajar.
"Memang benar ada native speaker, tapi semuanya berhenti," ungkap dia.
Meski sempat curiga akan menjadi korban penipuan, namun pemilik maupun marketing Global Bahasa ini masih bisa meyakinkan meski belum dibuka secara resmi. "Kalau saya sudah mendaftar sejak September 2014, anak saya baru masuk 15 Januari 2015, setelah itu sempat jalan hingga akhir Maret," ucapnya.
LINK : http://www.merdeka.com/peristiwa/kor...400-orang.html
Selain Suryanto, pemilik tempat kurus yang diketahui bernama Riswanda ini juga menipu 400 orangtua murid lainnya. Seluruh uang yang sudah disetorkan tak bisa dikembalikan, bahkan Riswanda menghilang setelah sempat menjual rumahnya.
"Korban owner mencapai 400 orang. 1 Orang rata-rata bayar Rp 10 juta, bahkan ada Rp 31 juta. Kalau saya bayar Rp 10,5 untuk 2 tahun," keluh Suryanto saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (21/5).
Suryanto mengaku sempat tergiur tawaran Global Bahasa/Speak Easy yang menawarkan program delapan bahasa asing dengan biaya murah. Tak hanya itu, tempat kursus ini juga mempekerjakan sejumlah native speaker sebagai pengajar.
"Memang benar ada native speaker, tapi semuanya berhenti," ungkap dia.
Meski sempat curiga akan menjadi korban penipuan, namun pemilik maupun marketing Global Bahasa ini masih bisa meyakinkan meski belum dibuka secara resmi. "Kalau saya sudah mendaftar sejak September 2014, anak saya baru masuk 15 Januari 2015, setelah itu sempat jalan hingga akhir Maret," ucapnya.
LINK : http://www.merdeka.com/peristiwa/kor...400-orang.html
Komentar TS : Sekarang lagi musim penawaran kursus 8 bahasa dalam 1 harga, 10 bahasa dalam 1 harga dan lainnya. Sering ada pamerannya di mall-mall

UPDATED
Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Riswanda, pemilik Global Bahasa, dilaporkan puluhan orang ke Polda Metro Jaya. Riswanda dilaporkan lantaran diduga melakukan penipuan berkedok sekolah bahasa.
"Intinya dia melakukan penipuan dengan membuka tempat sekolah bahasa," kata Wartono, seorang korban, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Wartono menuturkan, Riswanda mengelabui korbannya dengan cara menggaet customer agar masuk ke tempat sekolah bahasa, Global Bahasa. Usai pembayaran dan tanda tangan kontrak, sekolah bahasa tak berjalan sesuai perjanjian.
"Ada yang sudah bayar tapi belum masuk kelas. Ada yang sudah masuk kelas, tapi cuma beberapa kali," kata dia.
Global Bahasa menarik customer dengan memberikan penawaran yang menarik. Misalnya, dapat belajar tujuh bahasa sekaligus, yakni Prancis, Jerman, Korea, Jepang, Inggris, Mandarin dan Indonesia dengan biaya murah.
Tak hanya itu, Global Bahasa menarik customer dengan membuka boot di Mall Daan Mogot dan Tangcity. Dalam brosurnya, mereka menampilkan gedung sekolah bagus dan besar di daerah Taman Palem dan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Menariknya, setiap korban dikenakan harga yang berbeda. Ada korban yang membayar Rp6 juta, Rp8 juta, bahkan sampai Rp31 juta untuk satu tahun belajar. Pembayaran pun dilakukan di depan atau saat pendaftaran.
"Jadi kita harus bayar di depan, waktu mau kontrak itu langsung digesek (pembayaran kartu debit). Saya sih merasa kayak dihipnotis saat itu, karena langsung enggak sadar. Waktu sadar sampai di rumah minta balik uangnya udah nggak bisa," kata Hetty, korban lain yang membayar Rp31 juta buat dua anaknya.
Riswanda pernah dilaporkan oleh para korbannya ke Polres Jakarta Barat. Lelaki yang diketahui mantan sales marketing itu pernah ditahan. Namun penahanan hanya bertahan 1x24 jam.
Kala itu polisi tidak bisa menahan Riswanda lama lantaran para korban tidak memiliki banyak bukti. Usai dilepas, kini Riswanda menghilang.
Tak hanya itu, meski sudah bermasalah, Riswanda mencoba membuka sekolah bahasa yang sama dengan nama berbeda. Bahkan, Riswanda dan timnya berani berjualan di mall yang sama.
"Dia ganti nama jadi Speak Easy. Padahal mah sama. Orang orangnya juga sama," ujar Edo, salah seorang korban.
Sampai saat ini ribuan orang sudah menjadi korban Global Bahasa. Salah seorang korban berharap hal ini tak lagi terulang.
"Kita sih berharapnya ini enggak ada lagi, karena kasihan anak kita mau pinter, malah begini," kata seorang korban yang tak mau disebut namanya.
YDH
Source : http://news.metrotvnews.com/read/201...ke-polda-metro
![[CKCKCK!] Kursus Bahasa Asing di Jakarta Tipu Orangtua Hingga Jutaan Rupiah](https://dl.kaskus.id/cdn.metrotvnews.com/dynamic/content/2015/05/27/399913/wf3mb06s8p.jpg?w=668)
"Intinya dia melakukan penipuan dengan membuka tempat sekolah bahasa," kata Wartono, seorang korban, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Wartono menuturkan, Riswanda mengelabui korbannya dengan cara menggaet customer agar masuk ke tempat sekolah bahasa, Global Bahasa. Usai pembayaran dan tanda tangan kontrak, sekolah bahasa tak berjalan sesuai perjanjian.
"Ada yang sudah bayar tapi belum masuk kelas. Ada yang sudah masuk kelas, tapi cuma beberapa kali," kata dia.
Global Bahasa menarik customer dengan memberikan penawaran yang menarik. Misalnya, dapat belajar tujuh bahasa sekaligus, yakni Prancis, Jerman, Korea, Jepang, Inggris, Mandarin dan Indonesia dengan biaya murah.
Tak hanya itu, Global Bahasa menarik customer dengan membuka boot di Mall Daan Mogot dan Tangcity. Dalam brosurnya, mereka menampilkan gedung sekolah bagus dan besar di daerah Taman Palem dan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Menariknya, setiap korban dikenakan harga yang berbeda. Ada korban yang membayar Rp6 juta, Rp8 juta, bahkan sampai Rp31 juta untuk satu tahun belajar. Pembayaran pun dilakukan di depan atau saat pendaftaran.
"Jadi kita harus bayar di depan, waktu mau kontrak itu langsung digesek (pembayaran kartu debit). Saya sih merasa kayak dihipnotis saat itu, karena langsung enggak sadar. Waktu sadar sampai di rumah minta balik uangnya udah nggak bisa," kata Hetty, korban lain yang membayar Rp31 juta buat dua anaknya.
Riswanda pernah dilaporkan oleh para korbannya ke Polres Jakarta Barat. Lelaki yang diketahui mantan sales marketing itu pernah ditahan. Namun penahanan hanya bertahan 1x24 jam.
Kala itu polisi tidak bisa menahan Riswanda lama lantaran para korban tidak memiliki banyak bukti. Usai dilepas, kini Riswanda menghilang.
Tak hanya itu, meski sudah bermasalah, Riswanda mencoba membuka sekolah bahasa yang sama dengan nama berbeda. Bahkan, Riswanda dan timnya berani berjualan di mall yang sama.
"Dia ganti nama jadi Speak Easy. Padahal mah sama. Orang orangnya juga sama," ujar Edo, salah seorang korban.
Sampai saat ini ribuan orang sudah menjadi korban Global Bahasa. Salah seorang korban berharap hal ini tak lagi terulang.
"Kita sih berharapnya ini enggak ada lagi, karena kasihan anak kita mau pinter, malah begini," kata seorang korban yang tak mau disebut namanya.
YDH
Source : http://news.metrotvnews.com/read/201...ke-polda-metro
![[CKCKCK!] Kursus Bahasa Asing di Jakarta Tipu Orangtua Hingga Jutaan Rupiah](https://dl.kaskus.id/cdn.metrotvnews.com/dynamic/content/2015/05/27/399913/wf3mb06s8p.jpg?w=668)
Quote:
Berkedok Bimbel, Pasutri Tipu Miliaran Rupiah
![[CKCKCK!] Kursus Bahasa Asing di Jakarta Tipu Orangtua Hingga Jutaan Rupiah](https://dl.kaskus.id/cdn-media.viva.id/thumbs2/2015/05/27/315935_puluhan-orang-tua-laporkan-penipuan-berkedok-bimbel-_663_382.jpg)
VIVA.co.id - Puluhan orang melaporkan pasangan suami istri (pasutri) pelaku penipuan berkedok bimbingan belajar (bimbel) ke Mapolda Metro Jaya. Pasutri Riswanda dan Ayu sudah lima tahun terakhir menjalani bisnis tipu-tipu itu di Jakarta Barat dan Tangerang.
Menurut penuturan para korban, sejak Januari pasutri tersebut kabur dengan membawa uang miliaran rupiah milik konsumen bimbelnya. Puluhan korban pasutri itu mendatangi SPK Polda Metro Jaya, Rabu 27 Mei 2015 sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka melaporkan pasutri tersebut dan seorang marketingnya bernama Bobby Ray. "Ini laporan ketiga kami, laporan pertama dan kedua tidak digubris polisi," ujar salah satu korban.
Saat dimintai keterangan, para korban tampak emosi menceritakan aksi pasutri yang membawa kabur uang mereka. Dengan membawa poster dan foto tiga orang pelaku, para korban meminta polisi bisa menangkap para penipu tersebut.
"Saya merasa ditipu, saya sudah bayar Rp6,6 juta untuk mengkursuskan anak saya bahasa Jepang, saya harap polisi dapat menangkap penipu tersebut," ujar salah satu orang tua korban bernama Hetty Santoso warga Daan Mogot.
Sebenarnya, Hetty sudah mendaftar sejak Agustus 2014. Namun, dari bimbel mempunyai banyak alasan seperti renovasi dan lainnya sehingga baru bisa belajar Januari 2015 yang seharusnya November. Tetapi, baru 10 kali pertemuan, proses belajar macet. "Gurunya ternyata tidak digaji, jadi tidak masuk mengajar," kata Hetty.
Bahkan, menurut Hetty, setelah hal tersebut terjadi, ada pemberitahuan proses belajarnya dipindahkan ke Daan Mogot. Sampai akhirnya 13 Mei lalu, tempat bimbel benar-benar tutup. Dia pun bingung dan baru tahu pemiliknya kabur dan tidak bertanggung jawab. "Uang sudah masuk, belajar malah gak jadi," ujarnya kesal.
Dia juga pernah berusaha membatalkan kursus dengan meminta uangnya kembali. Tetapi bimbel tidak bisa mengembalikan.
Lain lagi dengan Riko (28). Karyawan asal Kemanggisan mendaftar sejak Maret lalu. Dia belajar bahasa Inggris di Daan Mogot. Dia baru bayar Rp3,4 juta dari total Rp5 juta. "Hanya 8 kali belajar setelah itu bubar," ujarnya.
Lain lagi cerita Lusi (32). Warga Jakarta Barat itu ambil paket kursus 7 bahasa. Namun, baru seminggu sudah tutup. Padahal dia sudah bayar Rp8,5 juta. Dalam modusnya, pelaku menerapkan harga murah dengan membayar di awal. Harga itu bisa lebih mahal jika dibayar dalam sistem cicilan. "Jadi, saya tertarik dan melunasi semuanya. Ternyata kayak begini," ujarnya.
Saat ini, polisi masih mendalami laporan para korban dan akan menindaklanjutinya. Para korban pasutri tersebut jumlahnya ada hampir ribuan. Sedikitnya, di bimbel yang di Palem ada 300 korban, Daan Mogot 420 orang, dan Tangerang City 200 orang. Jika dirata-rata Rp4 juta, total kerugian sampai miliaran rupiah.
Bimbel bernama "Global Bahasa: international language center" itu sudah buka sejak 2011. Dari tahun 2011, menurut kesaksian para korban, tempat bimbel itu buka tutup dan selalu berganti nama terus. Pada 2014, pelaku membuka di Jalan Daan Mogot, Palem, dan Tangerang City. Mereka menawarkan harga murah belajar tujuh bahasa. Yakni Inggris, Jepang, Korea, Mandarin, Prancis, Jerman, dan Indonesia.
(mus)
Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/re...iliaran-rupiah
![[CKCKCK!] Kursus Bahasa Asing di Jakarta Tipu Orangtua Hingga Jutaan Rupiah](https://dl.kaskus.id/cdn-media.viva.id/thumbs2/2015/05/27/315935_puluhan-orang-tua-laporkan-penipuan-berkedok-bimbel-_663_382.jpg)
VIVA.co.id - Puluhan orang melaporkan pasangan suami istri (pasutri) pelaku penipuan berkedok bimbingan belajar (bimbel) ke Mapolda Metro Jaya. Pasutri Riswanda dan Ayu sudah lima tahun terakhir menjalani bisnis tipu-tipu itu di Jakarta Barat dan Tangerang.
Menurut penuturan para korban, sejak Januari pasutri tersebut kabur dengan membawa uang miliaran rupiah milik konsumen bimbelnya. Puluhan korban pasutri itu mendatangi SPK Polda Metro Jaya, Rabu 27 Mei 2015 sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka melaporkan pasutri tersebut dan seorang marketingnya bernama Bobby Ray. "Ini laporan ketiga kami, laporan pertama dan kedua tidak digubris polisi," ujar salah satu korban.
Saat dimintai keterangan, para korban tampak emosi menceritakan aksi pasutri yang membawa kabur uang mereka. Dengan membawa poster dan foto tiga orang pelaku, para korban meminta polisi bisa menangkap para penipu tersebut.
"Saya merasa ditipu, saya sudah bayar Rp6,6 juta untuk mengkursuskan anak saya bahasa Jepang, saya harap polisi dapat menangkap penipu tersebut," ujar salah satu orang tua korban bernama Hetty Santoso warga Daan Mogot.
Sebenarnya, Hetty sudah mendaftar sejak Agustus 2014. Namun, dari bimbel mempunyai banyak alasan seperti renovasi dan lainnya sehingga baru bisa belajar Januari 2015 yang seharusnya November. Tetapi, baru 10 kali pertemuan, proses belajar macet. "Gurunya ternyata tidak digaji, jadi tidak masuk mengajar," kata Hetty.
Bahkan, menurut Hetty, setelah hal tersebut terjadi, ada pemberitahuan proses belajarnya dipindahkan ke Daan Mogot. Sampai akhirnya 13 Mei lalu, tempat bimbel benar-benar tutup. Dia pun bingung dan baru tahu pemiliknya kabur dan tidak bertanggung jawab. "Uang sudah masuk, belajar malah gak jadi," ujarnya kesal.
Dia juga pernah berusaha membatalkan kursus dengan meminta uangnya kembali. Tetapi bimbel tidak bisa mengembalikan.
Lain lagi dengan Riko (28). Karyawan asal Kemanggisan mendaftar sejak Maret lalu. Dia belajar bahasa Inggris di Daan Mogot. Dia baru bayar Rp3,4 juta dari total Rp5 juta. "Hanya 8 kali belajar setelah itu bubar," ujarnya.
Lain lagi cerita Lusi (32). Warga Jakarta Barat itu ambil paket kursus 7 bahasa. Namun, baru seminggu sudah tutup. Padahal dia sudah bayar Rp8,5 juta. Dalam modusnya, pelaku menerapkan harga murah dengan membayar di awal. Harga itu bisa lebih mahal jika dibayar dalam sistem cicilan. "Jadi, saya tertarik dan melunasi semuanya. Ternyata kayak begini," ujarnya.
Saat ini, polisi masih mendalami laporan para korban dan akan menindaklanjutinya. Para korban pasutri tersebut jumlahnya ada hampir ribuan. Sedikitnya, di bimbel yang di Palem ada 300 korban, Daan Mogot 420 orang, dan Tangerang City 200 orang. Jika dirata-rata Rp4 juta, total kerugian sampai miliaran rupiah.
Bimbel bernama "Global Bahasa: international language center" itu sudah buka sejak 2011. Dari tahun 2011, menurut kesaksian para korban, tempat bimbel itu buka tutup dan selalu berganti nama terus. Pada 2014, pelaku membuka di Jalan Daan Mogot, Palem, dan Tangerang City. Mereka menawarkan harga murah belajar tujuh bahasa. Yakni Inggris, Jepang, Korea, Mandarin, Prancis, Jerman, dan Indonesia.
(mus)
Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/re...iliaran-rupiah
Diubah oleh antonio.cassese 27-05-2015 14:44
0
7.7K
Kutip
61
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan