- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Penyebab Terjadinya Perang Dunia Ke-2


TS
cafewaris
Penyebab Terjadinya Perang Dunia Ke-2

Quote:

Selama ini kita mendengar bahwa Perang Dunia ke 2 terjadi karena perlombaan senjata dan ideologi yang cukup sengit baik di Eropa maupun Asia. Negara otoriter melawan negara demokrasi yang berbasis kerakyatan. Namun sebenarny Perang itu sendiri tidak dapat dinilai secara hitam dan putih. Di Jerman misalnya, NAZI sendiri berhasil mengambil alih tampuk kepemimpinan lewat sebuah pemilu demokratis. Untuk itulah, mari kita bahas beberap sebab Perang Dunia ke 2 yang jarang kita temui di buku-buku sejarah :
Sistem Pertanian
Selama berabad-abad, manusia menggandalkan lahan garapan yang subur dan ternak untuk menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Traktor, pupuk buatan, dan mekanisme pertanian modern sama sekali belum tercipta. Memasuki abad baru, kebutuhan pangan dunia semakin meningkat. Manusia membutuhkan lahan baru untuk menghasilkan pangan yang cukup karena lahan lama sudah tidak mencukupi dan kalaupun masih mencukupi, lahan tersebut sudah tidak lagi sesubur yang dahulu.
Masalah pangan ini jarang sekali dibahas dalam sejarah Perang Dunia ke 2, namun beberapa ahli menyatakan bahwa masalah pangan adalah pemicu terjadinya perang yang membunuh lebih dari 50 juta manusia itu. “Lanbensraum” adalah semboyan Jerman untuk menyatakan bahwa mereka mengginginkan untuk melakukan perluasan wilayah. “Blut und Boden” atau tanah dan darah yang merupakan gerakan pekerja terutama bidang agrikultur.
Masalah pangan menjadi pelik karena jumlah penduduk di waktu itu begitu tinggi dibandingkan jumlah pasokan pangan yang mampu dihasilkan. Perubahan gaya hidup konsumtif juga mendorong perluasan wilayah antara negara-negara industri. Amerika mulai mengintensifkan pertanian di wilayah barat yang sebetulnya hak milik indian, Inggris memasok pangannya dari India dan Afrika selatan, Perancis dengan afrika utaranya, Belanda dengan Indonesia, dan Jepang dengan Manchuria.

Ledakan Penduduk dan Industri
Tidak dipungkiri, memasuki abad 20, jumlah penduduk bumi mencapai titik tertinggi di dalam sejarah umat manusia. Hampir 3 kali lebih banyak daripada satu abad sebelumnya. Jumlah penduduk ini tidak hanya menimbulkan masalah ketersedian pangan yang terbatas, namun juga masalah ekonomi.
Setelah perang dunia pertama, ekonomi dunia rata-rata ambruk. Penggangguran di negara-negara industri meningkat drastis seiring dengan tutupnya pabrik-pabrik dan perindustrian. Dunia yang tidak pernah dibebani dengan penduduk sebesar itu seakan hampir kolaps. Di beberapa negara industri, militerisasi menjadi sebuah opsi jalan keluar yang hampir tidak dapat dihindari. Di Soviet, militer dapat juga bekerja sebagai buruh pembangunan infrastruktur. Di Amerika, pabrik-pabrik senjata dibanjiri pelamar kerja. Di Jerman sendiri, hampir seluruh merek terkenal yang sekarang kita temui adalah penghasil senjata di masa itu.
Industri dan melimpahnya tenaga kerja seolah-olah harus dimanfaatkan. Dan jalan keluar yang paling praktis dari kedua entitas tersebut adalah adanya perang. Dengan perang, seluruh sumber daya baik kapasitas industri yang mengganggur serta tenaga kerjanya dapat dimanfaatkan dengan lebih terarah. Buruh juga dapat dibayar secara lebih murah (misal di Soviet) untuk bekerja pada kondisi yang jauh dari layak.

Industrialisasi Militer Yang Menyerap Banyak Tenaga Kerja
Perjanjian Versailles Bagi Jerman
Perjanjian Versailles yang mengakhiri perang dunia ke 2 sangat mencekik bagi Jerman. Pada kenyataannya, ketika Perang Dunia 2 berakhir, tidak ada satupun wilayah tanah Jerman yang diduduki oleh sekutu dan di front barat, Jerman masih mencokol sebagian wilayah Perancis.
Normalnya, sebuah perjanjian untuk mengakhiri perang semacam ini hanya berupa status quo saja. Namun yang terjadi adalah, Jerman dirudapaksa habis-habisan. Kaisar mereka diturunkan dari takhtanya, wilayahnya dicabik-cabik, pasukannya dikerdilkan hingga 100.000 orang saja, dan mereka juga diharuskan membayar beban hutang perang negara-negara sekutu.
Perjanjian Versailles membuat industri Jerman lumpuh, penggangguran dimana-mana, dan inflasi meledak hingga jutaan persen. Bayangkan saja, harga sepotong roti yang awalnya tidak lebih dari 5 Mark melonjak menjadi 5 milyar Mark!
Masa-masa kelam semacam itu menghasilkan pergerakan ekstrimisme di Jerman. Sayap kanan yang kemudian menggabungkan diri ke dalam tubuh NSDAP (atau yang lebih kita kenal dengan nama NAZI) akhirnya berhasil memperoleh simpati rakyat melalui pemilu demokratis. Fakta yang sedikit lucu, sebuah pemilu demokratis menghasilkan pemerintahan otoriter paling keras sepanjang sejarah Jerman.

Tentara Jerman Pulang Setelah Perjanjian Versailles
Pembagian Wilayah Yang Kacau Pasca Great War
Pembagian Wilayah baik kepada negara-negara yang kalah maupun pemenang dalam Great War (Perang Dunia I) oleh sebagian ahli dianggap terlalu sembrono. Yugoslavia misalnya, adalah gado-gado etnis campuran yang belum pernah secara independen berdiri sebagai sebuah negara. Wilayah Kekaisaran Jerman juga dikebiri hingga Prussia Timur dan Jerman lainnya harus terpisah, begitu pula dengan wilayah Rheinland dan Saarland yang harus diduduki oleh sekutu.
Jerman harus menerima nasib bahwa tanah leluhur mereka harus diduduki secara pakasa oleh pihak asing. Hal ini tentu saja tidak bisa diterima begitu saja oleh sebagian besar rakyat Jerman. Meraka masih mengganggap bahwa Jerman sebenarnya belum tentu kalah dalam Perang Dunia Pertama. Perang tersebut hanya berhenti di tengah jalan.

Peta Jerman Setelah Perjanjian Versailles
Perancis dan Inggris Yang Pasif
Perancis dan Inggris yang merupakan kekuatan dominan di Eropa pasca Perang Dunia I dinilai bersikap terlalu pasif dalam menanggapi berbagai isu konflik yang terjadi di Eropa. Ketika Jerman merebut kembali Rhineland dan Saarland secara paksa, kedua sejoli tersebut hanya terdiam pasrah. Begitu juga ketika Third Reich mencoba untuk menganeksasi sedulur mereka yaitu Austria. Jerman menjadi semakin agresif ketika Cheko yang notabene tidak mempunyai mayoritas penduduk berdarah Jerman ikut bersatu dalam negeri seribu tahun tersebut.
Jerman pada tahun 1938 belum mempunyai kekuatan yang cukup untuk memulai sebuah perang skala besar. Tidak juga sebenarnya ketika Invasi Polandia berlangsung pada September 1939. Jika saja di waktu itu Perancis dan Inggris mau bergerak sedikit lebih cepat, maka agresivitas Jerman sebenarnya mampu diredam. Hal itu terjadi pula di wilayah-wilayah belahan dunia lain seperti ketika Jepang juga berusaha untuk merebut Manchuria dan kemudian hari China.

Penyebab Perang Dunia II yang utama dalam jangka panjang adalah tumbuhnya fasisme Italia pada tahun 1920-an, militerisme Jepang serta serangannya terhadap Tiongkok pada tahun 1930-an, dan secara khusus, perebutan kekuaasaan politik di Jerman pada tahun 1933 oleh Adolf Hitler dengan partainya, Nazi, serta kebijakan politik luar negerinya yang agresif.Penyebab langsung adalah Britania dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman setelah Jerman menyerang Polandia pada bulan September 1939.
Secara luas, penyebab Perang Dunia II dibedakan menjadi 2, yaitu Penyebab Umum dan Penyebab Khusus :
Penyebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain:
Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Etiopia dan jepang seragan terhadapt manchuria
Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataan. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama Jerman dan Italia mencurigai komunisme Rusia tetapi kemudian Rusia mencurigai fasisme Italia dan nasionalis-sosialis Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya negara-negara tersebut memperkuat militer dan persenjataannya.
Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang besar, maka negara-negara mencari kawan dan muncullah dua blok besar yakni:
Blok Fasis, terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.
Blok Sekutu, terdiri atas:
Blok demokrasi yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda.
Blok komunis yaitu Rusia, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Rumania, dan Cekoslovakia.
Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspansi.
Jerman mengumumkan Lebensraumnya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa Tengah.
Italia menginginkan Italia Irredenta yang meliputi seluruh Laut Tengah dan Abyssinia.
Jepang mengumumkan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya.
Ini berarti merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme, dan komunisme.
Adanya politik balas dendam Revanche Idea Jerman terhadap Perancis karena Jerman merasa dihina dengan Perjanjian Versailes.
Invasi terhadap Polandia
Antara tahun 1919 dan 1939 Polandia mengupayakan kebijakan keseimbangan antara Uni Soviet dan Nazi Jerman dengan mengadakan perjanjian non-agresi bersama keduanya. Pada awal tahun 1939 Jerman menuntut Polandia untuk masuk ke dalam Pakta Anti-Komintern sebagai negara satelit Jerman. Karena kuatir kehilangan kemerdekaannya, Polandia menolak, dan Hitler mengatakan kepada para jenderalnya pada tanggal 23 Mei 1939 bahwa alasan untuk menyerangan Polandia adalah "Danzig bukanlah obyek yang dituju. Untuk kita, ia merupakan pelebaran dari ruang hidup (Lebensraum) di Timur." Untuk menakut-nakuti Hitler, Britania dan Perancis mengumumkan bahwa invasi terhadap Polandia berarti perang, serta berusaha meyakinkan Uni Soviet untuk bersama-sama dalam tindakan ini. Moskow nampaknya sepakat tetapi menyadari bahwa ia dapat menguasai negara-negara Baltik serta bagian-bagian Polandia jika bersekutu dengan Jerman, sehingga Uni Soviet melakukan perjanjian pada bulan Agustus 1939. Upaya London gagal, karena Hitler tidak memperkirakan perang yang melebar. Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939 serta menolak tuntutan Britania dan Perancis untuk mundur, sehingga kedua negara itu menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939 sesuai perjanjian pertahanan yang mereka tanda tangani bersama Polandia dan telah diumumkan secara publik.
Serangan terhadap Uni Soviet
Jerman menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Hitler percaya Uni Soviet dapat dikalahkan dalam suatu serangan kilat dan terus menerus mengingat keadaan Uni Soviet yang tidak siap perang, serta berharap kemenangan itu akan memaksa Britania mengadakan negosiasi dan mengakhiri peperangan. Hitler juga ingin mendahului menyerang Uni Soviet sementara Uni Soviet lengah.
Asia Pasifik
Perang Dunia di Pasifik disebabkan oleh serbuan Jepang tanpa peringatan terhadap Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941. Pada saat yang sama, pasukan Jepang menyerang Persemakmuran Filipina yang dikuasai oleh Amerika Serikat, serta Malaya, Singapura, dan Hong Kong yang dikuasai oleh Kekaisaran Britania. Serangan-serangan ini menyebabkan Amerika Serikat dan Britania Raya menyatakan perang terhadap Jepang pada hari berikutnya.
Empat hari kemudian Amerika Serikat terbawa dalam perang Eropa ketika pada tanggal 11 Desember 1941, Nazi Jerman dan Fasis Italia menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Hitler memilih untuk mengumumkan bahwa en:Tripartite Pact:Pakta Tripartit mengharuskan Jerman mengikuti pernyataan perang Jepang; meskipun sesungguhnya kapal-kapal perusak Amerika Serikat yang mengawal konvoi sudah berperang melawan kapal selam ("U-boat) Jerman dalam Perang Atlantik. Pernyataan ini secara efektif mengakhiri sentimen isolasionis di Amerika Serikat, di mana Amerika Serikat segera membalas dengan secara resmi memasuki perang di Eropa.

Diubah oleh cafewaris 16-05-2015 23:20
0
10.5K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan