Jangan sungkan hati untuk berucap “Terima kasih” kepada orang lain yang telah membantu kita, sekecil apapun tindakan tersebut. Atau, jika kita sedang membeli kebutuhan pokok di warung, agen besar, atau minimarket/supermarket, jangan lupa memberi ucapan terima kasih jika si penjual/penjaga kasirnya lupa mengucapkan. Jika ternyata dia yang memulai, maka sungginglah wajah senang sembari berkata: “Iya, sama-sama”.

Untuk hal yang satu ini sepertinya memang sulit dihilangkan, karena sifatnya sudah menyangkut personality. Tapi, cobalah untuk tidak asal menghakimi seseorang karena satu perbuatannya. Apalagi pada orang yang sama sekali tidak kita kenal, misalnya seperti artis-artis di layar kaca yang ditempa seabrek masalah, kemudian kita menganggap bahwa dia itu memang pantas menerimanya karena begini atau begitu. Stop, hentikan!

Alangkah baiknya kita mengambil hikmah dari perbuatan buruk yang seseorang (orang lain) lakukan, kemudian kita jadikan sesuatu yang mesti kita hindari. Dengan begini maka kita akan terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan itu pasti jika konsisten dilakukan.

Ini bukan melulu soal rezeki yang harus dibagi. Tetapi banyak kebaikan yang bisa berikan meski bentuknya bukan materi. Banyak sekali contohnya.

Misalnya, saat Gansist lagi jalan naik motor, kemudian di depan Gansist ada pengendara lain yang membonceng anak dan sendal si anak tersebut jatuh. Nah, coba agan berhenti dan ambilkan sendal tersebut untuk diberikan kembali pada sang anak.

Itu merupakan contoh yang mudah dijumpai. Ya intinya, selagi tangan kita masih bisa digunakan. Tiada alasan untuk tidak mengulurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. That’s it!

Orang tua, kakak, adik, teman ataupun sahabat merupakan orang-orang yang patut kita cintai, dalam arti mengasihi mereka dengan tujuan membahagiakan. Ingatlah bahwa hidup itu singkat, semua bisa hilang seketika. Oleh sebab itu, jagalah mereka sebaik mungkin agar kehidupan kita lebih berwarna.

Diantara Gansist pasti pernah dibantu oleh orang lain, entah itu tetangga, teman, atau orang yang tidak kita kenal karena kejadiannya di jalan. Kebaikan yang telah orang lain berikan harus kita ingat terus untuk memicu diri kita menjadi seperti mereka, terus berbuat baik dalam berbagai segi kehidupan.

Pada poin ini mungkin Gansist sudah tau maksudnya seperti apa. Memang sepatutnya kita harus berpikir lagi beberapa kali sebelum melontarkan pendapat atau melakukan suatu kegiatan, apalagi yang menyangkut orang lain. Ada dampak yang pasti ditimbulkan. Karena itu cobalah berpikir panjang sebelum akhirnya mengeluarkan keputusan.

Memberikan saran dan dorongan terhadap seseorang yang telah melakukan suatu perbuatan buruk adalah langkah tepat untuk membawa dirinya ke jalan yang lebih baik.

Tidak ada manusia yang sempurna. Untuk itu, menghargai setiap perbuatan orang lain yang telah berusaha untuk mencoba merupakan sikap mulia yang harus ditanamkan dalam diri. Menghargai seseorang akan membawa kedamaian hati.

Jadi, sudah berapa banyak Gansist menghargai apa yang orang lain lakukan?

Orang kaya tidak pernah menunjukkan kekayaannya. Pepatah tersebut sama halnya dengan keinginan untuk menunjukkan kehebatan. Mungkin Gansist pandai dalam satu bidang, sehingga jika menemukan orang lain yang keahliannya serupa, Gansist tidak mau kalah dari dia (baca: dengan maksud, ingin menyombongkan diri).

Ingat: Orang lain melihat kita karena sesuatu yang mampu kita lakukan, bukan bicarakan.

Kita pasti sering silat lidah dan ngotot-ngototan merasa paling benar pada satu kejadian. Tanpa disadari kebiasaan ini akan membuat rekan atau teman kita memberi stigma pada diri kita, alhasil perpecahan pun tak terelakkan. Mulai sekarang cobalah mengalah dan berani mengakui kesalahan, bukannya main salah-salahan.