Kaskus

News

keren.banget.Avatar border
TS
keren.banget.
Ibu dari Kanada melawan radikalisasi di Suriah
Ibu dari Kanada melawan radikalisasi di Suriah

Di setiap musim dingin, Christianne Boudreau biasanya memanggang kue bersama putranya, Damian Clairmont, di kediamannya di kota Calgary di Kanada. Tetapi sejak tahun 2011, kebiasaan itu ditinggalkan setelah anaknya menjadi seseorang yang berbeda setelah menganut Islam.

Damian memeluk agama Islam sejak remaja, bergabung dengan ISIS pada usia 22 tahun dan meninggal di Suriah pada Januari 2014.

Ketika Damian pindah ke agama Islam, ia tampak menemukan kedamaian setelah melalui masa-masa remaja yang sulit.

Christianne berharap hal itu menjadi titik positif dalam kehidupan anaknya tetapi beberapa tahun kemudian putranya menunjukkan perubahan sikap.

“Perubahan itu terjadi sedikit demi sedikit, bukan perubahan drastis yang akan tampak jelas, namun pelan-pelan mulai tahun 2011, dia memanjangkan janggutnya dan memangkas rambutnya pendek,” kata Christianne.

Ibu dari Kanada melawan radikalisasi di Suriah

“Dia mulai berbicara mengenai media yang menunjukkan hal-hal yang palsu tentang peristiwa dunia. Ia bilang kita tidak mengetahui realitanya dan dunia Barat sangat egois.

“Saya menentangnya namun... sangat tidak mungkin untuk mengubahnya.

“Lalu ia mulai memprotes adanya anggur di meja makan, dulu dia tetap menghormati itu walaupun tidak meminumnya. Tiba-tiba, dia bahkan tidak mau datang ke meja makan.”

Pada bulan November 2013, dia menelpon ibunya dari Bandara Calgary dan mengatakan akan pergi ke Timur Tengah.

“Saat itu jam 6 pagi dan saya langsung mulai menangis. Saya mengatakan padanya ‘Aku harap kamu tinggal disini saja.’

“Dia memohon pada saya untuk berhenti menangis. Ia mengatakan tidak ingin melukai saya dan semua akan baik-baik saja. Dia memberikan kabar kepada saya setelah satu minggu tiba di Suriah."

"Saya bisa mendengar suara pasir yang diinjaknya dan kita sering berbicara melalui telepon sampai 23 Desember, setelah itu seorang petugas intel datang ke rumah kami.”

Ancaman ISIS

Damian bukan satu-satunya warga Kanada yang bergabung dengan kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam.

Pejabat Kanada memperkirakan 80 warganya bergabung dengan ISIS, jumlah yang kecil dibandingkan perkiraan 600 orang Inggris dan ribuan Eropa yang telah bergabung dengan kelompok yang menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah itu.

Meski begitu, sebagai bagian dari koalisi negara-negara melawan ISIS ancaman yang dihadapi Kanada sangat nyata.

Tahun lalu, salah satu ideolog IS mendesak simpatisan online untuk menyerang negara mereka jika menjadi bagian dari koalisi militer internasional yang meluncurkan serangan udara.

Pada tanggal 22 Oktober, Michael Zehaf-Bibeau menembak mati seorang tentara Kanada yang sedang bertugas di gedung parlemen, Parliament Hill. Zehaf-Bibeau sendiri ditembak ketika sedang menuju untuk menyerang gedung parlemen.

Serangan itu merupakan insiden kedua yang terjadi di Kanada dalam rentang dua hari. Tindakan tersebut dipuji oleh ISIS.

Jadi bagaimana kelompok militan jihad ini terbukti sangat berhasil dalam merekrut pejuang dari ujung lain dunia?

Michael Zekulin, peneliti bidang ekstremis online dari Universitas Calgary mengatakan daya tarik ISIS adalah kemampuan mereka dalam bercerita.

“Mereka tidak lagi menggunakan video bergaya kuno seperti al-Qaeda yang menunjukkan pria tua berjenggot duduk di depan latar belakang polos dan berceramah selama 45 hingga 60 menit,” kata Zekulin.

“Apa yang mereka lakukan adalah membuat video-video pendek bergaya Hollywood, dengan efek grafis, menunjukkan kekerasan, dengan berbahasa Inggris dan juga diterjemahkan dalam berbagai bahasa seperti Jerman, Belanda, Spanyol atau Perancis tergantung target penonton video tersebut.”

Damian Clairmont tidak pernah tampil dalam video IS namun seorang warga Ontario bernama John McGuire menjadi ikon online untuk serangan anti-Kanada. Dia merekam sebuah video perekrutan, mengecam negaranya dan juga mengajak rekan senegaranya untuk bergabung.

“Anda lihat individu seperti ini yang berbicara di depan kamera, dan tercampur dengan pesan ISIS mereka, mereka juga berbicara sebagai orang Kanada,” kata Zekulin.

Mereka mengatakan bahwa tumbuh sebagai warga Kanada pada umumnya, bermain hoki, memancing dan berburu. Pesan utamanya adalah, ‘Kami dulu persis seperti Anda dan sekarang telah menemukan panggilan sejati.’

“Ketika Anda melihat orang-orang Barat yang telah pergi kesana untuk bertempur dan sudah balik ke negara mereka, mereka memiliki kredibilitas lebih.”

Radikalisasi

Radikalisasi yang dialami Damian tampaknya mengikuti pola yang umum namun masih sulit dipastikan.

Seorang pejuang lain dari Kanada pernah menceritakan bagaimana ia menolak ajaran Islam garis besar dan lebih tertarik dengan ideologi jihad. Ia dikatakan sering menyaksikan ceramah internet oleh almarhum pengkhotbah asal AS, Yaman Anwar al-Awlaki, yang berperan besar sebagai perekrut al-Qaeda.

Bila ceritanya mirip dengan apa yang dilakukan orang-orang lain di seluruh dunia, ia termasuk bagian dari lingkaran sosial ketat yang berbagi material garis keras online, saling menambah amarah dan meneguhkan keputusan masing-masing. Dan akhirnya, dengan dibantu yang lain, ia menemukan rute untuk mendatangi zona perang.

Proses radikalisasi yang melibatkan dunia maya dan nyata ini menimbulkan tantangan besar untuk lembaga keamanan.

“Dampak ini sangat besar, walaupun merupakan berita buruk bagi keluarga dan berujung dengan kejadian tragis, kita sekarang tahu bahwa Kanada pun tidak luput,” kata Rick Hanson, Ketua Kepolisian Calgary.

“Untuk waktu yang lama warga Kanada merasa ‘Oh hal itu tidak akan pernah terjadi disini, itu merupakan masalah negara lain.’ Namun faktor yang berkontribusi pada radikalisasi anak muda adalah faktor yang sama yang menarik anak-anak muda untuk masuk geng atau melakukan tindakan kriminal, yaitu adalah apabila mereka tidak cocok dengan lingkungan sekitar.

“Namun penghubungnya adalah media sosial. Jadi apabila kita tidak merancang strategi untuk mengatasi para ekstremis, masalah ini akan menjadi semakin besar dan kita akan menyesal kenapa tidak merespon lebih baik, lebih awal, dan lebih cepat.”

Ibu Damian Clairmont, Christianne marah bahwa tidak ada yang campur tangan untuk mencegah perjalanan radikalisasi putranya. Lembaga intel Kanada yang mendatangi rumahnya mengatakan bahwa mereka sudah mengawasi Damian selama dua tahun dan bahwa ia sedang di Suriah.

Suatu hari, tiba-tiba Damian menghubungi ibunya dan mengaku.

“Ia mengatakan sedang di sana dengan maksud tertentu, untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak dari penyiksaan, rudapaksaan dan pembunuhan. Tidak ada orang lain yang melakukan hal itu, pikirnya. Ketika saya bertanya, ‘Apakah kamu memegang senjata?’ Ia tidak pernah menjawab. Ia tidak ingin menceritakan detail-detailnya kepada saya.”

Christianne mengatakan bahwa ia merasa sangat sendiri, tidak ada petugas yang dapat membantunya.

Sampai akhirnya ia menemukan orang yang mengerti.

Daniel Koehler tampak seperti seorang kutu buku muda. Dia berbadan tinggi dan berbicara dengan pelan. Namun ketika ia mulai membicarakan pekerjaannya, ia langsung mulai bersemangat.

Daniel adalah direktur Institut Penelitian Radikalisasi dan deradikalisasi asal Jerman. Ia telah bekerja dengan neo-Nazi maupun jihadis dan telah mencegah orang-orang pergi ke Suriah.

Sebagian besar pekerjaannya bersifat rahasia dan melibatkan program dukungan yang sangat sensitif bagi keluarga yang berusaha untuk membawa orang yang dicintai kembali dari konflik.

Namun ia mengkritik tajam, dengan cara yang sangat sopan, kebanyakan skema kontraekstremisme.

Ia mengatakan mereka ditakdirkan gagal dari awal melibatkan orang yang gemar dibenci kaum ekstremis: agen rahasia, polisi dan pengkhotbah yang biasa.

"Keluarga adalah kunci terpenting untuk mengenali tahap awal proses atau untuk campur tangan di kasus radikalisme," kata Koehler.

"Keluarga adalah mereka yang paling dekat dengan si calon teroris . Mereka adalah orang-orang harus diajak bekerja sama. Anda perlu memperkuat orang-orang dan lingkungan keluarga tersebut menjadi daya tarik untuk melawan ideologi radikal."

"Ketika keluarga melihat itu [radikalisasi] mereka mencoba untuk memperdebatkan teologi inti, memancing argumen politik inti yang biasanya mendorong anak-anak mereka lebih jauh. Anak-anak itu tidak tertarik memperdebatkan inti karena mereka berpikir bahwa mereka telah menemukan jalan yang benar.

"Saya mencoba membawa pilihan alternatif dan motivasi positif. Jika mereka ingin pergi ke Suriah untuk memberikan bantuan, saya akan menyarankan keluarga untuk mendukung motivasi itu untuk membantu manusia lainnya –namun dengan menyarankan alternatif– dan tetap tinggal di negara -tapi apa pun memenuhi tujuan yang sama.

"Setiap gerakan ekstrim menggambarkan situasi yang hitam dan putih ini. Mereka tidak melihat alternatif karena sangat mudah untuk membuat keputusan untuk pergi ke Suriah jika mereka melihat itu sebagai satu-satunya cara yang bener. Setelah anda menambahkan lebih banyak pilihan dan informasi, keputusan itu menjadi lebih rumit. "

Ketika Christianne menemukan Daniel, sudah terlalu telah bagi dia untuk campur tangan. Pada bulan Januari 2013, Christianne menerima telepon dari seorang wartawan yang meminta foto Damian.

“Ia mengatakan baru saja menerima pesan dengan foto Damian dan kenangan kematiannya,” ingatnya. “Saya kaget dan menyuruhnya membuka halaman Facebook Damian saja. Ia berkata, ‘Oh ini foto yang sama, terima kasih,’ dan menutup telepon. Itulah cara saya mengetahui berita itu.”

Kematian Damian dikonfirmasi oleh seorang pejuang asal Kanada lainnya di Suriah yang mengatakan bocah Calgary itu ditembak oleh kelompok Free Syrian Army yang mengeksekusi anggota tim Damian lainnya.

Di mata kebanyakan orang, perjalanan Damian membuatnya seorang teroris. Ia bergabung dengan grup ekstremis yang telah berupaya keras untuk merekrut anggota lewat media.

“Ia mengambil beberapa tindakan dan keputusan yang buruk,” kata Christianne. “Saya rasa ketika ia pergi ia tidak sadar apa yang akan dilakukannya. Ia berpikir akan melawan Bashar al-Assad dan itulah jalan paling benar. Namun ketika sampai disana, ia didoktrinasi sehingga sangat susah untuk membayangkan apa yang dilaluinya.

“Bagi saya ia adalah lelaki muda yang penyayang, protektif dan penuh cinta. Itulah putra yang saya kenal. Saya akan selalu mengenangnya begitu. Bukan seperti yang digambarkan orang-orang lain. Ia dimanfaatkan dan menjadi korban.”

Christianne tidak akan mendapatkan jawaban yang ia cari. Namun ia menolak menjadi korban.

Sejak kematian Damian, ia telah membantu orang-orang lain melawan dan sasaran mereka adalah anggota-anggota ISIS di dunia maya.

Ia sekarang bergabung dengan External Dialogue, sebuah proyek internasional untuk melawan terorisme yang menggunakan cerita-cerita keluarga untuk kampanye mereka.

Christianne menjadi subyek kampanye pertama yang akan digunakan untuk melatih kepolisian dan pengajar mengenai radikalisasi.

Dan ia juga bekerja sama dengan Koehler, sang ahli deradikalisasi untuk membawa taktik bimbingan keluarganya ke Kanada.

Koehler telah melakukan sesi pertama pelatihannya dengan relawan di Calgary dan Christianne sedang membangun jaringan internasional untuk para ibu yang berada di posisi yang sama dengannya.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/majal...majalah_suriah

Diubah oleh keren.banget. 07-05-2015 15:45
0
2.8K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan