- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Takut bersaing, balon Gerindra minta Risma tak ikut Pilwali Surabaya


TS
ical.dagu
Takut bersaing, balon Gerindra minta Risma tak ikut Pilwali Surabaya

Merdeka.com - Salah satu bakal calon (balon) peserta Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya, Jawa Timur, dari Partai Gerindra, Alam Basa Tualeka, menilai calon petahana Tri Rismaharini sudah tak layak bertarung di tingkat daerah. Sebab, dia menilai Risma sudah diakui secara nasional.
Diakui pengusaha asal Ambon, Maluku ini, selama lima tahun memimpin Kota Pahlawan, segudang prestasi telah diraih Risma, bahkan sudah diakui dunia. Sehingga, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini lebih pantas bertarung di tingkat nasional, bukan sekelas Pilkada atau Pilwali.
Alim yang pada Kamis lalu telah mengambalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon ke Partai Gerindra Surabaya, menolak disebut takut bersaing melawan Risma, yang elektabilitasnya sulit ditandingi.
"Ya seharusnya kan, memang beliau (Risma) tidak usah maju lagi di Pilwali, Desember mendatang. Tapi karena prestasinya yang luar biasa, Risma sudah jadi milik nasional. Jadi lebih baik bertarung di tingkat pusat," kata Alim, Sabtu (23/5).
Dia juga menyebut, mestinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) melirik potensi Risma. Kata dia, prestasi alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu yang sudah dikenal dunia, tidak bisa dibantah lagi, sehingga layak membantu pemerintahan Jokowi-JK di pusat, bukan lagi di daerah.
"Dengan beliau diangkat pemerintah pusat, maka munculah orang-orang berbakat lainnya seperti Risma lagi di Surabaya. Sehingga regenerasi kepemimpinan tidak mandek dan potensi-potensi pemimpin yang lain bisa dilihat," urai politisi yang juga dosen pasca-sarjana STISIPOL Candradimuka, Palembang ini.
Alim mengaku, jika dirinya nanti direstui Partai Gerindra maju di Pilwali Kota Surabaya, berbagai program akan dilakukannya, baik dari sisi lapangan pekerjaan, maupun menempatkan diri sebagai pemimpin bijak di Kota Pahlawan.
Bagi Alim, investasi di Surabaya sah-sah saja dilakukan. Namun, jangan sampai pembangunan akan merusak tatanan budaya dan kelestarian kota.
"Meski terjadi pembangunan, keaslian Surabaya harus tetap dijaga, khususnya keaslian perkampungan yang harus dilestarikan. Tidak perlu menjadi penguasa dalam kota, tapi ide dan pemikirannya bisa digunakan bagi warga Surabaya," pungkasnya.
Seperti diketahui, di Pilkada serentak Desember 2015 mendatang, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ingin mengulang suksesnya di Surabaya dengan kembali mengusung Tri Rismaharini.
Calon incumben ini akan dipasangkan dengan Ketua DPC PDIP Surabaya, Whisnu Sakti Buana, yang saat ini masih menjabat sebagai wakil wali kota pengganti Bambang Dwi Hartono yang mundur karena maju di Pilgub Jawa Timur 2013 lalu.
SUMBER
Kalah itu emang menyakitkan ya wo, syndromnya sampe Menurun Ke anak Buahnya




tien212700 memberi reputasi
1
3K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan