Ada satu sekolah dasar di Jepang memutuskan untuk memberlakukan suatu tantangan bagi murid2nya yang disebut “Tantangan Tanpa Tehnologi”, dimana pihak sekolah meminta murid2 beserta keluarga murid untuk berjuang sepenuhnya membatasi penggunaan tehnologi dirumah mereka.

Tujuan dari tantangan yg diberikan sekolah ini adalah untuk meningkatkan komunikasi dan terkaiatan antara anggota keluarga, tidur lebih nyenyak, jarang sakit (terutama sakit kepala), membentuk postur tubuh lebih baik, dan meningkatkan kekuatan fisik.

Tidak dapat disangkal bahwa dalam dunia yg bermandikan tehnologi di era sekarang ini, kita semua lebih banyak menghabiskan waktu untuk online, dan Cuma sedikit waktu untuk bersosialisasi.

Tantangan tanpa tehnologi yg telah tersebar di internet ini mempunyai panduan yg terdiri dari 5 level bagaimana mengurangi penggunaan tehnologi dirumah, termasuk TV, game. Kompi, dan HP/Smartphone. Siswa diminta untuk bisa mencapai ke level 5.

5 level tantangan tanpa tehnologi
Level 1: Tanpa tehnologi ketika sedang makan.
☆Temukan dan rasakan betapa menyenangkan dan menariknya mengobrol sama keluarga ketika sedang makan.

Level 2 : Tanpa tehnologi setelah jam 8 malam.
☆ Kamu bisa tidur lebih cepat dan juga bangun lebih awal.

Level 3 : Menggunakan tehnologi kurang dari 2 jam setiap harinya.
☆ Pergunakan waktu 2 jam anda bertehnologi sebaik mungkin

Level 4 : Tanpa tehnologi ketika pulang kerumah dari sekolah
☆ Gunakan semua waktu kamu untuk hal2 lainnya daripada tehnologi

Level 5 : Tanpa tehnologi ketika bangun tidur hingga hendak tidur
☆ Dengan waktu kamu yg banyak, kamu sepenuhnya bisa memikirkan hal2 yg berguna.

Banyak tanggapan atas selebaran tangtangan tanpa tehnologi yg disarankan sekolah dasar tsb, antara lain:
‘ Saya tidak tau apakah saya bisa mencapai ke level 2’
‘ Hal ini tidak mungkin bisa dilakukan dikeluarga saya’
‘Bukankah kita akan menjadi bodoh jika mengikuti saran2 tsb?’

Apakah masuk akal atas himbauan diatas?
Jika diterapkan pd agan, agan bisanya sampai dilevel berapa?