

TS
anakkuro
SOSOK

Spoiler for PART 1:
Ini bukan cerita horor atau cerita yang lain nya ini hanya sebuah cerita sederhana tentang sosok seorang wanita dengan cinta nya
Ia wanita yang aku kenal setelah perpisahan
Sosok nya yang menempati pikiran jauh didalam alam bawah sadar
Entah dari mana ia muncul, bukan dari sebuah rungan berjalan tanpa melihat kemudian menabrak, buku-buku yang ia bawa pun bertebaran. Tidak itu hanya sebuah adegan rekayasa dalam sebuah acara televisi.
Sore itu sepasang kekasih sedang duduk ditaman kampus setelah berakhirnya perkuliahan, obrolan-obrlan yang sangat serius, tampak seorang laki-laki yang tertunduk setelah wanita itu mengucapkan kata-kata yang membuat hancur hati nya
“KITA PUTUS”
Wanita itu berajak meninggalkan sang laki-laki, setelah beberapa langkah masih saja ia melihat laki-laki tersebut. Ya melihat untuk yang terakhirkali nya
Menghidupkan sebatang rokok telah menjadi ritual , hingga senja tenggelam bersama jingga nya. Kulangkahkan kaki meninggalkan kenangan pahit ditaman kampus ini, ku siram bersama air mata yang terus saja menetes walau telah terusap berkali-kali
“Donal bangun ayo lari pagi”
Ia lah wanita yang setiap hari libur selalu mengganggu waktu tidurku, tapi lagi dan lagi aku terbangun dan mengikuti perintah nya
Memang cerewet sekali tetanggaku yang satu ini, kami berdua berlari keliling komplek yang hari ini lumayan ramai, anak-anak hilir mudik mengayuh sepeda nya, ibu-ibu sedang asik bergoyang mengikuti hentakan musik. Aku sempat berhenti melihat ibu-ibu senam WoWw
“aduh sakit Ara”
“lihat ibu-ibu gitu doank mata nya dah melotot”
Oh iya wanita ini bernama Ara. Yang udah menjadi tetanggaku sejak 5tahun yang lalu, sifat nya yang nyebelin , yang selalu mengikat rambut panjang nya, yang selalu mengeluarkan taring ketika ia tersenyum dan aku baru menyadari nya
“Kau lah wanita yang telah lama aku kenal”
Aku tersenyum, terus berlari mengejar apa yang seharus nya aku kejar, menghampiri apa yang aku inginkan ,” menjitak kepala nya” kemudian kembali berlari
Ia wanita yang aku kenal setelah perpisahan
Sosok nya yang menempati pikiran jauh didalam alam bawah sadar
Entah dari mana ia muncul, bukan dari sebuah rungan berjalan tanpa melihat kemudian menabrak, buku-buku yang ia bawa pun bertebaran. Tidak itu hanya sebuah adegan rekayasa dalam sebuah acara televisi.
Sore itu sepasang kekasih sedang duduk ditaman kampus setelah berakhirnya perkuliahan, obrolan-obrlan yang sangat serius, tampak seorang laki-laki yang tertunduk setelah wanita itu mengucapkan kata-kata yang membuat hancur hati nya
“KITA PUTUS”
Wanita itu berajak meninggalkan sang laki-laki, setelah beberapa langkah masih saja ia melihat laki-laki tersebut. Ya melihat untuk yang terakhirkali nya
Menghidupkan sebatang rokok telah menjadi ritual , hingga senja tenggelam bersama jingga nya. Kulangkahkan kaki meninggalkan kenangan pahit ditaman kampus ini, ku siram bersama air mata yang terus saja menetes walau telah terusap berkali-kali
“Donal bangun ayo lari pagi”
Ia lah wanita yang setiap hari libur selalu mengganggu waktu tidurku, tapi lagi dan lagi aku terbangun dan mengikuti perintah nya
Memang cerewet sekali tetanggaku yang satu ini, kami berdua berlari keliling komplek yang hari ini lumayan ramai, anak-anak hilir mudik mengayuh sepeda nya, ibu-ibu sedang asik bergoyang mengikuti hentakan musik. Aku sempat berhenti melihat ibu-ibu senam WoWw
“aduh sakit Ara”
“lihat ibu-ibu gitu doank mata nya dah melotot”
Oh iya wanita ini bernama Ara. Yang udah menjadi tetanggaku sejak 5tahun yang lalu, sifat nya yang nyebelin , yang selalu mengikat rambut panjang nya, yang selalu mengeluarkan taring ketika ia tersenyum dan aku baru menyadari nya
“Kau lah wanita yang telah lama aku kenal”
Aku tersenyum, terus berlari mengejar apa yang seharus nya aku kejar, menghampiri apa yang aku inginkan ,” menjitak kepala nya” kemudian kembali berlari
Spoiler for PART 2:
Quote:
Aku rasakan apa itu sakit tanpa luka
Sedangkan ia mengakhiri sesuka hatinya
Ia berlari untuk pergi meninggalkan sakitnya
Aku disi sedang mencari apa itu cinta sebenarnya
Sedangkan ia mengakhiri sesuka hatinya
Ia berlari untuk pergi meninggalkan sakitnya
Aku disi sedang mencari apa itu cinta sebenarnya
Maih saja berdebat dengan hati yang tak terima, namun Ara mengagetkanku
“hayo lagi mikir jorok ya”
Entah kenapa akhir-akhir ini Ara sering sekali berkunjung kekamarku
“aku melihat semua kejadian ditaman kampus sore itu”
Betapa aku terkejut nya, seakan raga dan ruh terpisah untuk beberapa detik
Pantas saja, takbiasanya Ara mau main kekamarku sesering ini kecuali hari libur
Ruangan 3x4 kini tak kosong lagi, tak pernah aku tinggalkan semenjak kejadian itu, entah kenapa keajaiban atau takdir hingga aku enggan meninggalkan kamarku ini
Online, main Playstation, stalking sosmed mantan. Makin banyak aja kegiatanku dan hoby-hoby baru mulai bermunculan
Senyum sendiri kemudian sedih lagi , aku tak sadar jika Ara masih dikamarku ia hanya memperhatikan tingkahku, sembari membaca komik-komik koleksi ku
“nanti kalu udah merasa gila beneran bilang sama aku, biar aku nanti langsung telvon RSJ”
“huu...uuahhaHAHAha aku tertawa mendengar ucapan Ara”
Kemudian aku termenung kembali menatap langit-langit kamar
Aku alihkan pandanganku kepada ia sosok yang sedang asik duduk dikursi goyang
Tangan satu nya masih saja aktiv bergerak mengambil dan memasukan makanan kedalam mulut nya, sementara mulut nya aktiv mengunyah dengan santai nya
Sempat berhenti lalu memandang kearahku, namun ia melanjutkan aktivitas nya
“Enak”
“Ara hanya mengangguk, mata nya masih fokus membaca komik”
Aku tertawa, senyum-senyum sendiri melihat Ara, tapi ia tak menyadari nya, aku gelengkan kepalaku kekanan-kekiri untuk melihat Ara dari setiap penjuru tatapan
Mungkin aku telah gila, ya mungkin saja
Quote:
Kupandang kau dari setiap penjuru tatapan
Aku alihkan pikiran untuk fokus terhadap apa yang aku lihat didepanku
Kemudian aku olah apa yang aku lihat kedalam hati
Namun masih saja sakit yang aku rasakan
Aku alihkan pikiran untuk fokus terhadap apa yang aku lihat didepanku
Kemudian aku olah apa yang aku lihat kedalam hati
Namun masih saja sakit yang aku rasakan
Hari itu disebuh ruangan bersama Ara dikursi goyang nya
Ruh ini seakan ingin meninggalkan raga nya, masih terdengar suara Ara yang memanggil namaku serta tangan halusnya yang menepuk-nepuk pipiku setelah itu mungkin ini takdirku, cukup sudah aku merasakan sakit, aku tak ingat lagi semua keluarga berkumpul diruangan kamarku, wajah mereka tampak cemas ,Ara yang masih duduk disampingku
Maaf atas semua kesalahan yang aku perbuat, kepada ia yang pergi meninggalkanku semoga kelak kau akan bahagia bersama kekasih pilihamu
Ara maaf aku tak pernah melirikmu, namun bersamamu akhir-akhir ini membuat aku sadar atau ini hanya pikiran gila ku saja
“Ara .. kenapa kok semua pada kumpul disini”
“sukurlah akhirnya sadar juga kamu nak, ibu dah kawatir , kamu tadi tak sadarkan diri, magmu kambuh dari pagi kamu belum ada makan”
“Ah ternyata aku hanya pingsan”
Spoiler for PART 3:
Sebuah pertanyaan yang aku lontarkan pada Ara semakin memojokan nya, Ara tak mampu memberikan alasan ia hanya tertunduk dihadapanku, entah kenapa Ara begitu menurut kepadaku sedangkan aku tak mau mengalah kepada egoku
Ini kegilaanku menghakimi Ara karena cemburu, terlalu dini membicarakan soal kecemburuan
Ini soal ketidak relaan Ara pergi nonton bioskop, sedangkan aku menunggu nya dirumah hingga jenuh
“sejak kapan kau begitu akrab dengan nya?”
Aku mulai tertawa dan senyum-senyum sendiri lagi HAHAHAHA
Cinta... kau racun berselimutkan kebahagiaan, sial nya aku terkena racunmu berkali-kali
Aktivitas kuliah semakin padat, bayak matakuliahku yang gagal bagiku itu tak masalah toh semester depan nya bisa mengulang, tetapi tidak waktu, waktu tak dapat diputar kembali kearah yang kita inginkan
Dikantin kampus aku melihat Ara sedang asik bercanda bersama teman-teman nya, mataku tak berkedip sedikitpun, reflek aku tersenyum sendiri
Salah satu teman nya berbisik kepada Ara, entah apa yang ia bisikan tapi aku merasa mereka sedang membicarakanku
Yap .. benar saja mereka membicarakanku terbukti Ara melirik ke arahku
Tak berapa lama Ara menghampiriku
“Apa aku telvon RSJ sekarang, sepertinya kau mulai sakit”
Aku hisap asap rokok dalam-dalam lalu aku hembuskan perlahan, Ara menarik tanganku entah aku mau dibawa kemana oleh nya mungkin saja aku dibawa ke Fisikiater atau bahkan Ara membawaku ke RSJ
Aku tidak gila, hanya saja aku mencoba menjadi gila,untuksekedar menghibur diri dari apa itu tergila-gila
Jalan ini, aku ingat sekali tak asing lagi ini jalan menuju kerumahku
Aku pejamkan mata mencoba mengsingkronkan hati dan pikiran
“kau tak menyukai mas bayu kan?”
Didalam taksi, disaksikan bapak supir yang sering melirik kebelakang melalui kaca tengah
Aku mendengar jawaban Ara,
“Tidak”
Perlahan aku buka mataku menatap wajah Ara yang masih berbayang karena terlalu lama aku memejamkan mata
Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada nya, namun untuk semetara ini satu pertanyaan cukup membuatku tenang.
“mas bayu kemarin kemana kok gak pulang, ada dinas diluar kota ya?”
Ia lah sosok laki-laki dewasa yang selalu memberikan masukan hal positif kepadaku, dari soal hoby, pekerjaan, cita-cita hingga percintaan soal perkuliahan aku serahkan kepada Ara
Mas bayu tak pernah terlihat menggandeng seorang wanita, aku sempat curiga bahwa ia adalah seorang gay namun akhir-akhir ini aku melihat nya ia berkencan dengan seorang wanita, cantik selalu mengikat rambut panjangnya kalu tersenyum ia memperlihatkan taring nya
Kenapa harus dia mas, pantas saja kau selalu menolak wanita yang mencoba mendekatimu, inikah jawaban nya mas.
Mas bayu, mas bayu jangan berharap lebih dahulu baru saja aku mendengar sebuah pengakuan serta jawaban dari dia –“Tidak” kata nya
Sosok wanita itu hidup seakan tak memiliki masalah, tak memiliki rasa takut, ia hanya tersenyum
Namun akhir-akhir ini Ara sering merasakan pusing wajahnya pun tampak pucat mungkin itu penyakit wanita setiap bulan nya , aku tak begitu khawatir
Kini beban yang amat berat sedang aku pikul sendiri
Permintaan Ara yang membuatku harus memenuhi nya selama dalam masa ia menjalani kodratnya sebagai wanita
Sudah sedekat ini kah kita, aku mengguma dalam hati kemudian tersenyum sendiri
“selama aku merasakan pusing dan sakit perut, kau harus ada disampingku dan selama aku menjalani masa-masa ini jangan pernah jauh dariku”
Ini terlalu berlebihan dan janggal tapi sudah lah, aku ingin selalu menemaninya
Seminggu sudah, wajah itu tampak cerah kembali, rambut nya yang masih basah terurai, ia kembali setelah menjalani takdir sebagai kodrat nya
Sore itu di teras rumahku disebuah kursi bambu aku dan Ara saling bercanda, ia tak bosan-bosan nya mengancamku akan memasukan ke RSJ
Tertawa nya seakan aku tak mampu untuk melupakan entah sampai kapan bayangan ini terpatri dalam ingatan, sebuah kisah cinta yang dimiliki seorang wanita entah bagai mana caraku membalas nya, dengan berada disisi nya ini mungkin cara yang terbaik
“mas bayu, baru pulang kerja ya. Sini dulu bentar mas?”
“ARAA......”
Ini kegilaanku menghakimi Ara karena cemburu, terlalu dini membicarakan soal kecemburuan
Ini soal ketidak relaan Ara pergi nonton bioskop, sedangkan aku menunggu nya dirumah hingga jenuh
“sejak kapan kau begitu akrab dengan nya?”
Aku mulai tertawa dan senyum-senyum sendiri lagi HAHAHAHA
Cinta... kau racun berselimutkan kebahagiaan, sial nya aku terkena racunmu berkali-kali
Aktivitas kuliah semakin padat, bayak matakuliahku yang gagal bagiku itu tak masalah toh semester depan nya bisa mengulang, tetapi tidak waktu, waktu tak dapat diputar kembali kearah yang kita inginkan
Dikantin kampus aku melihat Ara sedang asik bercanda bersama teman-teman nya, mataku tak berkedip sedikitpun, reflek aku tersenyum sendiri
Salah satu teman nya berbisik kepada Ara, entah apa yang ia bisikan tapi aku merasa mereka sedang membicarakanku
Yap .. benar saja mereka membicarakanku terbukti Ara melirik ke arahku
Tak berapa lama Ara menghampiriku
“Apa aku telvon RSJ sekarang, sepertinya kau mulai sakit”
Aku hisap asap rokok dalam-dalam lalu aku hembuskan perlahan, Ara menarik tanganku entah aku mau dibawa kemana oleh nya mungkin saja aku dibawa ke Fisikiater atau bahkan Ara membawaku ke RSJ
Aku tidak gila, hanya saja aku mencoba menjadi gila,untuksekedar menghibur diri dari apa itu tergila-gila
Jalan ini, aku ingat sekali tak asing lagi ini jalan menuju kerumahku
Aku pejamkan mata mencoba mengsingkronkan hati dan pikiran
“kau tak menyukai mas bayu kan?”
Didalam taksi, disaksikan bapak supir yang sering melirik kebelakang melalui kaca tengah
Aku mendengar jawaban Ara,
“Tidak”
Perlahan aku buka mataku menatap wajah Ara yang masih berbayang karena terlalu lama aku memejamkan mata
Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada nya, namun untuk semetara ini satu pertanyaan cukup membuatku tenang.
“mas bayu kemarin kemana kok gak pulang, ada dinas diluar kota ya?”
Ia lah sosok laki-laki dewasa yang selalu memberikan masukan hal positif kepadaku, dari soal hoby, pekerjaan, cita-cita hingga percintaan soal perkuliahan aku serahkan kepada Ara
Mas bayu tak pernah terlihat menggandeng seorang wanita, aku sempat curiga bahwa ia adalah seorang gay namun akhir-akhir ini aku melihat nya ia berkencan dengan seorang wanita, cantik selalu mengikat rambut panjangnya kalu tersenyum ia memperlihatkan taring nya
Kenapa harus dia mas, pantas saja kau selalu menolak wanita yang mencoba mendekatimu, inikah jawaban nya mas.
Mas bayu, mas bayu jangan berharap lebih dahulu baru saja aku mendengar sebuah pengakuan serta jawaban dari dia –“Tidak” kata nya
Quote:
Kungenggam kau dalam ribuan kesedihan dalam hati
Agar kau mampu merasakan, apa yang aku rasakan
Bukan mengajakmu untuk menderita
Tapi memberikan pengalaman bagaimana sakit nya ditinggalkan
Agar kau mampu merasakan, apa yang aku rasakan
Bukan mengajakmu untuk menderita
Tapi memberikan pengalaman bagaimana sakit nya ditinggalkan
Sosok wanita itu hidup seakan tak memiliki masalah, tak memiliki rasa takut, ia hanya tersenyum
Namun akhir-akhir ini Ara sering merasakan pusing wajahnya pun tampak pucat mungkin itu penyakit wanita setiap bulan nya , aku tak begitu khawatir
Kini beban yang amat berat sedang aku pikul sendiri
Permintaan Ara yang membuatku harus memenuhi nya selama dalam masa ia menjalani kodratnya sebagai wanita
Sudah sedekat ini kah kita, aku mengguma dalam hati kemudian tersenyum sendiri
“selama aku merasakan pusing dan sakit perut, kau harus ada disampingku dan selama aku menjalani masa-masa ini jangan pernah jauh dariku”
Ini terlalu berlebihan dan janggal tapi sudah lah, aku ingin selalu menemaninya
Seminggu sudah, wajah itu tampak cerah kembali, rambut nya yang masih basah terurai, ia kembali setelah menjalani takdir sebagai kodrat nya
Sore itu di teras rumahku disebuah kursi bambu aku dan Ara saling bercanda, ia tak bosan-bosan nya mengancamku akan memasukan ke RSJ
Tertawa nya seakan aku tak mampu untuk melupakan entah sampai kapan bayangan ini terpatri dalam ingatan, sebuah kisah cinta yang dimiliki seorang wanita entah bagai mana caraku membalas nya, dengan berada disisi nya ini mungkin cara yang terbaik
“mas bayu, baru pulang kerja ya. Sini dulu bentar mas?”
“ARAA......”
Quote:
maaf sebelum nya, ane gak bisa LANJUTIN cerita ini karena tersangka nya gak mau kisah hidup nya diceritakan kembali alasan nya sih kelasik, gak baik menceritakan orang yang dah pergi mendahului kita
Diubah oleh anakkuro 25-05-2015 11:25


anasabila memberi reputasi
1
1.4K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan