BANDA ACEH - Hampir 100 mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh terindikasi menggunakan narkoba. Hal itu diketahui dari hasil tes urine terhadap setiap mahasiswa baru yang masuk ke kampus tersebut.

"Di Unsyiah yang terlibat (narkoba) sekarang hampir 100 orang," kata Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal kepada wartawan, di Banda Aceh, Selasa (19/5/2015).

Menurutnya, para mahasiswa yang diketahui terlibat narkoba tak langsung dikeluarkan dari kampus, tapi mereka tetap diberi kesempatan belajar sambil terus diawasi dan dibina dengan melibatkan orangtua.

Samsul mengatakan, mereka yang diketahui terlibat narkoba diwajibkan melakukan tes urine dalam enam bulan sekali. Jika hasilnya masih positif menggunakan narkoba, baru di-drop out dari kampus. "Kalau tidak berubah dalam dua tahun baru kita keluarkan," ujar guru besar ilmu teknik itu.

Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir Unsyiah memberlakukan tes urine tiap tahun terhadap mahasiswa baru. Hasilnya beberapa di antaranya mereka diketahui terlibat narkoba. "Itu jangan hanya dikira dari kampung saja, anak pejabat juga ada," ujarnya.

Mahasiswa yang terindikasi menggunakan narkoba, kata dia, dipanggil orangtuanya untuk ikut membina anaknya bersama-sama. Beberapa orangtua tidak percaya anaknya menggunakann narkoba. "Anak saya tidak merokok, kok bisa narkoba? Tapi setelah kita kasih hasilnya mereka baru percaya," sebut Samsul.

Samsul Rizal mengatakan, penindakan terhadap orang terlibat narkoba tak efektif jika tanpa pembinaan yang melibatkan orangtua. "Kepedulian orangtua terhadap anaknya ini kunci utama," ujarnya.

Dia menuturkan, Unsyiah berkomitmen terhadap pemberantasan narkoba. Dua bulan lalu, kata dia, setelah heboh penangkapan seorang guru besar Universitas Hasanuddin Makassar karena menggunakan narkoba, pihaknya menggandeng Badan Narkotika Nasional langsung menggelar tes urine mendadak terhadap 200 pejabat di Unsyiah.

"Alhamdulillah tidak ada pejabat di Unsyiah dari hasil tes ini yang terlibat narkoba," katanya.

Selain itu, Unsyiah kini juga sedang melakukan penelitian di delapan daerah di Aceh, untuk mengetahui penyebab sebagian masyarakat masih menanam ganja dan enggan beralih ke tanaman lain. Hasil penelitian ini nantinya diserahkan ke pemerintah untuk dicari solusi pencegahan dan bentuk pembinaan kepada penanam ganja.

sumber: http://news.okezone.com/read/2015/05...unakan-narkoba