- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Moeldoko: Jangan Gunakan TNI untuk Kepentingan Politik


TS
kaskus.corner
Moeldoko: Jangan Gunakan TNI untuk Kepentingan Politik
Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) maupun mayarakat untuk tidak melibatkan prajurit TNI dalam kepentingan politik di wilayahnya masing-masing.
"Jangan coba-coba TNI digunakan untuk kepentingan politik, haram hukumnya," kata dia saat menghadiri Panen Raya Padi Organik untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (20/5).
Dikatakannya, prajurit TNI yang berada di suatu daerah adalah milik masyarakat dan Pemda setempat. Namun, tidak bisa disalahgunakan. "Prajurit TNI milik masyarakat Indonesia. Karena memang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," ujar Moeldoko.
Menurutnya, masyarakat dapat bersama-sama dengan TNI membangun sistem pertahanan negara. Dia telah membuat sebuah tagline untuk para prajuritnya, yaitu 'Bersama Rakyat, TNI Kuat'. Menurutnya, tanpa ada dukungan masyarakat terhadap TNI, para prajurit negara ini tak ada artinya. "Negara luar akan takut bila melihat TNI dan rakyat manunggal satu," ungkapnya.
Moeldoko sangat berterima kasih kepada masyarakat dan Pemda karena memberikan kesempatan untuk membangun komunikasi dengan TNI dan melakukan hal yang bermanfaat bersama rakyat. "Salah satu yang konkrit, yang nyata bersama masyarakat, membangun ketahanan pangan," jelasnya.
Menurutnya, yang disebut ketahanan nasional adalah sebuah agregat dalam ketahanan ideologi, politik, dan sosial termasuk di dalamnya ketahanan pangan. "Kalau tak punya ketahanan nasional di bidang pangan, bisa repot," kata Moeldoko.
Ia menambahkan, prajurit TNI akan selalu siap memberikan dukungan sepenuhnya kepada Pemda, masyarakat dan lain-lain sepanjang hal tersebut berhubungan dengan kegiatan sosial. "Dalam setiap jiwa prajurit profesional, menanggung sebuah tanggung jawab nasional," imbuhnya.
Jangan Coba!
Komentar :
Jadi teringat ada si songong punya wacana untuk menjadikan TNI jadi Satpol PP utk membenturkannya dg masyarakat.
Jadi jgn coba-coba adu domba masyarakat / rakyat Indonesia dg TNI! Tidak akan berhasil ...

"Jangan coba-coba TNI digunakan untuk kepentingan politik, haram hukumnya," kata dia saat menghadiri Panen Raya Padi Organik untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (20/5).
Dikatakannya, prajurit TNI yang berada di suatu daerah adalah milik masyarakat dan Pemda setempat. Namun, tidak bisa disalahgunakan. "Prajurit TNI milik masyarakat Indonesia. Karena memang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," ujar Moeldoko.
Menurutnya, masyarakat dapat bersama-sama dengan TNI membangun sistem pertahanan negara. Dia telah membuat sebuah tagline untuk para prajuritnya, yaitu 'Bersama Rakyat, TNI Kuat'. Menurutnya, tanpa ada dukungan masyarakat terhadap TNI, para prajurit negara ini tak ada artinya. "Negara luar akan takut bila melihat TNI dan rakyat manunggal satu," ungkapnya.
Moeldoko sangat berterima kasih kepada masyarakat dan Pemda karena memberikan kesempatan untuk membangun komunikasi dengan TNI dan melakukan hal yang bermanfaat bersama rakyat. "Salah satu yang konkrit, yang nyata bersama masyarakat, membangun ketahanan pangan," jelasnya.
Menurutnya, yang disebut ketahanan nasional adalah sebuah agregat dalam ketahanan ideologi, politik, dan sosial termasuk di dalamnya ketahanan pangan. "Kalau tak punya ketahanan nasional di bidang pangan, bisa repot," kata Moeldoko.
Ia menambahkan, prajurit TNI akan selalu siap memberikan dukungan sepenuhnya kepada Pemda, masyarakat dan lain-lain sepanjang hal tersebut berhubungan dengan kegiatan sosial. "Dalam setiap jiwa prajurit profesional, menanggung sebuah tanggung jawab nasional," imbuhnya.
Jangan Coba!
Komentar :
Jadi teringat ada si songong punya wacana untuk menjadikan TNI jadi Satpol PP utk membenturkannya dg masyarakat.

Quote:
Jadi jgn coba-coba adu domba masyarakat / rakyat Indonesia dg TNI! Tidak akan berhasil ...

0
896
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan