- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bagi 'mereka' Expo Milano hanya membuat mereka malu


TS
stall.coffee
Bagi 'mereka' Expo Milano hanya membuat mereka malu
Selamat Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2015 - Semoga Indonesia tercinta ini bangkit menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Untuk generasi penerus bangsa, stop complaining and start doing something better !!

Sedih ketika tahu bahwa,
Mereka hanya bisa melihat dan malu dengan bangsa serta pemimpin negaranya, mereka tidak tahu nilai historis dan perjuangannya bagaimana hal tsb itu bisa diraih. Mereka hanya ingin mengelu-elukan bangsa ini ketika bisa menorehkan prestasi dan berjaya dari tangan orang lain.
Berikut isi Kutipan Lengkap Tulisan "See More" dari Wulan Putri-Ross
Bismillah
1 Mei 2015 adalah hari pembukaan World Expo yang dengan penuh suka cita saya hadiri. Saya terbang sekeluarga dari Paris dimana saat ini kamibermukim menuju Milan dgn harapan akan menikmati berbagai pertunjukan kelas dunia dari puluhan negara-negara yg berpartisipasi di World.Expo tsb.
Sesampainya kami di Expo, saya dan teman saya Artha pun cepat2 mencari peta Expo untuk mencari lokasi paviliun Indonesia. Sebagai warga Indonesia yg bertahun-tahun telah bermukim di Eropa, kami tentunya sangat antusias ingin melihat paviliun negara kami. Setelah dilihat, ternyata lokasi Paviliun Indonesia sangatlah jauh, alias paling ujung dari pintu masuk. Namun kami tetap semangat!!
Kami pun pelan2 menyusuri jalan utama Expo yang membelah paviliun2 54 negara didunia. Saya pun terkagum-kagum atas berbagai macam bentuk arsitektur dan presentasi tentang negara2 tsb. Oh ya, tema World Expo kali ini adalah 'Feeding the planet, Energy for life' . Paviliun Belanda dengan ciamik mengemas areanya dengan tema 'fairground', dengan booth berbagai makanan khas belanda sambil nongkrong diluar. Ramenya luar biasa, orang2 mengantri lama sekali hanya utk merasakan french fries ala belanda. Yak, benar, hanya utk merasakan kentang goreng Belanda!
Paviliun Perancis juga tak kalah menarik, sebelum masuk kita harus melewati taman hasil agricultural negara tsb. Arsitekturnya pun menarik, terinspirasi dari bentuk pegunungan Alps yang terbalik, didalamnya ada food market dan instalasi2 yg menerangkan tentang berbagai aspek makanan/agriculture negara mereka.
Dan masih banyak contoh2 negara lain yg sangat menarik dan bisa dilihat fotonya disini.
Setelah melihat berbagai keindahan disekeliling saya, kami pun semakin tak sabar ingin segera mencapai lokasi paviliun Indonesia. Akhirnya, tibalah juga kami disana.
Dan saya pun merasa terhempas!! Serasa jatuh dari jurang!!
Hari pembukaan World EXPO, jam 1 siang dan paviliun tampak lengang dan masih TUTUP!!!
Dari kisi2 bangunan semi open terlihat didalam ada kesibukan org2 memasang display (entah apa). Sementara itu disekelilingnya, semua paviliun telah ramai dikunjungi pengunjung, telah menyajikan tari2an, pertunjukan kultur, dll dsb. Seperti langit dan bumi bedanya! Dari sisi arsitektur bangunan pun.... saya sampai speechless!
Gedung pertemuan di Jakarta saja jauhhhhh banyak yg lebih menarik drpd bangunan yg ada didepan mata saya!
Paviliun Indonesia terkesan 'miskin' dibandingkan paviliun2 lainnya.... Tanpa saya sadari, air matapun meleleh. SESAK, SEDIH, KECEWA! Bangunan dihadapan saya, yang seharusnya bisa mewakili 250 juta penduduk Indonesia dimata dunia, terasa bagaikan sebuah lelucon buruk tak berkelas!Silahkan bandingkan sendiri dan lihat foto2nya. [URL="https://www.S E N S O Rt=a.10153088182214130.1073741891.729749129&type=3"]TKP[/URL]
Kamipun membalikkan badan dan makan siang di paviliun Italia sambil menunggu waktu 'buka' utk paviliun Indonesia.
Jam menunjukkan sekitar pukul 4 sore. Kami tiba di paviliun lagi dan melihat sebelum pintu masuk ada warung kecil menjual makanan indonesia. Menunya, hanya nasi goreng/mie goreng + telor balado + 2 krupuk kecil + 1 minuman dibandrol dengan harga 15 euro per porsi.
Yak, 15 euro utk makanan yang rasanya pun menurut saya jauuuuhhhh dibawah standar enak! Sama sekali tidak mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia!
Lucunya, makanan disajikan dengan piring plastik, ketika saya hendak masuk utk duduk makan didalam.malah dicegat. Katanya didalam hanya utk undangan. Ketika saya tanya, lah trus pengunjung makan dimana? Petugas mengatakan makanan diwarung sebenarnya hanya untuk dibawa pulang. Dengan muka kesal dan suara naik 5 oktaf saya bilang lantas kalau memang utk makanan take away, kenapa penyajiannya pakai piring plastik? Kenapa bukan pakai box? Petugas pun menyalahkan pihak warung, sambil berkata dengan nada bercanda ya mbak biasalah namanya juga Indonesia, kalau ga kacau kan ga bikin kangen. Dengan ketus saya berkata, tidak, yg begini tidak bikin saya kangen!!!!
Saya pun akhirnya berdiri disamping luar paviliun alias dijalanan, sambil berdiri memakan makanan Indonesia yg saya beli. Tentunya sambil ngomel2 dengan suara keras! Mungkin karena ga enak atau entah kenapa, pihak warung mengambilkan kursi buat kami duduk diluar.
Selesai makan, saya bertanya ke 'pagar ayu' yg berdiri diluar, menunggu siapa mereka? Katanya nunggu pak Mentri datang. Sekilas saya intip dalamnya paviliun indonesia, haduuhhhhh... kembali.saya speechless! (Liat sendiri difoto deh) Saya tanya lagi, kok ga ada display seperti negara2 lain, dia bilang iya nanti ini cuma ada restaurant saja didalam....tapi saya kurang tau juga sih programnya apa, soalnya saya hanya jaga hari ini saja. DUAAARRRRRRR!!!! Kembali saya speechless...
Kesan saya tentang paviliun Indonesia di hari pertama dibukanya World Expo?
TOTAL CHAOS!!!
Jujur saja, buat saya lebih baik ga usah buka paviliun yg membawa nama negara kalau ga bisa mengharumkan namanya. Saya jujur sebagai WNI yg tinggal di LN jadi maluuuuuu!!!
Expo ini akan berlangsung sampai bulan Oktober nanti. Masih ada waktu 6 bulan utk melakukan perbaikan. Kalau dari arsitektur bangunan rasanya sulit utk dirubah supaya bersaing dengan tetangga2 sebelah. Tapi paling tidak harapan saya program2 didalam paviliun Indonesia bisa diperbaiki. Banyak jalan menuju ke Roma, asal memang niat plus berdedikasi dan profesional!
Semoga saja!!!
Apakah Mereka Tahu Ini ? Apakah Mereka tahu Upaya dan Perjuangan yang orang lain lakukan ?
Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan World Expo Milano 2015 diklaim telah mengangkat citra Indonesia di mata dunia internasional. Namun siapa sangka di balik kesuksesan paviliun Indonesia sekarang, ada peran dan kegigihan Almarhum Didi Petet yang berjuang hingga ajal menjemput.
Isu mulai dari korupsi, ditipu mafia Italia, pemerintah yang cuek sampai kekurangan modal menerpa pendirian paviliun Indonesia di pameran bertaraf internasional itu. Hal ini yang dikabarkan menimpa Didi Petet selaku penyelenggara atau event organizer paviliun Indonesia lewat Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN).
Dari penjelasan KPBN yang dikirimkan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Ditjen PEN Kemendag) yang diterima Liputan6.com, membeberkan secara gamblang kronologi keterlibatan Didi Petet dalam paviliun Indonesia di World Expo Milano 2015.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Kemenparekraf) memutuskan untuk tidak ikut dalam World Expo Milano 2015, sekitar Desember 2013. Padahal pada tahun sebelumnya, Menteri Perdagangan saat itu, Mari Elka Pangestu menyatakan Indonesia akan ikut serta dalam Expo Milano 2015.
Pada awal Mei 2014, Didi Petet yang mengetahui ketidakhadiran Indonesia dalam Expo Milano 2015, memberanikan diri untuk menyelenggarakan Indonesia Paviliun di ajang tersebut. Pada 20 Maret 2014, KPBN membuat surat kepada Mari Elka Pangestu selaku Menparekraf untuk menjadi penyelenggara paviliun Indonesia di Expo Milano.
Lalu 20 Mei 2014, Didi Petet membuat surat pernyataan KPBN bertanggung jawab sepenuhnya terhadap dana dan menyatakan bahwa KPBN telah mempersiapkan keperluan dana dan seluruh pekerjaan atas biaya KPBN serta mitra.
Pada tanggal 6 Mei 2014, Mari Elka Pangestu mengeluarkan surat kepada CEO Expo Milano yang isi suratnya merekomendasi KPBN untuk membangun Paviliun Indonesia.
Dalam perjalanannya, KPBN mulai membuat desain dan merencanakan pembangunan serta menandatangani kontrak di Milan bahwa Indonesia menjadi partisipan. Karena untuk penyelenggaraan paviliun Indonesia memerlukan dana yang besar, maka setelah pergantian pemerintahan, KPBN melalui Kemendag untuk memberikan dukungan. Hal yang sama dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Karena perlu bagi peserta yang mewakili Negara harus mempunyai Commisioner General, maka Kemendag membuat surat kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk memberikan informasi bahwa KPBN akan menjadi penyelenggara Paviliun Indonesia serta dicantumkan bahwa masalah keuangan dan administrasi sepenuhnya menjadi tanggungjawab swasta dalam hal ini KPBN.
Kurang dana
Atas dasar surat tersebut, maka KPBN diangkat statusnya menjadi official participant. Selanjutnya KPBN mencoba mencari dana dari sponsor-sponsor karena pembiayaan pembangunan dan operasional pameran selama 6 bulan, diperkirakan sebesar Rp 80 miliar. Sampai saat menjelang pembukaan, baru mendapat sponsor sebesar Rp 33,55 miliar.
Karena kesulitan dana, KPBN harus menerima kenyataan dengan masih adanya kekurangan dana meski pembukaan Paviliun harus dimulai pada 1 Mei 2015.
Dari catatan, harus melunasi pembayaran kontraktor-kontraktor Italia yang mengerjakan Paviliun, termasuk banyaknya pekerjaan tambahan yang memerlukan dana cukup besar, termasuk adanya kendala barang-barang pameran yang tertahan di custom atau Bea Cukai setempat.
Setelah pembukaan Paviliun Indonesia, panitia melakukan penyempurnaan dan telah mengeluarkan barang-barang dari custom atau Bea Cukai. Saat ini, kondisi paviliun Indonesia membaik dan telah dikunjungi rata-rata 8.000 sampai 10.000 pengunjung setiap hari.
Untuk selanjutnya, KPBN berusaha mendapatkan tambahan dana dari sponsor guna membiayai kekurangan untuk operasional sampai selesainya Expo Milan di akhir Oktober 2015.
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2235...xpo-milano?p=1
Apa yang sudah kamu lakukan untuk bangsa ini ? Sehingga Engkau menganggap rendah dan malu terhadap kaum mu, bangsa mu, serta pemimpin mu. .
"Jangan tanyakan apa yang bangsa ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada bangsa ini. - John F kennedy":

#RIP Didi Petet
Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT....

Sedih ketika tahu bahwa,
Mereka hanya bisa melihat dan malu dengan bangsa serta pemimpin negaranya, mereka tidak tahu nilai historis dan perjuangannya bagaimana hal tsb itu bisa diraih. Mereka hanya ingin mengelu-elukan bangsa ini ketika bisa menorehkan prestasi dan berjaya dari tangan orang lain.
Spoiler for Berawal Dari Ini :

Berikut isi Kutipan Lengkap Tulisan "See More" dari Wulan Putri-Ross
Spoiler for 'Terhempas' di Paviliun Indonesia - Milan World Expo 2015 "See More":
Bismillah
1 Mei 2015 adalah hari pembukaan World Expo yang dengan penuh suka cita saya hadiri. Saya terbang sekeluarga dari Paris dimana saat ini kamibermukim menuju Milan dgn harapan akan menikmati berbagai pertunjukan kelas dunia dari puluhan negara-negara yg berpartisipasi di World.Expo tsb.
Sesampainya kami di Expo, saya dan teman saya Artha pun cepat2 mencari peta Expo untuk mencari lokasi paviliun Indonesia. Sebagai warga Indonesia yg bertahun-tahun telah bermukim di Eropa, kami tentunya sangat antusias ingin melihat paviliun negara kami. Setelah dilihat, ternyata lokasi Paviliun Indonesia sangatlah jauh, alias paling ujung dari pintu masuk. Namun kami tetap semangat!!
Kami pun pelan2 menyusuri jalan utama Expo yang membelah paviliun2 54 negara didunia. Saya pun terkagum-kagum atas berbagai macam bentuk arsitektur dan presentasi tentang negara2 tsb. Oh ya, tema World Expo kali ini adalah 'Feeding the planet, Energy for life' . Paviliun Belanda dengan ciamik mengemas areanya dengan tema 'fairground', dengan booth berbagai makanan khas belanda sambil nongkrong diluar. Ramenya luar biasa, orang2 mengantri lama sekali hanya utk merasakan french fries ala belanda. Yak, benar, hanya utk merasakan kentang goreng Belanda!
Paviliun Perancis juga tak kalah menarik, sebelum masuk kita harus melewati taman hasil agricultural negara tsb. Arsitekturnya pun menarik, terinspirasi dari bentuk pegunungan Alps yang terbalik, didalamnya ada food market dan instalasi2 yg menerangkan tentang berbagai aspek makanan/agriculture negara mereka.
Dan masih banyak contoh2 negara lain yg sangat menarik dan bisa dilihat fotonya disini.
Setelah melihat berbagai keindahan disekeliling saya, kami pun semakin tak sabar ingin segera mencapai lokasi paviliun Indonesia. Akhirnya, tibalah juga kami disana.
Dan saya pun merasa terhempas!! Serasa jatuh dari jurang!!
Hari pembukaan World EXPO, jam 1 siang dan paviliun tampak lengang dan masih TUTUP!!!
Dari kisi2 bangunan semi open terlihat didalam ada kesibukan org2 memasang display (entah apa). Sementara itu disekelilingnya, semua paviliun telah ramai dikunjungi pengunjung, telah menyajikan tari2an, pertunjukan kultur, dll dsb. Seperti langit dan bumi bedanya! Dari sisi arsitektur bangunan pun.... saya sampai speechless!
Gedung pertemuan di Jakarta saja jauhhhhh banyak yg lebih menarik drpd bangunan yg ada didepan mata saya!
Paviliun Indonesia terkesan 'miskin' dibandingkan paviliun2 lainnya.... Tanpa saya sadari, air matapun meleleh. SESAK, SEDIH, KECEWA! Bangunan dihadapan saya, yang seharusnya bisa mewakili 250 juta penduduk Indonesia dimata dunia, terasa bagaikan sebuah lelucon buruk tak berkelas!Silahkan bandingkan sendiri dan lihat foto2nya. [URL="https://www.S E N S O Rt=a.10153088182214130.1073741891.729749129&type=3"]TKP[/URL]
Kamipun membalikkan badan dan makan siang di paviliun Italia sambil menunggu waktu 'buka' utk paviliun Indonesia.
Jam menunjukkan sekitar pukul 4 sore. Kami tiba di paviliun lagi dan melihat sebelum pintu masuk ada warung kecil menjual makanan indonesia. Menunya, hanya nasi goreng/mie goreng + telor balado + 2 krupuk kecil + 1 minuman dibandrol dengan harga 15 euro per porsi.
Yak, 15 euro utk makanan yang rasanya pun menurut saya jauuuuhhhh dibawah standar enak! Sama sekali tidak mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia!
Lucunya, makanan disajikan dengan piring plastik, ketika saya hendak masuk utk duduk makan didalam.malah dicegat. Katanya didalam hanya utk undangan. Ketika saya tanya, lah trus pengunjung makan dimana? Petugas mengatakan makanan diwarung sebenarnya hanya untuk dibawa pulang. Dengan muka kesal dan suara naik 5 oktaf saya bilang lantas kalau memang utk makanan take away, kenapa penyajiannya pakai piring plastik? Kenapa bukan pakai box? Petugas pun menyalahkan pihak warung, sambil berkata dengan nada bercanda ya mbak biasalah namanya juga Indonesia, kalau ga kacau kan ga bikin kangen. Dengan ketus saya berkata, tidak, yg begini tidak bikin saya kangen!!!!
Saya pun akhirnya berdiri disamping luar paviliun alias dijalanan, sambil berdiri memakan makanan Indonesia yg saya beli. Tentunya sambil ngomel2 dengan suara keras! Mungkin karena ga enak atau entah kenapa, pihak warung mengambilkan kursi buat kami duduk diluar.
Selesai makan, saya bertanya ke 'pagar ayu' yg berdiri diluar, menunggu siapa mereka? Katanya nunggu pak Mentri datang. Sekilas saya intip dalamnya paviliun indonesia, haduuhhhhh... kembali.saya speechless! (Liat sendiri difoto deh) Saya tanya lagi, kok ga ada display seperti negara2 lain, dia bilang iya nanti ini cuma ada restaurant saja didalam....tapi saya kurang tau juga sih programnya apa, soalnya saya hanya jaga hari ini saja. DUAAARRRRRRR!!!! Kembali saya speechless...
Kesan saya tentang paviliun Indonesia di hari pertama dibukanya World Expo?
TOTAL CHAOS!!!
Jujur saja, buat saya lebih baik ga usah buka paviliun yg membawa nama negara kalau ga bisa mengharumkan namanya. Saya jujur sebagai WNI yg tinggal di LN jadi maluuuuuu!!!
Expo ini akan berlangsung sampai bulan Oktober nanti. Masih ada waktu 6 bulan utk melakukan perbaikan. Kalau dari arsitektur bangunan rasanya sulit utk dirubah supaya bersaing dengan tetangga2 sebelah. Tapi paling tidak harapan saya program2 didalam paviliun Indonesia bisa diperbaiki. Banyak jalan menuju ke Roma, asal memang niat plus berdedikasi dan profesional!
Semoga saja!!!
Spoiler for Foto Indoneisa Yang Diambil, Untuk Negara Lain Silahkan Langsung Menuju TKP:
Apakah Mereka Tahu Ini ? Apakah Mereka tahu Upaya dan Perjuangan yang orang lain lakukan ?
Spoiler for Kronologi Lengkap Keterlibatan Didi Petet di Expo Milano
:
Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan World Expo Milano 2015 diklaim telah mengangkat citra Indonesia di mata dunia internasional. Namun siapa sangka di balik kesuksesan paviliun Indonesia sekarang, ada peran dan kegigihan Almarhum Didi Petet yang berjuang hingga ajal menjemput.
Isu mulai dari korupsi, ditipu mafia Italia, pemerintah yang cuek sampai kekurangan modal menerpa pendirian paviliun Indonesia di pameran bertaraf internasional itu. Hal ini yang dikabarkan menimpa Didi Petet selaku penyelenggara atau event organizer paviliun Indonesia lewat Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN).
Dari penjelasan KPBN yang dikirimkan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Ditjen PEN Kemendag) yang diterima Liputan6.com, membeberkan secara gamblang kronologi keterlibatan Didi Petet dalam paviliun Indonesia di World Expo Milano 2015.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Kemenparekraf) memutuskan untuk tidak ikut dalam World Expo Milano 2015, sekitar Desember 2013. Padahal pada tahun sebelumnya, Menteri Perdagangan saat itu, Mari Elka Pangestu menyatakan Indonesia akan ikut serta dalam Expo Milano 2015.
Pada awal Mei 2014, Didi Petet yang mengetahui ketidakhadiran Indonesia dalam Expo Milano 2015, memberanikan diri untuk menyelenggarakan Indonesia Paviliun di ajang tersebut. Pada 20 Maret 2014, KPBN membuat surat kepada Mari Elka Pangestu selaku Menparekraf untuk menjadi penyelenggara paviliun Indonesia di Expo Milano.
Lalu 20 Mei 2014, Didi Petet membuat surat pernyataan KPBN bertanggung jawab sepenuhnya terhadap dana dan menyatakan bahwa KPBN telah mempersiapkan keperluan dana dan seluruh pekerjaan atas biaya KPBN serta mitra.
Pada tanggal 6 Mei 2014, Mari Elka Pangestu mengeluarkan surat kepada CEO Expo Milano yang isi suratnya merekomendasi KPBN untuk membangun Paviliun Indonesia.
Dalam perjalanannya, KPBN mulai membuat desain dan merencanakan pembangunan serta menandatangani kontrak di Milan bahwa Indonesia menjadi partisipan. Karena untuk penyelenggaraan paviliun Indonesia memerlukan dana yang besar, maka setelah pergantian pemerintahan, KPBN melalui Kemendag untuk memberikan dukungan. Hal yang sama dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Karena perlu bagi peserta yang mewakili Negara harus mempunyai Commisioner General, maka Kemendag membuat surat kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk memberikan informasi bahwa KPBN akan menjadi penyelenggara Paviliun Indonesia serta dicantumkan bahwa masalah keuangan dan administrasi sepenuhnya menjadi tanggungjawab swasta dalam hal ini KPBN.
Kurang dana
Atas dasar surat tersebut, maka KPBN diangkat statusnya menjadi official participant. Selanjutnya KPBN mencoba mencari dana dari sponsor-sponsor karena pembiayaan pembangunan dan operasional pameran selama 6 bulan, diperkirakan sebesar Rp 80 miliar. Sampai saat menjelang pembukaan, baru mendapat sponsor sebesar Rp 33,55 miliar.
Karena kesulitan dana, KPBN harus menerima kenyataan dengan masih adanya kekurangan dana meski pembukaan Paviliun harus dimulai pada 1 Mei 2015.
Dari catatan, harus melunasi pembayaran kontraktor-kontraktor Italia yang mengerjakan Paviliun, termasuk banyaknya pekerjaan tambahan yang memerlukan dana cukup besar, termasuk adanya kendala barang-barang pameran yang tertahan di custom atau Bea Cukai setempat.
Setelah pembukaan Paviliun Indonesia, panitia melakukan penyempurnaan dan telah mengeluarkan barang-barang dari custom atau Bea Cukai. Saat ini, kondisi paviliun Indonesia membaik dan telah dikunjungi rata-rata 8.000 sampai 10.000 pengunjung setiap hari.
Untuk selanjutnya, KPBN berusaha mendapatkan tambahan dana dari sponsor guna membiayai kekurangan untuk operasional sampai selesainya Expo Milan di akhir Oktober 2015.
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2235...xpo-milano?p=1
Spoiler for Triawan Munaf Jelaskan Peran Didi Petet dalam World Expo Milan 2015:
Jakarta - Almarhum Didi Petet Widiatmoko meninggal dunia pada Jumat (15/5) lalu setelah mengikuti ajang World Expo Milan 2015 di Italia. Sebagai Ketua Koperasi Pelestarian Budaya Nasional (KPBN) Didi Petet sekaligus pula berperan sebagai Ketua panitia penyelenggara dari pavilion Indonesia.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Triawan Munaf kemudian memaparkan bagaimana peran Didi Petet dalam ajang terbesar ketiga setelah Piala Dunia dan Olimpiade tersebut. Menurut Triawan, sosok Didi Petet pantang menyerah demi ikutnya Indonesia di ajang itu.
"Pertama-tama, perlu saya jelaskan bahwa penyenggaraan Paviliun Indonesia di Milan ini sepenuhnya oleh swasta yaitu atas inisiatif almarhum Didi Petet sendiri dengan mengatasnamakan Koperasinya. Kira-kira mendekati akhir tahun 2014, saya dihubungi oleh Almarhum yang meminta saran-saran untuk dapat menghimpun sponsor-sponsor yang dibutuhkannya mengingat Expo di Milan ini akan dimulai beberapa bulan lagi tapi belum ada satu pun sponsor yang menyatakan bersedia berpartisipasi," tutur Triawan dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (17/5/2015).
Dia kemudian membandingkan dengan penyelenggaraan pameran sebelumnya di Shanghai, Tiongkok pada tahun 2010 pemerintah merogoh kocek APBN hingga Rp 250 - 300 miliar. Mahalnya biaya tersebut membuat pemerintah saat itu memutuskan untuk tak ikut ajang ini di tahun 2015, atau saat ini.
"Almarhum mengajukan diri (kepada Menteri Marie Pangestu waktu itu) untuk mengambil alih penyelenggaraan dan pendanaannya secara swasta," kata Triawan.
Melanjutkan penjelasannya, Triawan menyatakan bahwa banyak pekerjaan arsitektur dan konstruksi yang sudah kejar-kejaran dengan kondisi pendanaan yang hampir tidak ada. Di saat-saat kritis itu, seorang pengusaha swasta meminjamkan dana <i>bridging</i> sebesar Rp 4 - 5 miliar, namun dana ini hanya mencukupi bagi pembiayaan awal saja. Sedangkan Expo Milan 2015 ini akan berjalan selama 6 bulan dari 1 Mei 2015 sampai 31 Oktober 2015, yang tentunya akan memerlukan banyak biaya untuk menjalankannya.
"Setelah itu saya tidak lagi mengikuti perkembangannya, tapi saya sempat diberitahu oleh almarhum sewaktu masih di Milan sebelum pulang ke Jakarta dalam kondisi sakit, bahwa dana yang terkumpul dari para sponsor dan sudah terpakai itu baru sebesar Rp 34 miliar dari sekitar minimal Rp 57 miliar yang dibutuhkan.
Hitung-hitungan almarhum pada awalnya diperkirakan dibutuhkan Rp 80 miliar," ungkap Triawan.
"Nah, dalam kondisi pendanaan yang cekak itu lah Expo Milan dibuka pada tanggal 1 Mei 2015 dengan segala keterbatasannya. Sejak awal saya selalu bilang kepada almarhum bahwa Expo Milan ini pekerjaan yang telalu besar dan rumit untuk dikerjakan seorang Didi Petet tanpa pendanaan yang jelas ataupun dari pemerintah. Saya selalu bilang 'Kang Dipet nekad'. Tapi karena merasa sudah merasa tidak bisa mundur lagi, Almarhum tetap saja melaksanakannya," lanjut ayah dari Sherina Munaf itu.
Tetapi Didi Petet tak lantas menyerah, kata Triawan. Dalam upayanya mencari sponsor, dia mendapat jawaban dari Kementerian Perdagangan RI dalam bentuk teknis dan Kemenko Kemaritiman yang akan mengirimkan ekspedisi kapalnya dalam rangka The World Ocean Day bulan September nanti di Milan.
Pernyataan Triawan ini sekaligus mengklarifikasi tulisan akun Derek Manangka di laman Facebook. Triawan menegaskan bahwa Didi Petet sama sekali tak memanfaatkan APBN dalam perannya di World Expo Milan.
"Jadi tidak benar bahwa ada uang negara maupun komitmen APBN yang digunakan oleh kepanitiaan almarhum Didi Petet, yang disebut dikorupsi dari dana sebesar 'Rp 80 miliar dan hanya separuhnya cair' itu. Sebelum almarhum wafat saya sempat meminta agar almarhum mengeluarkan statement untuk mengklarifikasi berita yang simpang-siur ini. Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kita semua kehilangan seorang sahabat dan aktor besar ini dua hari yang lalu. Tentu saja almarhum merasa tertekan dengan kondisi ini. Apalagi almarhum membaca dan mendengar berita-berita di media sosial yang di antaranya menuduh adanya korupsi dan lain-lain," tutur Triawan.
Sumber : http://news.detik.com/read/2015/05/1...xpo-milan-2015
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Triawan Munaf kemudian memaparkan bagaimana peran Didi Petet dalam ajang terbesar ketiga setelah Piala Dunia dan Olimpiade tersebut. Menurut Triawan, sosok Didi Petet pantang menyerah demi ikutnya Indonesia di ajang itu.
"Pertama-tama, perlu saya jelaskan bahwa penyenggaraan Paviliun Indonesia di Milan ini sepenuhnya oleh swasta yaitu atas inisiatif almarhum Didi Petet sendiri dengan mengatasnamakan Koperasinya. Kira-kira mendekati akhir tahun 2014, saya dihubungi oleh Almarhum yang meminta saran-saran untuk dapat menghimpun sponsor-sponsor yang dibutuhkannya mengingat Expo di Milan ini akan dimulai beberapa bulan lagi tapi belum ada satu pun sponsor yang menyatakan bersedia berpartisipasi," tutur Triawan dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (17/5/2015).
Dia kemudian membandingkan dengan penyelenggaraan pameran sebelumnya di Shanghai, Tiongkok pada tahun 2010 pemerintah merogoh kocek APBN hingga Rp 250 - 300 miliar. Mahalnya biaya tersebut membuat pemerintah saat itu memutuskan untuk tak ikut ajang ini di tahun 2015, atau saat ini.
"Almarhum mengajukan diri (kepada Menteri Marie Pangestu waktu itu) untuk mengambil alih penyelenggaraan dan pendanaannya secara swasta," kata Triawan.
Melanjutkan penjelasannya, Triawan menyatakan bahwa banyak pekerjaan arsitektur dan konstruksi yang sudah kejar-kejaran dengan kondisi pendanaan yang hampir tidak ada. Di saat-saat kritis itu, seorang pengusaha swasta meminjamkan dana <i>bridging</i> sebesar Rp 4 - 5 miliar, namun dana ini hanya mencukupi bagi pembiayaan awal saja. Sedangkan Expo Milan 2015 ini akan berjalan selama 6 bulan dari 1 Mei 2015 sampai 31 Oktober 2015, yang tentunya akan memerlukan banyak biaya untuk menjalankannya.
"Setelah itu saya tidak lagi mengikuti perkembangannya, tapi saya sempat diberitahu oleh almarhum sewaktu masih di Milan sebelum pulang ke Jakarta dalam kondisi sakit, bahwa dana yang terkumpul dari para sponsor dan sudah terpakai itu baru sebesar Rp 34 miliar dari sekitar minimal Rp 57 miliar yang dibutuhkan.
Hitung-hitungan almarhum pada awalnya diperkirakan dibutuhkan Rp 80 miliar," ungkap Triawan.
"Nah, dalam kondisi pendanaan yang cekak itu lah Expo Milan dibuka pada tanggal 1 Mei 2015 dengan segala keterbatasannya. Sejak awal saya selalu bilang kepada almarhum bahwa Expo Milan ini pekerjaan yang telalu besar dan rumit untuk dikerjakan seorang Didi Petet tanpa pendanaan yang jelas ataupun dari pemerintah. Saya selalu bilang 'Kang Dipet nekad'. Tapi karena merasa sudah merasa tidak bisa mundur lagi, Almarhum tetap saja melaksanakannya," lanjut ayah dari Sherina Munaf itu.
Tetapi Didi Petet tak lantas menyerah, kata Triawan. Dalam upayanya mencari sponsor, dia mendapat jawaban dari Kementerian Perdagangan RI dalam bentuk teknis dan Kemenko Kemaritiman yang akan mengirimkan ekspedisi kapalnya dalam rangka The World Ocean Day bulan September nanti di Milan.
Pernyataan Triawan ini sekaligus mengklarifikasi tulisan akun Derek Manangka di laman Facebook. Triawan menegaskan bahwa Didi Petet sama sekali tak memanfaatkan APBN dalam perannya di World Expo Milan.
"Jadi tidak benar bahwa ada uang negara maupun komitmen APBN yang digunakan oleh kepanitiaan almarhum Didi Petet, yang disebut dikorupsi dari dana sebesar 'Rp 80 miliar dan hanya separuhnya cair' itu. Sebelum almarhum wafat saya sempat meminta agar almarhum mengeluarkan statement untuk mengklarifikasi berita yang simpang-siur ini. Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kita semua kehilangan seorang sahabat dan aktor besar ini dua hari yang lalu. Tentu saja almarhum merasa tertekan dengan kondisi ini. Apalagi almarhum membaca dan mendengar berita-berita di media sosial yang di antaranya menuduh adanya korupsi dan lain-lain," tutur Triawan.
Sumber : http://news.detik.com/read/2015/05/1...xpo-milan-2015
Spoiler for Thread Informasi Pendukung:
Quote:
Original Posted By aks_1590af►Cekidot gan....
lumayan lengkap untuk menggambarkan kondisi terkini paviliun indonesia, ada juga info ttg konsep paviliun indonesianya
https://instagram.com/indonesiaworldexpo/
lumayan lengkap untuk menggambarkan kondisi terkini paviliun indonesia, ada juga info ttg konsep paviliun indonesianya
https://instagram.com/indonesiaworldexpo/
Apa yang sudah kamu lakukan untuk bangsa ini ? Sehingga Engkau menganggap rendah dan malu terhadap kaum mu, bangsa mu, serta pemimpin mu. .

Quote:


#RIP Didi Petet
Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT....

Spoiler for Komentar pilihan dari kaskuser:
Quote:
Original Posted By baskomtea►kalau konsep gambar paviliunnya menurut ane lebih ke sisi negara maritim, mirip perahu dengan layar2 terkembang begitu.
apapun hasilnya salut untuk Kang Dipet atas kerja keras dan semangatnya!!!
btw ikut nyumbang quote founding father Soekarno :
"Beri akoe 10 pemoeda, maka akan koegoentjangkan doenia"

apapun hasilnya salut untuk Kang Dipet atas kerja keras dan semangatnya!!!
btw ikut nyumbang quote founding father Soekarno :
"Beri akoe 10 pemoeda, maka akan koegoentjangkan doenia"

Quote:
Original Posted By andrymip►37 miliar dibuat ala kadarnya, sisanya bagi bagi donk.. yang begini kementrian isinya PNS hasil KKN atau jatah keluarga hahahahah
Quote:
Original Posted By gonzaph►Sebenernya menurut ane ada beberapa pemahaman yang harus diluruskan buat kita semua...
Pertama, memang benar kalau kebanyakan orang akan lihat hasil akhir dibanding proses tetapi alangkah baiknya, kita yang mengerti prosesnya yang ternyata tidak mudah itu, bisa lebih menghargai dan membantu mengangkat citra Indonesia di luar
Kedua, memang sosial media tersebut adalah milik pribadi dan kita bebas menulis apa saja, tetapi, alangkah baiknya kita bisa menjaga apa yang keluar dari mulut kita, keluar dari pikiran kita, apa yg keluar dari hati kita, karena itu akan berpengaruh ke sekitar kita. Simpelnya, give the positive attitude, ingin mengkritik, kritiklah yang membangun dan 'berkelas'
Terakhir, INDONESIA adalah tempat dimana kita lahir, hidup, tinggal, bayangkan seperti keluarga (ayah,ibu,kakak,adik) kita, saat Indonesia diterjang masalah, memiliki kekurangan seperti si Milano Expo ini, kita sebagai 'anggota keluarga' Indonesia bukankah seharusnya saling menjaga nama baik? Bayangin adek, kakak atau ayah agan yg kena masalah, agan bakal caci maki di facebook dan kata-katain dia? Enggak mungkin lah. Karena 'rasa memiliki' itu gan penting


Hanya berkomentar imho. Pej one kalau berkenan gan
Ayo sama-sama berikan yg terbaik buat Indonesia kita gan

Pertama, memang benar kalau kebanyakan orang akan lihat hasil akhir dibanding proses tetapi alangkah baiknya, kita yang mengerti prosesnya yang ternyata tidak mudah itu, bisa lebih menghargai dan membantu mengangkat citra Indonesia di luar

Kedua, memang sosial media tersebut adalah milik pribadi dan kita bebas menulis apa saja, tetapi, alangkah baiknya kita bisa menjaga apa yang keluar dari mulut kita, keluar dari pikiran kita, apa yg keluar dari hati kita, karena itu akan berpengaruh ke sekitar kita. Simpelnya, give the positive attitude, ingin mengkritik, kritiklah yang membangun dan 'berkelas'

Terakhir, INDONESIA adalah tempat dimana kita lahir, hidup, tinggal, bayangkan seperti keluarga (ayah,ibu,kakak,adik) kita, saat Indonesia diterjang masalah, memiliki kekurangan seperti si Milano Expo ini, kita sebagai 'anggota keluarga' Indonesia bukankah seharusnya saling menjaga nama baik? Bayangin adek, kakak atau ayah agan yg kena masalah, agan bakal caci maki di facebook dan kata-katain dia? Enggak mungkin lah. Karena 'rasa memiliki' itu gan penting



Hanya berkomentar imho. Pej one kalau berkenan gan

Ayo sama-sama berikan yg terbaik buat Indonesia kita gan


Quote:
Original Posted By bisnisdarisini►
apapun masalahnya satu yg perlu kita garis bawahi adalah, bagaimana kang Didi Petet berusaha untuk memperkenalkan Indonesia di mata Internasional. Setidaknya bisa memperbaiki dan meluruskan berbagai pandangan negatif ttg Indonesia. Toh sekarang sudah jauh lebih baik kan? Salut buat Kang Didi Petet, sak pol kemampuan memperjuangkan walaupun sulit dana, ditipu, dll.
Selamat jalan kang
Selamat jalan kang

Diubah oleh stall.coffee 20-05-2015 22:45
0
39.2K
Kutip
230
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan