Untuk yang pertama kali mendaki gunung, treknya cukup bersahabat.



Kami mencoba jelajahi satu gunung yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kecamatan Cisurupan, yang merupakan gunung api strato--gunung berapi yang tinggi dan mengerucut terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras--serta mempunyai ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut, Gunung Papandayan.

Gunung Papandayan memberikan pesona keindahan alam yang sungguh luar biasa. Namun di balik segala keindahannya, Gunung Papandayan juga menyimpan banyak bahaya. Jalur pendakian yang ditemui terbilang cukup sulit, tetapi buat kamu yang baru pertama kali mendaki gunung, rasanya masih cukup bersahabat treknya.



Perjalanan awal dimulai dari Cisurupan, dimana kamu mempunyai 3 pilihan untuk dapat naik ke pos pertama yaitu Camp David. Pertama menggunakan jasa ojek, kedua menyewa mobil pick up, atau ketiga jika kamu cukup tangguh dan kuat bisa berjalan kaki. Kami menggunakan option kedua yaitu menyewa mobil dengan beberapa rombongan lain agar biaya sewa manjadi lebih murah.

Udara dini hari yang begitu dingin membuat tubuh dibuat mengigil oleh hempasan angin saat duduk di belakang bak mobil. Tak hanya itu kondisi jalan yang cukup parah serta menanjak membuat badan terpental kekiri maupun kekanan. Tapi dibalik semua itu, kamu akan dibuat takjub oleh pemandangan yang sungguh luar biasa yaitu Gunung Cikuray dari kejauhan yang memperlihatkan kebesaran dan kekokohannya.



Tiba di pos awal diharuskan melakukan registrasi, setelah itu dimulailah pendakian. Trek pertama yang ditemui merupakan jalan bebatuan dengan kawah aktif yang mengeluarkan asap berbau belerang. Kemudian menemui aliran sungai kecil dilanjutkan dengan sebuah jalan datar cukup besar yang bersampingan dengan tebing dan jurang. Bagi para pendaki trek mendatar adalah sebuah bonus.

Sebelum tiba di Pondok Salada akan ada pos pengecekan dimana kamu harus melapor terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Tak jauh dari pos tersebut menelusuri jalan yang sedikit menanjak, tibalah di Pondok Saladah yang merupakan tempat camp para pendaki. Kamu akan bertemu pendaki dari seluruh wilayah Nusantara bahkan sampai ada yang dari wisatawan mancanegara.



Percayalah udara di Pondok Saladah walaupun siang hari tetap memberikan hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang, bahkan pada malam harinya jika kamu tidak mempersiapkan kostum tidur yang sesuai, siap-siaplah untuk diterpa udara dinginnya gunung Papandayan. Menyalakan api unggun di malam hari sungguh disarankan agar sedikit menghangatkan suhu tubuh yang kedinginan. Dari sini kamu juga akan diperlihatkan pesona alam yang jarang bisa ditemui saat kamu berada di kota, yaitu hamparan bintang dilangit yang menyala begitu indah, dan boleh percaya atau tidak Kami menyaksikan banyak bintang yang jatuh hingga ritul make a wish pun dilakukan.

Trek kemudian sedikit mulai menanjak dan terjal, jadi kamu harus siap menguatkan otot tangan dan kaki. Sesampainya di atas sungguh indah pemandangannya, hamparan bunga abadi atau disebut Edelweiss siap menyambut kamu. Tak hanya itu saja jika cuaca sedang bersahabat dari kejauhan akan nampak gunung Cikuray yang begitu megah terlihat, pemandangan yang sangat luar biasa!



Kami bersyukur bisa menikmati salah satu sudut keindahan alam Indonesia dari gunung Papandayan. Ada sebuah notes yang Kami temui disini yaitu, “jangan ambil apapun kecuali gambar, jangan bunuh apapun kecuali waktu, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak” dan selalu ingatlah tujuan dari mendaki gunung adalah bukan untuk sampai ke puncak namun sampai pulang ke rumah dengan selamat!



Sumber Artikel Waktu Pulang