Pak Arab perbudak TKW ,ditolak pembebasan bersyaratnya


HARIANACEH.co.id, COLORADO — Seorang warga Arab Saudi yang menjadikan warga negara Indonesia (WNI) sebagai budak seks, ditolak pengajuan bebas bersyaratnya. Penolakan dilakukan karena pria itu menolak menghadiri pertemuan pelaku kejahatan seks.

Homaidan al-Turki dipenjara selama 28 tahun, sejak 2008, setelah seorang WNI yang menjadi asisten rumah tangga melaporkan kejahatan yang dialaminya. WNI itu tinggal bersama Al-Turki dan keluarganya di Amerika Serikat (AS), saat pria berusia 45 tahun itu kuliah.

Hukuman dari Al-Turki pada 2011 dikurangi menjadi delapan tahun, tetapi aplikasi bebas bersyaratnya berulangkali ditolak. Menurutnya, dia tidak bisa hadir dalam pertemuan pelaku kejahatan seksual karena berkeyakinan tidak bisa melihat foto perempuan berbusana minim.

Kepada petugas penjara di Colorado, Al-Turki pada 2013 mengatakan bahwa program pertemuan pelaku kejahatan seksual sangat bertentang ajaran agamanya. Program tersebut memang mengharuskan dirinya melihat foto perempuan dalam baju renang ataupun berpakaian minim sebagai proses evaluasi.

Namun hal tersebut dibantah oleh pihak pengawa penjara Colorado.“Program kami tidak menyertakan foto perempuan berpakaian minim. Tetapi kami lebih mengutamakan diskusi terbuka, yang selalu dia (Al-Turki) tolak,” ujar Juru Bucara Departemen Penyuluhan Penjara Colorado, seperti dikutip IBTimes, Jumat (15/5/2015).

Kasus Al-Turki yang kompleks dimulai pada 2004, ketika dirinya dan sang istri bersama WNI, ditahan oleh pihak imigrasi AS karena masalah visa. Kemudian terungkap bahwa WNI yang bersama keluarga Al-Turki mengalami eksploitasi selama empat tahun, termasuk dijadikan budak seks yang berlangsung di atap rumah Al-Turki.

Setelah persidangan selama 2,5 minggu, terungkap pula bahwa Al-Turki diselidiki oleh FBI atas potensi keterkaitan dengan jaringan teroris. Hukuman 28 tahun akhirnya diberikan kepadanya, namun pada 2011 hukumannya dikurangi menjadi delapan tahun, setelah hakim melihat hukuman itu terlalu berlebihan.

Kasus yang dialami Al-Turki menjadi perhatian berlebihan di Arab Saudi. Kalangan selebriti, politisi pun menuntut kebebasan dari pria itu. Mereka menilai penahanan Al-Turki tak bisa dilepaskan dari sentimen pasca serangan teroris 11 September 2001 di AS.