Rimanews - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), menyatakan akan turun berunjuk rasa menyikapi pemerintahan Jokowi-JK bertepatan pada momentum Hari Kebangkitan Nasional dan 17 Tahun reformasi yang jatuh pada 20 Mei mendatang.

Namun, Sekjen KAMMI, Riyan Fajri, memastikan akan melakukan aksi dan misi sendiri, tidak bergabung dengan gerakan mahasiswa 20 Mei tuntutan 'Turunkan Jokowi'. Pasalnya, kata Riyan, KAMMI tidak ingin ditunggangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu.

"Kita akan bersikap untuk turun ke jalan dengan memberikan ultimatum kepada Presiden Jokowi. Tapi pastinya kami juga tidak ingin ditunggangi pada gerakan 20 Mei itu," kata Riyan di Jakarta, Jumat (15/5/2015).

Lebih lanjut, Riyan menyebutkan pihaknya akan mengangkat isu lima tuntutan rakyat yang ditujukan kepada pemerintahan Jokowi-JK. Pertama, jalankan Nawacita sesuai konstitusi dan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Berikutnya, kata Riyan, turunkan harga BBM dan sembako dengan kembalikan hak subsidi rakyat dan stabilkan nilai tukar rupiah. Ketiga, lanjutnya, menegakkan hukum yang bebas kepentingan politik.

"Kami juga minta agar batalkan bagi-bagi kursi jabatan dan lindungi hak pribumi dari kepentingan asing dan aseng," terang dia.

Lebih lanjut, Riyan mengaku pihaknya saat ini sedang membahas rapat internal persiapan aksi tersebut. Namun dirinya memastikan tidak akan bergabung dengan gerakan 20 Mei turunkan Jokowi.

"KAMMI belum dipastikan waktunya apakah akan dilakukan tepat 20 Mei atau tidak. Karena masih konsolidasi untuk kepastian waktu dan space aksinya," tukasnya.

SUMBER

Habis Demo Jangan Lupa Tagih Bayarannya Ya buat cek in sama pacarnya