Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

asp-boiAvatar border
TS
asp-boi
Kerjasama Dengan Korsel Batal Sepihak, Indonesia Rugi Ratusan Miliar
Kerjasama Dengan Korsel Batal Sepihak, Indonesia Rugi Ratusan Miliar


Batalnya kerjasama Proyek pembuatan Jet KFX dengan Korsel, rugi ratusam miliar. (ist)

Jakarta, HanTer-Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin sesalkan kerjasama dibidang alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan Korea Selatan (Korsel) dibatalkan sepihak.

Lewat Kementrian Pertahanan, RI menjalin kerjasama pembuatan 50 pesawat tempur, melanjutkan program pembangunan bersama proyek pesawat Jet tempur modern KFX/IFX, dalam Defense Acquisition Program Administration (DAPA).

Kemampuan pesawat jet tempur teknologi generasi 4,5 ini diklaim lebih baik dibanding F-16 dan Sukhoi yang sudah dimiliki Indonesia.

"Itu yang kita sesalkan. Kita sudah kerjasama dan kirim tim kesana, tapi saat ganti PM (perdana menteri) dihentikan," ujar Hasanuddin kepada Harian Terbit, saat ditemui di gedung parlemen, Rabu (13/5/2015).

Purnawirawan Jenderal itu menyayangkan sikap Pemerintah Korsel karena Indonesia sudah mengucurkan anggaran lebih dari Rp 600 miliar untuk kebutuhan riset.

Tak hanya itu, pasca dihentikan sepihak kerjasama tersebut, pekerja profesional PT Dirgantara Indonesia (DI) akhirnya banyak yang menganggur.

"Kita sudah mengeluarkan duit sekitar Rp 600 miliar lebih. Sekarang dihentikan dan PT DI ngangur, padahal pekerjanya itu banyak para perwira (TNI AU)," ungkapnya.

Hasanuddin yang merupakan politikus senior PDI Perjuangan mengatakan, kerjasama pembuatan pesawat tempur jenis KFX/IFX itu perlu ditinjau kembali.

Karena menurutnya tidak signifikan dan kelihatan meragukan, terlebih pihak Indonesia dalam hal ini yang paling dirugikan. Kendati demikian pihak Korsel hingga kini tidak memiliki etikad baik terhadap Indonesia.

"Boro-boro ngasih ganti rugi. Kita malah memperbaiki kapal selam (di Korsel) karena torpedonya tidak bisa ditembakkan. kita rugi ratusan miliar dan tidak ada ganti rugi," kesal Hasanuddin.

Diketahui sebelumnya pesawat yang digadang-gadang setara dengan pesawat F-22 atau Raptor dari Amerika Serikat itu, telah memasuki dalam tahap pertama proyek.

Yaitu technology development, dan telah selesai dilakukan pada Desember 2012. Tahap berikutnya, engineering and manufacturing development, kini dimulai.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro diera Pemerintahan SBY, menargetkan proyek ini rampung pada 2023. Direncanakan dari enam prototype, satu prototype akan dibuat di Indonesia.

Sedangkan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin kala itu menyatakan, proyek pembuatan pesawat tempur ini menelan anggaran sebesar USD 8,5 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.

Indonesia dan Korsel menyepakati, jika development cost share 20 persen dari Indonesia. Sedangkan 80 persen dari Korsel yaitu sekitar Rp 16 triliun.

Menurut Purnomo, Korea Selatan dipilih sebagai mitra kerja sama karena memiliki pengalaman yang baik dengan Indonesia. Sebab, tak semua negara bersedia melakukan transfer teknologi tersebut.

Indonesia bersama Korsel juga membangun empat landing platform dock. Dua di antaranya dibuat di Indonesia, meski diharapkan Korsel memiliki keinginan tulus mentransfer teknologi di industri pertahanan.

(Angga)

http://nasional.harianterbit.com/nas...Ratusan-Miliar

haduh... padahal udah ditunggu-tunggu gini kok malah dibatalin ama mereka emoticon-Cape d... (S)

betewe...

Quote:


Diubah oleh asp-boi 14-05-2015 15:48
0
7.9K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan