Cerita Gubernur Kalbar: Sudah 7 Tahun Impor Listrik dari Malaysia
TS
rama.biz
Cerita Gubernur Kalbar: Sudah 7 Tahun Impor Listrik dari Malaysia
Quote:
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelis mengungkapkan keluhannya soal lambannya pembangunan pembangkit listrik kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Andrinof Chaniago. Bahkan kapasitas listrik yang tersedia hanya mampu mencukupi sekitar setengah kebutuhan warga setempat.
Maka dari itu, pemerintah provinsi mengambil inisiatif untuk membeli listrik dari negara tetangga, Malaysia.
"Jauh banget lah dari kebutuhan. Hampir 50% kekurangannya dari impor. Memang listrik kita belum memenuhi kepentingan rakyat. Jadi jalur perbatasan itu karena di Serawak itu kelebihan listrik . Jadi dibeli untuk wilayah perbatasan," ungkapnya di kantor Bappenas, Senin malam (12/5/2015)
Ia menuturkan, ada sekitar lima kabupaten yang listriknya selama ini dipasok dari Malaysia. Dari sisi harga pun, menurutnya masih terjangkau dari keekonomian masyarakat. Cornelis pun mengaku belum ada keluhan soal harga.
"Secara rinci saya nggak ingat ya, tapi yang jelas masih terjangkau untuk masyarakat kita. Saya nggak tahu perbandingan harganya," jelas Cornelis.
Aktivitas impor listrik, kata Cornelis sudah berlangsung sejak 7 tahun terakhir. Diharapkan dengan program yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan pembangkit listrik segera terealisasi di Kalbar.
"Sudah 7 tahun lah. Dari jaman Presiden SBY. Kita harapkan dengan Presiden baru pembangunan dalam lima tahun bisa direalisasikan. Karena dua tahun terakhir sudah ada beberapa yang jalan," tukasnya. sumur listrik
ya gpp, mungkin impor lebih murah malaysia mau nggak dibayar pakai batu akik ?
Spoiler for Malaysia Ingin Bangun Pembangkit Nuklir di Kaltim:
Deputi Infrastruktur Kementerian Koordinator Kemaritiman Ridwan Jamaludin mengungkapkan Malaysia tertarik bangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Kalimantan Timur.
Hal itu pun menguntungkan posisi Malaysia jika pembangkit tenaga listrik nuklir berada di Indonesia.
"Bagi Malaysia menguntungkan," ujar Ridwan di kantor Kemenko Maritim, Selasa (12/5/2015).
Ridwan memaparkan lebih baik pemerintah yang membangun pembangkit listrik energi nuklir. Selanjutnya produksi listrik dibagi ke Malaysia, dengan begitu resiko dibagi dua dengan negara tetangga.
"Kenapa kita nggak bangun saja, resiko bagi dua sama dia (Malaysia)," ungkap Ridwan.
Ridwan memaparkan jika Malaysia lebih dulu membangun pembangkit listrik tenaga nuklir, akan merugikan negara Indonesia. Pasalnya jika terjadi kerusakan, dampak yang paling terkena ada di Indonesia. "Kalau ada radiasi masuk ke wilayah kita dulu," papar Ridwan.
Sebelumnya diketahui Dewan Energi Nasional memaparkan bahwa beberapa negara ASEAN akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Beberapa negara tersebut adalah Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
“Negara-negara ASEAN sudah mulai membangun PLTN," ujar kata Herman Agustiawan, anggota Dewan Energi Nasional. sumur malaysia