Seorang gadis belia yang terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten, Selasa (12/5) mengaku telah menjajakan bisnis esek-esek melalui media sosial Facebook.

MU (16) perempuan asal Blora yang hijrah ke Klaten mengaku telah empat bulan menjajakan diri tanpa bantuan "mami".

Sosok gadis berambut sebahu dan berperawakan kerempeng itu, tidak terlihat canggung meskipun baru sekali tertangkap operasi Satpol PP Klaten.

Langkah kaki kecilnya, ringan saja menaiki mobil bak terbuka milik petugas. Ia tergulung razia di sebuah hotel di Jl Merbabu no 18, Kecamatan Klaten Tengah, bersama seorang pria paruh baya.

Sesampainya di Markas Satpol PP, tangan kecilnya tak berhenti mengulik telepon genggamnya.

Ketika ditanya awak media, gadis yang menyandang tato di dadanya ini mengakui menjaring pelanggannya melalui Facebook selama empat bulan.

Seorang gadis belia yang terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten, Selasa (12/5) mengaku telah menjajakan bisnis esek-esek melalui media sosial Facebook.

MU (16) perempuan asal Blora yang hijrah ke Klaten mengaku telah empat bulan menjajakan diri tanpa bantuan "mami".

Sosok gadis berambut sebahu dan berperawakan kerempeng itu, tidak terlihat canggung meskipun baru sekali tertangkap operasi Satpol PP Klaten.

Langkah kaki kecilnya, ringan saja menaiki mobil bak terbuka milik petugas. Ia tergulung razia di sebuah hotel di Jl Merbabu no 18, Kecamatan Klaten Tengah, bersama seorang pria paruh baya.

Sesampainya di Markas Satpol PP, tangan kecilnya tak berhenti mengulik telepon genggamnya.

Ketika ditanya awak media, gadis yang menyandang tato di dadanya ini mengakui menjaring pelanggannya melalui Facebook selama empat bulan.





SUMBER