Berbicara Kota Surabaya banyak sekali peninggalan sejarah, baik di era Kerajaan Majapahit atau sesudahnya. Sejumlah nama-nama jalan di Kota Pahlawan itu ternyata erat kaitannya dengan peradaban kota Metropolitan kedua setelah Jakarta.

Baik yang terkuak secara sejarah, ada pula nama-nama jalan yang didasarkan pada cerita-cerita mitos yang berkembang di masyakarat. Salah satunya adalah Jalan Keramat Gantung.

Jalan yang kini jalan protokol menghubungkan Gedung DPRD di Jalan Indrapura dan Gedung Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, ini ternyata memiliki cerita tersendiri. Nama Jalan Keramat Gantung sendiri ini tak asing bagi para penggemar Fotografi.

Pasalnya, di tempat tersebut terdapat dua toko penyedia kamera terlengkap di Surabaya. Konon, Nama Keramat Gantung ini berasal dari kisah perkelahian antara Adipati Jayeng Rono dengan Sawunggaling.

Dua tokoh ini selalu disebut-sebut dalam setiap legenda Kota Surabaya. Dalam kisah itu disebutkan Sawunggaling memiliki ilmu Sura atau Ikan Sura yang juga dikenal dengan Ikan Hiu.

Kemudian Adipati Jayeng Rono memiliki kesaktian berupa Ilmu Baya atau Buaya. Hingga akhirnya, dua orang ini berkelahi yang kemudian nama kesaktian keduanya menjadi cikal bakal Surabaya.

Karena dua orang ini sama-sama sakti, sama-sama mati dengan cara tergantung di kawasan tersebut. Hingga akhirnya tempat perkelahiannya itu dinamakan Keramat Gantung.

Disebutkan dalam "riwayat Surabaya" versi lain yakni tempat tersebut merupakan saksi bisu perlawanan terhadap kompeni oleh Adipati Aryo Jayeng Kusuma. Seorang Patih dengan berani melawan penjajah hingga akhirnya digantung di dekat alun-alun yang saat ini bernama alun-alun contong. Jalan menuju tempat tersebut diberinama Keramat Gantung.

Percaya yang mana gan