- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
7 Karakter yang Kita Kangenin Dari Pemuda-Pemudi Indonesia
TS
tokomapan
7 Karakter yang Kita Kangenin Dari Pemuda-Pemudi Indonesia
Quote:
Bila diperhatikan secara saksama dan sistematis, banyak bagian yang hilang di dalam jiwa pemuda-pemudi Indonesia saat ini. Salah satunya adalah sifat nasionalisme. Lihat aja kalo hari Senin pas upacara malasnya kayak apa, apalagi kalo upacara buat 17-an yang jatuh pada hari Minggu.
Berbeda banget dengan pemuda-pemudi Indonesia zaman dulu. Memang nggak bisa dimungkiri, pasti selalu ada yang berubah pada setiap diri individu dari zaman ke zaman, terlebih sekarang yang apa-apa tuh serba modern.
Mulai dari gaya hidup; fashion, gadget, lingkungan pergaulan, dan banyak hal lainnya berubah. Dari perubahan itu sedikit banyaknya terjadi ‘pembunuhan karakter’.
Mungkin kamu nggak paham dengan istilah yang ane sebut barusan, dan terbaca terlalu serius. Tetapi, semuanya akan terjelaskan karena kita pasti kangen dengan pemuda-pemudi Indonesia yang karakternya seperti di bawah ini…
Quote:
Murah Senyum
Murah senyum adalah identitas asli orang Asia, khususnya Indonesia. Senyum itu menular, coba aja kamu senyum ke temen yang lagi ada masalah, niscaya seberat apa pun masalahnya, dia pun akan ikut tersenyum. Dan, senyum itu menyehatkan pikiran dan memberikan pikiran sugesti positif.
Nah, ini nih mulai jarang kita temuin dan kudu dilestarikan. Semakin ke sini kan kita hidup sebagai individu –yang dalam berbagai macam hal– yang ‘masing-masing’ aja. Dulu, setiap kali berpapasan dengan orang lain, meskipun nggak dikenal, ya pasti saling bertukar senyum. Sekarang mah apaan? Berpapasan sama temen di jalan aja mata sama tangan fokus sama gadget. Meh.
Kalau perilaku murah senyum ini punah, berarti sama aja identitas bangsa kita hilang. Kalau identitas bangsa hilang, berarti dunia mengenal kita sebagai apa, Kisanak?
Quote:
Kompak
Zaman peperangan dahulu, kalo bangsa kita nggak kompak ya mana bisa ngusir penjajah? Nyerang musuh sendiri, ngobatin luka sendiri, tidur di hutan sendiri. Itu prajurit apa jomlo pas malam Minggu? Kasian amat.
Karena kekompakan itulah para pahlawan kita berhasil membuat kita terbebas dari penjajah. Tapi mirisnya, sekarang tuh kebanyakan orang kompak cuma sama geng atau kelompoknya doang.
Itu pun kebanyakan kompak dalam hal negatif. Ngelabrak adek kelas, nge-bully orang, nyari-nyari kesalahan orang lain, dan yang paling parah adalah kompak ngelakuin tindakan kekerasan fisik kayak mukulin orang lain.
Sebagai pemuda kekinian yang terus memperhatikan arus modernisasi anak muda, ane merasa kecewa!
Quote:
Tolong Menolong dan Gotong Royong
ane menarik napas sejenak ketika menulis poin ini. Dulu saat masih kecil, setiap Minggu pagi, ane bangun dan membuka pintu rumah. Pemandangan pertama yang terlihat oleh mata kepala ane adalah orang-orang yang saling tolong menolong dan gotong royong ngebersihin jalan atau gorong-gorong. Para pemuda dan bapak saling bahu membahu betulin fasilitas umum yang rusak. Para pemudi dan ibu kompak bikin teh anget atau kopi dan masak gorengan/lontong. Mereka semua bekerja demi kenyamanan bersama.
Kalau di jalan ada yang kenapa-kenapa di jalan pun pasti segera ditolongin, bukan cuma diliatin –dan difoto, lalu di-upload ke Path dengan caption prihatin dan seolah paling peduli, WTF! – kayak pemuda-pemudi sekarang.
Simak video ini dan renungkanlah.
atau ini
Quote:
Gentle
ane kangen banget sama sifat gentle pemuda-pemudi Indonesia. Dahulu kala, setiap kali ada masalah, sekecil apa pun, pasti diselesaikan langsung dengan dibicarakan baik-baik. Nggak kayak sekarang, cuma beraninya di dunia maya.
Ada masalah remeh –bahkan nggak penting, langsung gerakin jempol buat ngetik kalimat sindiran pedas, atau ngehubungin dan ngajak temen-temen satu circle-nya buat nyerang. Eh pas ketemu orangnya diem aja atau ngajak ngobrol seolah nggak terjadi apa-apa, bahkan ngajak selfie. Sungguh, fenomena ini sering banget terjadi dan pecundang sekali. Mentalnya lebih rendah dari ayam yang udah berubah jadi nugget.
Quote:
Berpikir Sebelum Bicara dan Bertindak
Tingkat kedewasaan seseorang terlihat dari caranya berpikir dan bertindak. Dan sekarang makin sedikit pemuda-pemudi yang berpikir sebelum bicara dan bertindak. Ini tuh ironis banget.
Misalnya, ada temen yang mukanya nekuk (baca: lagi punya masalah), eh malah dicengin, atau diisengin. Bukan ngehibur dan bantu nyari solusi, atau minimal dengerin keluh kesahnya. Ini temen? Atau orang ngajak ribut?
Atau contoh lainnya, seperti kasus pembunuhan sadis Ade Sara yang sempet menggegerkan Indonesia karena pelakunya adalah mantan pacar beserta pacarnya si mantan. Sungguh, ini miris sekali hanya karena dendam dan cemburu. Otaknya nggak dipake.
Quote:
Mencoba Sebelum Minta Tolong
Kebanyakan pemuda-pemudi sekarang tuh kebanyakan ngelakuin sesuatu aja minta tolong duluan, padahal belum dicoba sendiri. Manja.
Contoh kasus paaaaaaling remeh yang sering dilakukan ABG kekinian adalah ketika pas ada yang ngumumin acara tertentu (yang udah jelas lokasi dan waktunya), dan dia nge-RT pamflet atau keterangan acara itu. Kemudian DIA NANYA ACARA ITU DI MANA DAN KAPAN…
Quote:
Nurut Sama Orang Tua
Berkacalah pada poin ini, Kisanak. Apa yang sudah kamu berikan untuk orang tua kamu? Apakah udah bikin dia bahagia dengan sejungkit prestasi yang telah kamu raih? Atau justru membuat mereka berlinangan air mata karena kamu yang sering ngelawan?
Zaman dulu tuh ya, saat orang tua melotot, sang anak pasti langsung nunduk dan ngurungin niat atau keinginannya. Beda dengan sekarang, yang bahkan orang tua udah ngelarang –mulai dari bahasa halus, omelan, sampai air mata– tetep aja keukeuh jalan.
Giliran hal buruk terjadi, balik lagi ke orang tua –dan mereka kena imbasnya, pake acara nangis-nangis buaya. Besoknya diulangin lagi. Terus begitu sampai Chelsea Islan mau jadi pacar ane. Huvt.
Apakah cuma ane yang kangen akan karakter pemuda seperti di atas?
Gimana? Pasti setelah membaca poin-poin di atas kamu akhirnya menyadari ada bagian yang hilang dalam diri kamu, kan? Ya semoga artikel ini dapat membuat bagian yang hilang itu kembali lagi dengan kesadaran diri kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia. Sekian.
SUMBER
Kalau ternyata banyak yang di antara kamu masih memiliki karakter seperti itu, sungguhlah Indonesia bersyukur masih punya harapan. Masih ada waktu untuk berbenah diri. Sebagai pemuda yang kece, yuk kita berbenah diri demi Indonesia yang lebih baik.
0
2.8K
Kutip
31
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan