JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengalokasikan dana sebesar Rp 4 triliun yang akan digunakan untuk membiayai pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016.

Menurut Kepala BPS Suryamin, hingga akhir 2015, BPS telah menganggarkan dana senilai Rp 379 miliar yang ditujukan untuk menyiapkan pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016.

"Paling besar kegiatannya nanti pada tahun 2016 yang memakan anggaran hingga Rp 3,4 triliun," jelas Kepala BPS Suryamin pada acara "Launching Logo Sensus Ekonomi 2016" di Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Suryamin menjelaskan kegiatan survei yang dilakukan dengan mendatangi perusahaan-perusahaan yang ada di kota hingga daerah terpencil di Indonesia menjadi alasan BPS untuk mengeluarkan nilai anggaran tersebut.

Namun, pada 2017 dan 2018, ia memprediksikan biaya yang keluar akan semakin berkurang.
Sebab, pada tahun-tahun itu program pencacahan lapangan pada sektor ekonomi tersebut telah memasuki tahap pengolahan dan analisis data, sehingga sudah tidak memakan dana besar.

"Sensus ini dilakukan bertahap hingga 2018, walaupun setiap tahun juga ada survei pada sektor-sektor tertentu, tapi sensus setiap 10 tahun sekali diharapkan dapat juga membantu pemerintah dalam proses perencanaan kebijakan," katanya.

Sensus Ekonomi 2016 akan diselenggarakan BPS guna mendapatkan data terbaru terkait sektor usaha yang ada di Indonesia.

Jenis usaha yang akan didata dalam program ini terdiri dari manufaktur, perumahan, pertambangan, penggalian, perdagangan dalam dan luar negeri, serta sektor jasa.

Selain itu, penghitungan ini juga direncanakan untuk mengestimasi jumlah pedagang kaki lima dan klontong.

Dalam kegiatan pencacahan lapangan ini, Suryamin mengatakan sektor pertanian tidak akan diikutkan, karena BPS telah melakukan sensus pada bidang tersebut pada tahun 2013, sehingga data yang dimiliki BPS dinilai masih relevan hingga saat ini.

Sumur : http://www.infonitas.com/megapolitan...6#.VU88fEbMjEY

Smoga hasil dari sensus dapat membantu perekonomian indonesia lebih baik lagi , amin