Ketika mendengar cerita Hachiko, yaitu se-ekor anjing setia yg menunggu tuannya diluar stasiun kereta api Shibuya selama 10 tahun, hati kita tersentuh dan iba terhadap Hachiko, sebuah dedikasi dan kesetiaan yg teramat indah yg masih eksis didunia ini. Akan tetapi bagaimana kalau si Hachiko adalah seorang laki-laki dan tuannya adalah seorang wanita, apakah kita juga akan tersentuh dan iba?

Kita tidak perlu terlalu jauh berimajinasi atas pertanyaan tsb sebab hal ini benar2 ada, dan sampai saat ini masih masih sedang terjadi. Seorang pria Taiwan telah menanti diluar stasiun kereta api Tainan, dia menanti untuk menjemput wanita kencan pertamanya dimana wanita idamannya tidak pernah muncul selama 20 tahun yang lalu.

Semua bermula dari ketika seorang pria rapi yg bernama Ah Jie 27 thn jatuh cinta dengan seorang perempuan dari Tainan dan Ah Jie telah siap mengajaknya keluar untuk kencan. Kedua insan ini telah merencanakan untuk bertemu di stasiun kereta Tainan pd waktu yg telah disepakati, akan tetapi sang perempuan tidak muncul-muncul.

Tidak jelas apakah apakah saat itu adalah kencan pertamanya atau mereka telah saling bertemu, akan tetapi sepertinya perempuan yg di-tunggu2 tidak tertarik untuk bertemu dengan Ah Jie. Atau mungkin dia lupa sama janjinya, atau mungkin juga lupa sama tempat pertemuannya, atau sesuatu terjadi pada wanita tersebut, akan tetapi AH Jie tidak tau dan pernah mendengar kabar tentang semua yg berhubungan dengan wanita tsb.

Tapi sekali lagi, bagaimana bisa dia menunggu selama 20 tahun? Dan sampai saat ini kita masih bisa melihat Ah Jie menanti diluar stasiun Tainan, usia AH Ji saat ini sudah 47 thn. Siapa perempuan yg sedang dinanti oleh Ah Jie sehingga dia rela menantinya tanpa batas waktu.


Dalam keadaan patah hati, Ah Jie memilih jadi gelandangan dan kelaparan, dia bertahan hidup dari belas kasihan orang yg lalu lalang dan dari keluarganya yg kebingungan. Anggota keluarganya memberinya makanan dan pakaian bersih dari waktu ke waktu.

Keluarganya telah berisaha membawanya pulang ke rumah, akan tetapi dia menolaknya. Bahkan pekerja social memberikan tempat tinggal buat dia, dia juga menolaknya, dia berkata bahwa dia tidak ingin pergi dari stasiun kereta Tainan, dia telah terbiasa menunggu.

Hachiko setidaknya pulang setiap sore dan kembali lagi ke satsiun esok paginya


Bagaimana pendapat agan? Apakah Ah Jie bisa disamakan dengan kisah Hachiko ini, yaitu tentang kesetian atau otaknya ga beres?
Mungkin setelah kisah Ah Jie tersebar di media, wartawan atau yg merasa iba akan mencari keberadaan perempuan yg sedang ditunggu Ah Jie.

Sumber
Sumber
Sumber